Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Jejak Gombloh di Hari Merdeka

17 Agustus 2014   18:54 Diperbarui: 7 Januari 2022   12:39 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 17 Agustus sejak kita merdeka 69 tahun, lagu-lagu heroik kembali membahana kencang, rasa nasionalisme kita kembali tumbuh, bendera merah putih berkibar dengan gagahnya, lagu-lagu heroik rajin diperdengarkan. Bicara soal lagu bertema nasionalisme selain lagu wajib Indonesia Raya dan lagu Tanah Air ku yang sering kita dengar maka lagu Kebyar kebyar dan Merah putih adalah dua lagu paling sering mampir ditelinga kita.

Tidak lengkap rasanya melewati hari kemerdekaan ini tanpa mendengar dua lagu Kebyar Kebyar dan Merah Putih, lalu siapa pencipta lagu ini?

Namanya Soedjarwoto Soemarsono atau sering dipanggil dengan sebutan Gombloh adalah pencipta syair yang lagunya mampu memacu adrenin nasionalisme kita. Lahir di Jombang pada 14 Juli 1948, Gombloh ketika masih kecil belum mampu mengingat masa-masa revolusi fisik dahulu. Namun jiwa mudanya mampu merasakan gelora nasionalisme dari bapak republik ini, Bung Karno.

Gombloh remaja termasuk anak yang berotak encer, dia diterima kuliah di ITS jurusan Arsitektur. Namun jiwa musik yang teramat kental membuat dia lari dari rutinitas kampus. Dia hijrah ke pulau dewata, menyelami inspirasi seperti para resi zaman dulu. Musik Gombloh beraliran balada, selain lagu nasionalisme ada beberapa lagu ciptaan Gombloh yang sampai kini masih asyik didengar seperti Singkong dan Keju, Balada Cuaca, Kugadaikan Cinta ku. Lagunya Kugadaikan cinta ku sangat popular dimasanya.

Karir musik Gombloh tidak secemerlang Chrisye atau Gito Rollies yang satu masa dengannya. Bahkan orang lebih mudah melantunkan syair lagu kebyar-kebyar dari pada menyebut nama Gombloh. Lirik Kebyar-kebyar sebenarnya sangat sederhana tapi disitu lah letak kekuatan lagu ini. Rasa nasionalisme memang hal yang sederhana bukan hal rumit seperti dalam hitungan matematika. Lagu Kebyar Kebyar bahkan dianggap lebih heroik dari lagu nasional Indonesia Raya. Lihat saja sepenggal liriknya:

Indonesia merah darahku
putih tulangku
bersatu dalam semangatmu
Indonesia 
debar jantungku
denyut nadiku 
berpadu dalam cita-citaku
kebyar-kebyar 
pelangi jingga
Indonesia
tumpah darahku
nafas hidupku
bersatu dalam anganku

Popularitas tidak lantas membuat Gombloh menjadi hedonis baru, dia tetap tampil sederhana. Tidak jarang Gombloh berbaur dengan para pengamen. Pernah Gombloh ditawarkan ke ibukota Jakarta biar karirnya lebih mengkilap tapi dengan santun Gombloh berujar " Saya kan orang Surabaya. Saya tidak boleh meninggalkan Surabaya karena saya komunitas saya di Surabaya".

Semasa hidupnya Gombloh mengeluarkan delapan album yang sebagian besar bertema kritik sosial dan sebagian lagi bertema perjuangan seperti lagu Kebyar Kebyar, Dewa Ruci, Bung Karno dan Merah Putih, lagu terakhir ini pernah dinyayikan oleh banyak musisi top Indonesia secara bersama-sama. Syair dilagu Merah Putih tidak kalah heroiknya dari Kebyar Kebyar.

Pada tanggal 9 Januari 1988, Tuhan memanggil kembali Gombloh ke pangkuannya, Gombloh pergi disaat puncak karir musiknya. Gombloh pergi tanpa meninggalkan harta dari lagu-lagunya, namun dia mewariskan karya-karya yang monumental yang mampu melangkahi zaman, dari generasi berambut gondrong hingga generasi alay zaman sekarang. Negeri ini telah kehilangan satu musisi yang teguh berdiri diatas idealisme dan nasionalismenya.

Pada 1996 sejumlah seniman Surabaya membentuk Solidaritas Seniman Surabaya dengan tujuan menciptakan suatu kenangan untuk Gombloh yang dianggap sebagai pahlawan seniman kota itu. Mereka sepakat membuat patung Gombloh seberat 200 kg dari perunggu. Patung ini ditempatkan di halaman Taman Hiburan Rakyat Surabaya, salah satu pusat kesenian di kota itu. Pada tanggal 30 Maret 2005 dalam acara puncak Hari Musik Indonesia III di Jakarta, Gombloh mendapat penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia secara anumerta dari PAPPRI, bersama sembilan tokoh musik lainnya.

Zakkinen.blogspot.com
Zakkinen.blogspot.com
Gombloh telah pergi namun karyanya akan terus menggema dan menggelorakan kebangsaan kita. Pernah lagu-lagu karya Gombloh sempat diangkat dalam penelitian Martin Hatch seorang peneliti dari Universitas Cornell dan ditulis sebagai karya ilmiah yang berjudul "Social Criticsm in the Songs of 1980's Indonesian Pop Country Singers", yang dibawakan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology  di Toronto, Kanada pada 2000. Lagu-lagu Gombloh bisa dinikmati di Youtube.

Ketika sebagian besar pencipta lagu tergadaikan cintanya dan memilih melahirkan lagu-lagu yang melemahkan semangat, Kebyar Kebyar dan Merah Putih adalah oase menyejukkan dan meyegarkan di belantika musik kita. Lewat Kebyar Kebyar dan Merah Putih,  Gombloh akan selalu hidup untuk negeri ini.

Salam Merdeka

***

Referensi:
Wikipedia
hurek.blogspot.com
Youtube.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun