Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Metamorfosis Gafatar, dari Ormas Menjadi Agama Baru

15 Januari 2016   13:00 Diperbarui: 15 Januari 2016   15:52 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahful Muis Tumanurung (Ketua Umum Gafatar) - foto:actualita.co.id 

Indonesia sejak lama dikenal sebagai negeri yang subur, apapun biji yang disebar di negeri ini akan tumbuh dengan suburnya. Bukan hanya tumbuhan tapi segala bentuk ajaran akan tumbuh dengan subur dinegeri ini. Maka tidak mengherankan muncul ajaran-ajaran baru yang kadang bikin kita harus mengherutkan dahi dan para nabi palsu yang bergentayangan dengan mudahnya menarik banyak pengikut. Tidak peduli nabi palsu itu tidak sekolah atau pekerja kere, ada saja orang-orang yang mengikuti ajarannya.

Beberapa hari ini kita dihebohkan dengan berita menghilangnya beberapa orang karena terkait organisasi yang bernama Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). Saya mengenal Gafatar dari kawan kerja dulu disalah satu perusahaan asing, beberapa kali sempat berdialog kecil dengan konsep ketuhanan dan kenabian, saya hanya heran, ini orang mengajak dialog agama tapi kok gak pernah shalat! Beberapa saat setelah saya resign dan dia pun resign dari perusahaan tersebut, saya lihat dia mulai aktif disebuah organisasi berwarna orange dengan sinar matahari, Gafatar. Beberapa kali dia memposting kegiatan bakti sosial dan kemasyarakatan di Facebook miliknya, bahkan saya juga yang mengajarinya untuk membuat akun atas nama Gafatar di Kompasiana dan mulai memposting beberapa tulisan.

Agama Ibrahim

Organisasi Gafatar didirikan pada tanggal 21 Januari 2011, terakhir organisasi ini di pimpin oleh Mahful M Tumanurung. Di Youtube sangat mudah ditemukan video tentang kegiatan Gafatar. Dalam kurun empat tahun sebelum dikabarkan membubarkan diri di medio Agustus 2015, Gafatar telah hadir di 34 propinsi dan 200 lebih kabupaten. Melihat gencarnya propaganda Gafatar maka tidak mengherankan jika organisasi ini punya pengikut sampai ribuan orang. Lalu benarkah Gafatar dianggap sesat dan membahayakan! Konon organisasi ini adalah jelmaan dari Komunitas Millah Abraham (Komar).

Istilah millah Ibrahim (agama Ibrahim) berasal dari Bahasa Quran. Nabi Ibrahim memiliki tiga orang istri. Istri pertama, Siti Sarah menurunkan Nabi Musa dan Nabi Isa (kaum Yahudi dan Nasrani), istri kedua yaitu Siti Hajar kelak melahirkan nabi Muhammad (agama Islam yang sempurna) nah terakhir Qathura konon keturunannya menyebar hingga ke Indonesia, nah dari silsilah ini mereka berkeyakinan bahwa akan lahir nabi sebagaimana dua istri nabi Ibrahim sebelumnya.

Maka tidak mengherankan mereka menyebut Tuhan bukan Allah (Islam), Yahweh (Yahudi) atau Jesus (Kristen), tuhan bagi kelompok ini mereka sebut Tuhan Yang Maha Esa atau Tuhan Maha Kuasa sesuai ejaan bahasa Indonesia. Ucapan sapaaan mereka pun berbeda dengan umat Islam, mereka biasanya menggunakan salam damai sejahtera, bisa dilihat dipidato ketua Gafatar di Youtube. Maka pantas saja dalam pidato ketum Gafatar mereka membanggakan negeri ini sebagai tanah pilihan dan bangsa pilihan Tuhan Yang Maha Esa, wallahualam. Maka sangat jelas tujuan Gafatar bukan sekedar organisasi kemasyarakatan tapi sebagai dogma ajaran agama yang berasal dari silsilah Nabi Ibrahim yang ada di Indonesia. Saya lebih menyukai jika Gafatar secara jujur mengaku diri mereka sebagai agama baru dari pada merecoki agama yang sudah ada, dan pada akhirnya menimbulkan kemarahan.

Sepuluh Perintah Tuhan

Yang menarik bahwa sumpah atau ikrar anggota Gafatar ada kesesuain dengan 10 perintah Allah dalam perjanjian lama dan diimani oleh kaum Yahudi.

Berikut janji anggota Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).

Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ini saya berjanji : 

1.        Saya menyatakan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan siap menjadi anggota atas dasar kesadaran dan penuh tanggung jawab, serta tidak akan berkhianat kepada Gerakan Fajar Nusantara.

2.         Saya tidak akan mencuri, tidak akan berzinah, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, dan sanggup berbudi pekerti luhur serta akan berbuat baik terhadap sesama manusia.

3.        Saya siap menerima pembinaan, dan sanggup mengemban Visi Misi Gerakan Fajar Nusantara, serta akan mentaati segala aturan sesuai dengan petunjuk dan bimbingan organisasi, untuk menegakkan nilai – nilai kebenaran sejati di bumi Nusantara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima janji yang saya nyatakan ini, dan membimbing saya menjadi manusia berkat bagi seluruh alam.

Bandingkan dengan 10 perintah Allah yang diberikan ke Nabi Musa di gunung Sinai:

1. Percayalah pada Allah 
2. Jangan menyembah secara tidak pantas
3. Jangan bersumpah
4. Patuhilah Sabat (sabtu)
5. Hormatilah orang tua dan guru.
6. Jangan membunuh
7. Jangan berbuat cabul
8. Jangan mencuri
9. Jangan bersaksi dusta
10. Jangan menginginkan yang bukan milik kamu.

Ada kemiripan antara janji anggota dengan 10 perintah Allah ke Nabi Musa. Ini makin menguatkan indikasi bahwa Gafatar adalah bagian dari Komar yang coba menggabungkan tiga ajaran samawi (langit) menjadi satu ajaran baru. Pertanyaan saya, siapa dalang dibalik Gafatar, mustahil jika Gafatar hanya digerakkan oleh segelintir orang-orang dari Komar atau Al Qiyadah al Islamiyah yang dianggap sesat. Organisasi besar pasti butuh dana yang besar dan kuat.

Ahmadiyah atau Druze

Berkaca pada kasus Ahmadiyah yang sampai kini dianggap sesat karena mereka menyebut dirinya bagian dari Islam. Padahal ada beberapa agama baru yang muncul setelah Islam dimana pelopor atau pendiri agama tersebut mengaku dirinya nabi. Sebut saja agama Sikh dari India yang didirikan oleh Guru Nanak yang coba menggabungkan ajaran Islam dan Hindu. Di Iran pernah lahir agama baru bernama Bahai, pendirinya bernama Bahaullah, seorang muslim yang mengaku menerima wahyu alias kenabian lalu mendirikan agama baru. Kedua agama tersebut menyebut dirinya monotheisme (mengaku satu Tuhan) namun cara beribadah mereka berbeda dari ajaran Islam. Mungkin alternatif lain, Gafatar bisa mengikuti jejak kaum Druze (sekte dalam Islam) ada yang menganggap mereka agama baru, Asal-usul nama Druze ditelusuri ke Muhammad ad-Darazī, yang terkenal sebagai pendiri sekte ini.

Sebaiknya Gafatar berani menyebut diri mereka agama baru dari pada selamanya dikatakan sesat atau menyimpang bila melihat dari kacamata ajaran Islam. Toh di Indonesia ini telah banyak hadir agama baru, walau pemerintah hanya mengakui enam agama resmi. Indonesia adalah rumah bagi banyak agama dan kepercayaan. Dengan mengusung konsep teologi sendiri, Gafatar tidak mengutak-atik ajaran agama lain yang sudah mapan.

****

Soal menghilangnya orang yang diperkirakan berkumpul disuatu tempat, kemungkinan ini terkait dari ajakan atau doktrin mereka yang memulai hidup baru dibidang pertanian, peternakan dan perikanan, dan tanah Kalimantan yang luas bisa jadi pilihan utama. Di salah satu video di Youtube, ada satu tokoh warga Kalimantan yang bersedia menyediakan lahannya 1000 Ha untuk Gafatar, mungkinkah mereka sedang menuju ke tanah impian tersebut seperti bangsa Israel yang dijanjikan tanah perjanjian, entahlah!

 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun