Mohon tunggu...
Islah oodi
Islah oodi Mohon Tunggu... Penulis - Wong Ndeso

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepetak Sawah

6 Maret 2021   19:21 Diperbarui: 6 Maret 2021   19:26 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Air mataku deras mengalir di pipi. Aku masih ingat kata Bapak bahwa kehidupan di dunia semuanya hanya titipan-Nya dan saat diambil oleh Yang Maha Esa siapa pun tak mampu menolak. Begitu juga peran Bapak di dunia hanya titipan yang harus aku ikhlaskan saat kini raga Bapak diam tak bergerak. "Bapak ... Mengapa engkau cepat pergi, sedang aku belum sepenuhnya paham bagaimana cara bertani yang baik."

Catatan:
 1. matun: menyiangi gulma di sawah atau tegalan.

Cilacap:6-Maret-2k21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun