Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Super Pippo, Keterbatasan Menjadi Peluang

15 Oktober 2016   14:38 Diperbarui: 15 Oktober 2016   14:46 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Selebrasi Inzaghi saat mencetak gol (foto:bola.liputan6.com)

Anda pecinta bola pasti mengenal dengan sosok kerempeng yang ambisius, namanya Filippo Inzaghi. Melihat tubuh jangkringnya tiada yang menyangka kalau inzaghi salah satu striker paling menakutkan di Eropa. Seorang legenda Johan Cruyff pernah berujar "Dia (Inzaghi) tidak memiliki bekal sepakbola, dia hanya berada di posisi yang tepat" sekilas ucapan tersebut meremehkan kualitas seorang Inzaghi, dan memang betul Inzaghi tidak punya bakat sepakbola mumpuni seperti Ronaldo, Del Piero, Totti atau Sheva. Bahkan seorang jurnalis Inggris pernah mengejeknya saat meliput latihan timnas Italia, katanya "baru kali ini saya melihat pemain yang skillnya buruk sekali". 

Kekonyolan lain bahwa Inzaghi pemain yang paling sering offside, musuh Inzaghi bukan hanya bek yang menjaganya tapi juga hakim garis dan wasit yang tidak ingin dikibuli oleh Inzaghi. Kadang dlm satu pertandingan offiside sampai 10 kali, pernah ada wasit yang jengkel dan langsung memberinya kartu kuning. Walau 10 kali offside dia mampu sekali lepas dari offside dan mencetak gol. Sir Alex Fergusson menyebut Inzaghi "Dia terlahir dalam posisi offside". Namun pada final Champion Eropa 2007, sebuah perangkap offside yang gagal membawa Inzaghi mencetak gol simpel dan membawa Milan menjadi juara.

 Apa yang diperbuat Inzaghi dilapangan memang menakjubkan, sepanjang pertandingan dia tidak pernah berhenti bergerak, sadar akan kualitasnya yang buruk dia menutupi dengan kelebihan yang lain yaitu berlari kesana kemari yang membuat bek lawan bingung dan capek menjaganya. "Golnya di final 2007 terjadi karena aku terlalu lelah mengamati pergerakannya sehingga perangkap offiside kami tidak sempurna" Jamie Carragher.

***

Kelebihan Inzaghi tidak pernah berhenti bergerak dan ketika bola sudah datang, Inzaghi sudah siap dan punya momentum lari lebih baik dari bek yang menjaganya walau lari Inzaghi tidak cepat, tapi momentum mengalahkan langkah kaki bek yang mengejarnya. Manusia harus selalu bergerak untuk melakukan perubahan guna merangkai bingkai sejarah yang indah dan gemilang. Kata cendikiawan muslim, Muhammad Iqbal "sekali berhenti, berarti mati". Jangan pernah berhenti berpikir, bergerak dan mencari solusi. Disaat kita membiasakan diri bergerak akan tercipta harapan dan ide.

Dengan tubuh kerempeng sekilas mirip dengan Jokowi, Inzaghi berani bertarung dengan bek-bek tangguh dengan postur besar menjulang. Dia tidak minder akan kekurangan fisiknya. Pada kenyataannya seringkali kita apriori dengan kekuatan yang kita miliki. Ketika Emirsyah Satar “mempiloti” Garuda Indonesia di tahun 2005, dia bertekad membawa Garuda menjadi maskapi kelas dunia. Sebuah tekad berani saat itu melihat kondisi Garuda yang compang-­camping. Mental petarung Satar membawa Garuda terbang tinggi hingga masuk salah satu maskapi terbaik didunia bertarung dengan maskapi besar dunia lainnya seperti Cathay Pasifik atau Lufthansa.

Torehan 70 gol di Eropa sebagian besar dibuat dengan cara sederhana. Inzaghi tidak punya kualitas meliuk-liuk melewati lawan seperti Messi atau melakukan tendangan bebas melingkung khas Bekham, Inzaghi cukup berdiri diposisi yang tepat. Saya masih ingat dua golnya ke gawang Oliver Kahn pada liga Champion 2002 dikandang Muenchen. Dalam hal ini positioning Inzaghi memang jempolan. Di bisnis, perusahaan Apple memposisikan produknya pada pasar atau orang2 yang mementingkan gaya, desain dan kesederhanaan produk. Selain itu Apple menyasar pria dari kalangan menengah keatas. Sukses memposisikan produknya menjadikan Apple sebagai The World's Most Valuable Brands.

Membahas Inzaghi tidak bisa melupakan soal kecerdikannya menggelabuhi bek lawan hingga wasit pun ikut dikibuli. Teknik divingnya belum ada yang menandingi maka tidak berlebihan jika Jaap Stam  geram dengan Inzaghi "sedikit saja disentuh dia akan jatuh seperti terkena peluru". Belum lagi bagaimana tubuh kerempengnya lepas dari posisi offside yang sangat tipis setipis silet. Hampir setiap ke Bali kita mampir di toko Joger, pemiliknya adalah Joseph Wuliandi. Brand Joger berhasil menarik perhatian wisatawan karena keunikannya dalam merangkai kata-kata yang "nyeleneh" dan unik. Variasi produk yang ditawarkan beragam dari kaos hingga mug. Keberhasilan Joger tidak lepas dari kecerdikannya melihat ceruk bisnis yang belum ada.

Bagi saya,  yang paling menarik dari Inzaghi adalah ekspresinya merayakan gol. Inzaghi mungkin tahu dengan keterbatasannya sebuah gol sangat bernilai. Dalam setiap pertandingan, Inzaghi selalu bermain serius layaknya partai final, diluar lapangan Inzaghi adalah pribadi yang menyenangkan. Sukses seseorang tidak lantas menjadikannya arogan dan lupa diri. Makin tinggi ilmu seseorang semakin dia merendahkan hatinya ke sesama manusia dan semakin dia mampu menaklukan kesombongan dalam dirinya.

 Salam Dari Balikpapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun