Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Metamorfosis Gafatar, dari Ormas Menjadi Agama Baru

15 Januari 2016   13:00 Diperbarui: 15 Januari 2016   15:52 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.        Saya menyatakan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan siap menjadi anggota atas dasar kesadaran dan penuh tanggung jawab, serta tidak akan berkhianat kepada Gerakan Fajar Nusantara.

2.         Saya tidak akan mencuri, tidak akan berzinah, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, dan sanggup berbudi pekerti luhur serta akan berbuat baik terhadap sesama manusia.

3.        Saya siap menerima pembinaan, dan sanggup mengemban Visi Misi Gerakan Fajar Nusantara, serta akan mentaati segala aturan sesuai dengan petunjuk dan bimbingan organisasi, untuk menegakkan nilai – nilai kebenaran sejati di bumi Nusantara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima janji yang saya nyatakan ini, dan membimbing saya menjadi manusia berkat bagi seluruh alam.

Bandingkan dengan 10 perintah Allah yang diberikan ke Nabi Musa di gunung Sinai:

1. Percayalah pada Allah 
2. Jangan menyembah secara tidak pantas
3. Jangan bersumpah
4. Patuhilah Sabat (sabtu)
5. Hormatilah orang tua dan guru.
6. Jangan membunuh
7. Jangan berbuat cabul
8. Jangan mencuri
9. Jangan bersaksi dusta
10. Jangan menginginkan yang bukan milik kamu.

Ada kemiripan antara janji anggota dengan 10 perintah Allah ke Nabi Musa. Ini makin menguatkan indikasi bahwa Gafatar adalah bagian dari Komar yang coba menggabungkan tiga ajaran samawi (langit) menjadi satu ajaran baru. Pertanyaan saya, siapa dalang dibalik Gafatar, mustahil jika Gafatar hanya digerakkan oleh segelintir orang-orang dari Komar atau Al Qiyadah al Islamiyah yang dianggap sesat. Organisasi besar pasti butuh dana yang besar dan kuat.

Ahmadiyah atau Druze

Berkaca pada kasus Ahmadiyah yang sampai kini dianggap sesat karena mereka menyebut dirinya bagian dari Islam. Padahal ada beberapa agama baru yang muncul setelah Islam dimana pelopor atau pendiri agama tersebut mengaku dirinya nabi. Sebut saja agama Sikh dari India yang didirikan oleh Guru Nanak yang coba menggabungkan ajaran Islam dan Hindu. Di Iran pernah lahir agama baru bernama Bahai, pendirinya bernama Bahaullah, seorang muslim yang mengaku menerima wahyu alias kenabian lalu mendirikan agama baru. Kedua agama tersebut menyebut dirinya monotheisme (mengaku satu Tuhan) namun cara beribadah mereka berbeda dari ajaran Islam. Mungkin alternatif lain, Gafatar bisa mengikuti jejak kaum Druze (sekte dalam Islam) ada yang menganggap mereka agama baru, Asal-usul nama Druze ditelusuri ke Muhammad ad-Darazī, yang terkenal sebagai pendiri sekte ini.

Sebaiknya Gafatar berani menyebut diri mereka agama baru dari pada selamanya dikatakan sesat atau menyimpang bila melihat dari kacamata ajaran Islam. Toh di Indonesia ini telah banyak hadir agama baru, walau pemerintah hanya mengakui enam agama resmi. Indonesia adalah rumah bagi banyak agama dan kepercayaan. Dengan mengusung konsep teologi sendiri, Gafatar tidak mengutak-atik ajaran agama lain yang sudah mapan.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun