Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Gila Melawan Budaya Tip

26 Desember 2017   14:19 Diperbarui: 27 Desember 2017   07:58 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Nature Network

Dalam buku karya Purdi E. Chandra "Cara Gila Jadi Pengusaha" di salah satu babnya ditulis tentang pengalaman si penulis ketika menginap di salah satu hotel di Jakarta. Ada yang unik di hotel tersebut yaitu pihak manajemen hotel melarang bellboy untuk menerima tip sebagaimana lazimnya hotel-hotel. Dan anjuran itu dilaksanakan seluruh staf termasuk bellboy dengan sepenuh hati. 

Hasilnya, kinerja hotel menjadi bagus. Bukan hanya tip tapi juga bakpia, intinya semua karyawan dilarang menerima pemberian dari tamu hotel, no tipping no bakpia, begitu centilan bung Purdi E. Chandra. Bagi karyawan yang diketahui menerima tip akan dikeluarkan.

Pernah suatu hari di tahun 2011, ketika masih kerja di perusahaan pelayaran logistik saat mengurus surat-surat administrasi, saya diminta menyiapkan uang jutaan rupiah disimpan dalam amplop. Uang itu diserahkan agar proses bisa lancar. Betapa kagetnya, ibu yang menerima uang tip tersebut memakai pakaian syari. Saat saya minta kwitansi, dengan cepat dia menjawab, biaya ini tidak ada tanda terimanya, "ini under table cost pak", bisik kawan saya.

Pengalaman lain, saat saya menyodorkan cek berjumlah puluhan juta ke atasan saya orang Jordan, orang Arab tsb berujar "Indra, ini untuk apa lagi?" "Mr. Ini buat urus 3 kapal kita," kata saya. "Ini tidak masuk akal, saya sudah menjelajahi banyak negara, hanya di Indonesia yang punya peraturan seperti ini, crazy country," kata boss saya.

Maka saya tidak kaget tim pemberantas pungli baru-baru ini menggeledah dan menangkap pejabat di departemen perhubungan, cerita tsb bukan cerita usang, banyak pelaut sdh merasakan kejamnya pungli di departemen tersebut.

Di laut dihajar ombak, di darat disikat pungli oleh oknum. Tahun 2015 waktu ke Bontang buat beli perlengkapan bengkel site, waktu itu harga semuanya lebih 9 juta, ke pemilik toko saya minta diskon dan dia menyetujui. Saat nota diberikan ke saya, saya cek satu-satu itemnya, sampai dibagian bawah "Ini mana diskonnya?" tanya saya. Si pemilik toko menjwab, "Diskonnya 350 ribu milik bapak." "Oh jangan ganti notanya, masukkan diskon di nota, pinta saya.

Seminggu kemudian kami ke pulau Bunyu, Bunyu itu sebelah utara Kalimantan, dekat dgn Malaysia dan 6 jam dari Filipina Selatan. Hampir sama, untuk buka site baru kami membeli banyak peralatan rumah tangga site, ketemu tauke, dia agak kaget kami belanjanya banyak, 4 jutaan lebih. Saya bilang ke taukenya, "Belanja saya banyak, minta diskon dong." "Oh iya pak, bisa pak," jawabnya. Kembali saya periksa notanya, waduh, mana diskonnya? Diskonnya nanti setelah dibayar pak, itu milik bapak, "Jangan..jangan tulis di nota itu diskon 250 ribu," Balas saya. Tauke itu hanya mangguk-mangguk.

Kuitansi dengan diskon (Foto: Koleksi Pribadi)
Kuitansi dengan diskon (Foto: Koleksi Pribadi)
Pernah saya ditegur sama teman di Balikpapan, ceritanya 2 hari jaringan internet kami error alias no signal. Kami panggil teknisinya. Saya minta ke kasir siapkan uang 150 ribu buat teknisi. Setelah selesai dikasihlah uang tersebut. Dengan halus teknisi menolak, "maaf mba kami tidak menerima uang tip," katanya. 

Teman datang ke saya, protes, "bapak ini bagaimana, larang kami terima uang tip tapi justru kasih uang tip ke orang, tuh kan ditolak, malu kita pak," saya bilang, "pekerjaanya dia tadi itu hanya memperbaiki kabel dari luar sampai di modem ini, sedangkan dari modem sampai ke komputer dan laptop itu tugasnya kita yang dia ambil alih makanya kita kasih jasa dan bayar waktunya 1.5 jam," saya coba jelaskan.

Budaya memberi tip itu benih dari korupsi dan kolusi, jika dibiasakan dan dibiarkan akan memberi peluang melakukan kejahatan lebih besar seperti korupsi. Di pemerintahan uang tip disebut pungli alias pungutan liar, saya sangat mengapresiasi adanya satgas pungli. Melihat jumlah orang dan uang yang diamankan, saya pikir effort tim satgas pungli pelru diperkuat lagi. Negara menghabiskan begitu banyak uang untuk training atau studi banding melawan pungli tapi prakteknya prilaku ini tetap tumbuh subur.

Petuah dari Warren Buffet termasuk 5 orang terkaya didunia ketika berkunjung ke Harvard University dan ditanya ttg kriteria memilih karyawan, jawabnya "Look for 3 Things in a person -- intelligence, energy and integrity. If they don't have the last one, don't even bother with the first two."

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun