Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyaksikan Terminal Daya Sekarat

5 Juli 2014   05:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:25 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun memasuki lebaran, sepanjang jalan Perintis arah Daya adalah langganan macet. Ini karena banyaknya kendaraan memilih parkir di terminal bayangan. Kita tidak ingin anggaran milliaran yang dihabiskan menjadi mubazir. Jika dibiarkan nasib TRD menanti mati surinya, dan setelah itu menjadi museum terbesar yang teronggok dalam kota metropolitan Makassar.

Kalau pengelola sekarang tidak mampu lagi sebaiknya diganti yang lebih baik. Kongkalikong pemilik bus dengan oknum aparat harus segera diberantas. Mengembalikan fungsi TRD adalah suatu keharusan. Jangan lupakan di TRD banyak yang menggangtungkan riskinya. Lewat Terminal Regional Daya geliat ekonomi tumbuh dengan dinamis, ada supir, pedagang, penjual asongan, awak bus hingga porter yang mengandalkan TRD sebagai rumah menggantungkan ekonomi.

Menjadikan Makassar sebagai kota dunia mestinya diawali dengan membangun transportasi yang baik dengan salah satunya mengembalikan TRD ke habitatnya sebagai terminal. Bukankah kota-kota besar dunia identik dengan terminal yang rapi, nyaman, dan dicintai oleh warganya. Mari selamatkan TRD kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun