[caption id="attachment_273029" align="aligncenter" width="620" caption="Kondisi dalam negeri Mesir semakin panas (blog.kompasiana.com)"][/caption] Mesir adalah sebagai negeri hadiah sungai Nil seperti yang pernah diungkapkan Herodutus, sejarawan besar Yunani kuno. Berkat sungai Nil, daratan Mesir bisa menikmati kesuburan. Di daratan Mesir pernah lahir suatu peradaban besar yang hingga kini jejaknya masih bisa dinikmati seperti patung Kepala Singa, Sphinx dan Piramida Giza. Keduanya tidak kalah hebatnya dengan bangunan modern seperti Burj Khalifa di Dubai atau Menara Eiffel di Paris.
Namun dibalik kemegahannya ternyata Mesir menyimpan catatan sejarah yang penuh dengan intrik politik dan militer. Pergolakan hingga pertumbahan darah telah menyatu dalam perjalanan hidup sebuah bangsa besar bernama Mesir, dari jaman Firaun yang ditenggelamkan hingga zaman Morsi yang kontroversial. Yang terjadi di Mesir dulu dan sekarang tiada bukan adalah sebuah pertunjukan militer atas nama revolusi demi tahta dan kuasa.
Dari Saladin Sampai Napoleon
Semenjak tentara Alexander The Great mencaplok Mesir dari para Firaun, Mesir tidak pernah lagi diberitakan menjadi ajang pamer kekuatan militer. Mesir seolah sepi dari berita seperti Piramida yang terkubur di gurun pasir. Mesir kembali muncul dalam lembaran sejarah ketika Islam masuk dan memberikan mozaik baru bagi negeri hadiah sungai Nil. Pergolakan militer pertama dan menentukan sejarah Mesir dan dunia Arab adalah ketika Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah ditaklukan oleh panglima besar Salahuddin Al Ayubi (Saladin) pada tahun 1169 dan membentuk dinasti Ayyubi beraliran Sunni. Laskar perang Saladin terlalu tangguh bagi pasukan Al Adid (sultan terakhir Dinasti Fatimiyah). Setelah dinasti Ayyubi berkuasa, muncullah sebuah dinasti bernama Mameluk.
Dinasti Mameluk didirikan oleh para budak militer yang didatangkan dari kawasan Kaukasus dan Laut Hitam. Para budak ini dilatih militer dan menjadi pasukan hebat dalam kemiliteran Mesir. Pada tahun 1250 Masehi setelah melewati pertempuran dengan Sultan Turansyah, Mamalik (budak militer) dipimpin oleh Aybak dan Baybar berhasil mengambil kendali pemerintahan Mesir dari Dinasti Ayyubiyah, dan mengakhiri kekuasaan keturunan Salahuddin Al Ayubi.
Dinasti Mameluk berkuasa dari tahun 1250 sampai 1517 Masehi ketika pasukan militer Bani Utsmani yang hebat menaklukan mereka. Dari tahun 1517 hingga 1798 Mesir dibawah kendali militer Utsmaniyah sampai invasi Napoleon Boneparte menaklukan Utsmani. Tercatat selama periode abad 16 hingga awal abad 20 Mesir tidak pernah sepi dari unjuk militer asing dari Utsmani Turki, Prancis dan Inggris. Mesir memang begitu menggoda selain sungai Nil yang memberikan kemakmuran, Mesir juga penghubung terdekat jalur laut antara Eropa dangan Asia, sesuatu yang dikenal dengan nama Terusan Suez.
Farouk, Gamal hingga Morsi
[caption id="attachment_273030" align="aligncenter" width="468" caption="Sadat & Mubarak saat masih bersama (kaskus.co.id)"]
Mesir benar-benar lepas dari tangan asing ketika tahun 1922 sebuah pemerintahan dibentuk dimana raja memegang kekuasaan. Raja Farouk  merupakan raja Mesir terakhir di zaman Modern, dia di kudeta oleh Militer Mesir di bawah pimpinan Gamal Abd. Nasser pada tahun 1952, militer dan rakyat Mesir kecewa dengan kepimpinan raja. Dan semenjak itu Mesir berubah menjadi sebuah Republik. Presiden pertama Mesir adalah Jenderal Muhammad Naguib yang dilantik menjadi presiden pada tahun 1953. Hanya setahun memerintah Mesir, Naguib dikudeta anak buahnya sendiri kolonel Gamal Abdel Nasser, sekali lagi militer menentukan kekuasaan di negeri Piramida.
Pada masa pemerintahannya, Gamal Abdel Nasser membangkitkan Nasionalisme Arab dan Pan Arabisme, menasionalisasi terusan Suez yang mengakibatkan krisis Suez yang membuat Mesir berhadapan dengan Perancis, Inggris dan Israel yang memiliki kepentingan terhadap terusan itu. Gamal Abdel Nasser memerintah Mesir sampai tahun 1970 atau 3 tahun setelah kekalahan memalukan dalam perang Arab-Israel, sebuah serangan jantung menghentikan karirnya. Suksesornya adalah Anwar Sadat presiden Mesir paling kesohor.
Masa pemerintahan Anwar Sadat melahirkan perjanjian Camp David yang penuh pro dan kontra. Anwar Sadat memimpin Mesir selama 11 tahun 8 hari. Pada masanya semenanjung Sinai bisa kembali ke Mesir setelah dikuasai Israel. Pada tanggal 6 Oktober 1981 saat parade militer, 3 orang tentara keluar dari barisan dan melontarkan timah panas ke tubuh sang presiden. Anwar Sadat tewas bersama 11 orang lainnya. Sekali lagi militer terkait dalam kekuasaan di negeri piramida.
[caption id="attachment_273031" align="aligncenter" width="567" caption="Daftar masa pemerintahan presiden Mesir "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H