Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Imlek 2562, Masehi 2011, Hijriyah 1432

4 Februari 2011   02:58 Diperbarui: 17 Januari 2017   16:31 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="attachment_88913" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (shuttestock)"][/caption] Kemarin saudara kita dari etnis Tionghoa merayakan tahun baru Imlek 2562. Semarak angpao dan barongsai melanda negeri ini. Euforia yang berbeda ketika pada zaman orde baru yang melarang semua jenis budaya Tionghoa. Tidak salah jika etnis Tionghoa diberikan sedikit 'penghargaan" dengan hari libur saat tahun baru Imlek, bukan hanya karena etnis minoritas ini menguasai 2/3 ekonomi kita tapi juga salah satu etnis terbanyak di Indonesia.

Imlek sebelum jaman reformasi hanya dikenal oleh segelintir orang di negeri ini, padahal di hampir seluruh penjuru bumi ini perayaan Imlek di rayakan, bisa dimaklumi etnis Tionghoa juga merupakan perantau-perantau andal, mereka membangun komunitas kecil di setiap negara yang didatangi. Keunikan dari etnis ini adalah semangat dagang mereka yang kuat.

Di Indonesia seperti di belahan dunia yang lain memilih memakai sistem kalender Gregorian (Masehi) walau ada sebagian yang dibarengi dengan penanggalan Islam (hijrah) dan Tionghoa (imlek), bahkan di beberapa daerah juga dikenal sistem kalender sendiri, seperti di Jawa dan Bali.

Sejarah Penanggalan Imlek

Penangggalan Imlek pertama kali diperkenalkan pada zaman dinasti Xia oleh Huang Di (2698-2598 SM), setelah dinasti Xia bubar sistem penanggalan karya Huang Di juga diganti dengan sistem penanggalan yang lain. Karya Huang Di kembali dipergunakan setelah Nabi Konghucu ((551-479 SM) menyarankan untuk kembali menggunakan sistem kalender karya Huang Di seperti pada masa dinasti Xia.

Awalnya sistem kalender Xia digunakan karena dianggap cocok dengan kultur masyarakat pada masa itu yaitu masyarakat agraris, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pertanian. Kemudian pada masa dinasti Han, tepatnya loeh Kaisar Han Wu Di (140-86 SM), pada tahun 104 SM, sistem penanggalan Xia diresmikan sebagai penanggalan Negara dan tetap digunakan hingga saat ini.

Untuk menghormati Nabi Khonghucu, penentuan perhitungan tahun pertamanya dihitung sejak tahun kelahiran Nabi Khonghucu dan Agama Khonghucu ditetapkan sebagai agama Negara (state religion). Sejarah Imlek tidak lepas dari secara teologi Konghucu dan perhitungan awal tahun juga dimulai dengan tahun kelahiran Nabi Konghucu.

Sejarah Kalender Gregorian

Dunia internasional sekarang umumnya menggunakan sistem kalender Julian-Gregorian. Sejarahnya sangat panjang  dan membingungkan, semuanya berawal pada zaman Romawi kuno dimana masyarakat menggunakan kalender kuno yang menempatkan Bulan Maret sebagai awal bulan. Pada Tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian Di Tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan "Quintilis" dengan namanya, yaitu "Julius" (Juli).

Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan "Sextilis" dengan nama bulan "Agustus". Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga Tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian. Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan Tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan Tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai Tahun permulaan (Tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara Tahun 6 dan 4 SM.

Paus Gregorius mengubah kalender Julian dengan menetapkan bahwa tanggal setelah Kamis 4 Oktober 1582 M adalah Jumat 15 Oktober 1582 M. Jadi, tidak ada hari dan tanggal 5 sampai dengan 14 Oktober 1582. Sejak 15 Oktober 1582 M itulah berlaku kalender Gregorian. Terjadinya perubahan kalender Julian menjadi kalender Gregorian disebabkan adanya selisih antara panjang satu tahun dalam kalender Julian dengan panjang rata-rata tahun tropis (tropical year). Satu tahun kalender Julian adalah 365,2500 hari. Sisten kalender Gregorian menetapkan awal tahunnya merujuk pada kelahiran Nabi Isa As (Jesus). [caption id="attachment_88901" align="alignright" width="461" caption="Kalender Masehi-Hijriyah"]

12967893811985793688
12967893811985793688
[/caption] Sejarah dimulainya Kalender Hijriyah

Berbeda dengan Kalender Masehi, penanggalan Hijriyah menggunakan sistem peredaran Bulan sebagai acuannya. Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.

Nama-nama hari dalam kalender Hijriyah diadopsi oleh bangsa Indonesia menadi nama-nama hari yang kita kenal seperti sekarang (kecuali nama hari Minggu). Pertama kali digunakan pada tahun 638 M (17 H) oleh khalifah Umar bin Khatab dengan menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun.

Berbeda dengan kalender Imlek dan Gregorian yang berdasarkan pada kelahiran tokoh-tokoh suci, kalender hijriyah memulai perhitungan dengan berdasar pada hijrihnya Nabi Muhammad. Salah satu Asuransi Syariah di Indonesia membuat kalender Hijriyah ini, kelihatan sedikit membingungkan.

Menurut pandangan Quran

Ada beberapa yang menarik mengenai hal ini dicatat dalam kitab Suci Quran, yaitu: Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah. Kata "Syahr" ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah Bulan dalam satu Tahun. Kata "Yaum" (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan. Kata "Sab'u" (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.

Dalam Quran sendiri ada dijelaskan tentang 2 sistem perhitungan hari (kalender) Dalam Al-Quran surat Al-kahfi 25,yang mengkisahkan ashhabul kahfi yang berlindung di dalam gua,Allah menceritakan ; "Mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan." Penambahan Sembilan tahun ini adalah akibat perbedaan penanggalan Syamsiah dan Qomariah.

Penanggalan Syamsiah yang dikenal dengan Gregorian Calendar yang baru ditemukan pada abad ke-16 itu,berselisih sekitar sebelas hari dengan penanggalan Qamariah,sehingga tambahan Sembilan tahun yang disebut oleh ayat tersebut adalah hasil perkalian 300 tahun x 11 hari = 3300 hari atau sekitar Sembilan tahun lamanya.( M Quraish shihab,mu'jizat al Quran,195]. Salam Kompasiana Makassar, 03/02/2011 Referensi : www.falinforever.com http://www.dakiunta.com/content/sejarah-kalender-julian-gregorian www.eramuslim.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun