Mohon tunggu...
Isky Fatimah
Isky Fatimah Mohon Tunggu... Freelancer - an L

Pecinta warna biru yang hobinya ngobrol sama diri sendiri sebelum tidur.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Cadas Pangeran, Keindahan Alam dalam Perjalanan Menuju Kota Sumedang

13 Maret 2021   14:45 Diperbarui: 20 Maret 2021   21:39 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung besar Pangeran Kornel menjabat tangan Jenderal Daendels di pintu masuk Jalan Cadas Pangeran, dari arah Bandung. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Cadas Pangeran.

Nama itu langsung terlintas di pikiran saya ketika mendengar berita mengenai kecelakaan bus Sri Padma Kencana 3 hari lalu di daerah Sumedang.

Meski kecelakaan bus tersebut bukan terjadi di Cadas Pangeran, tapi jalur Cadas Pangeran adalah hal yang paling diingat ketika berbicara tentang kecelakaan bus dan Sumedang.

Cadas Pangeran adalah rute atau jalur penghubung antara Bandung-Sumedang-Majalengka-Cirebon yang paling terkenal dan paling sering dilalui oleh masyarakat.

Saya salah satunya. Sebagai info penghubung, kampung halaman ibu saya terletak di Wado, Sumedang. Sebelum pandemi setidaknya 2 tahun sekali saya berkunjung ke sana saat perayaan Idul Fitri. 

Sejujurnya, hal yang paling saya nikmati ketika "pulang kampung" adalah proses perjalanannya.

Salah satu hal yang saya nantikan ketika pulang kampung adalah kawasan Cadas Pangeran ini. 

Kalau 10 tahun lalu saya bersemangat melalui jalanan ini karena jalurnya yang ekstrem, saat ini saya bersemangat karena tak sabar ingin melihat pemandangan yang memanjakan mata selama melintasi jalan sepanjang 3 km ini.

Selain pemandangan, ada beberapa hal yang menurut saya membuat Cadas Pangeran begitu popular bagi masyarakat Pulau Jawa.

Di balik pembangunan Cadas Pangeran

Cadas Pangeran ternyata adalah salah satu jalur yang menjadi proyek pembangunan jalan panjang sepanjang 100 km sebagai penghubung Anyer sampai dengan Panarukan yang dicanangkan oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendles pada tahun 1809.

Dulunya kawasan ini adalah gunung dengan material cadas atau bebatuan yang sangat keras. Gunung ini menjadi penghalang dalam proses pembangunan jalan panjang tersebut.

Namun karena ambisinya, Daendles tetap memaksakan proyek ini dengan cara membuat jembatan gantung dengan mempekerjakan ribuan pekerja  dari masyarakat sekitar.

Ada ribuan pekerja rodi yang terlibat dalam pembangunan jalan ini. Bahkan banyak dari mereka yang meninggal karena kelaparan dan juga terkena penyakit malaria yang tengah mewabah saat itu.

Patung Pangeran Kornel dan Jenderal Daendles

Patung Pangeran Kornel dan Jenderal Daendles sedang berjabat tangan (Foto: KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Patung Pangeran Kornel dan Jenderal Daendles sedang berjabat tangan (Foto: KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Jika kita datang dari arah Bandung, sebelum memasuki kawasan Cadas Pangeran kita akan disambut oleh Patung Pangeran Kornel dan Jenderal Daendles yang sedang berjabat tangan.

Sekilas kita hanya akan melihat patung 2 tokoh yang sedang bersalaman. Namun kalau kita perhatikan lebih dalam, Pangeran Kornel menjabat tangan Daendles menggunakan tangan kiri.

Lazimnya kita bersalaman menggunakan tangan kanan, bukan? Namun pangeran Kornel berbuat sebaliknya. Sedangkan tangan kanannya menggenggam keris.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, tindakan Pangeran kornel itu adalah bentuk perlawanan atas kekejaman Daendles yang telah mempekerjakan rakyatnya secara paksa.

Oke, berhenti di sini membahas sejarahnya. Mari sekarang kita melihat hal yang menjadi daya tarik di Cadas Pangeran ini. 

Kompasianer Anwar Effendi juga pernah membagikan pengalamannya saat melewati jalur ini di tulisannya yang berjudul "Pantas Suka Merinding kalau Lewat Cadas Pangeran"

Suasana Jalanan Cadas Pangeran

Jalanan di Cadas Pangeran saat ini (Foto: Polres Sumedang diambil dari dbmtr.jabarprov.go.id)
Jalanan di Cadas Pangeran saat ini (Foto: Polres Sumedang diambil dari dbmtr.jabarprov.go.id)
Dulu ketika saya kecil -sekitar 10 tahun yang lalu- saya selalu ketakutan ketika melintasi jalur ini. Bagaimana tidak, jalanan di sini sangat sempit, banyak tikungan tajam, serta hutan dan jurang di sisi-sisinya yang membuat jalanan ini terlihat sangat angker.

Apalagi dulu pembatas jalannya tidak seaman sekarang. Sudah deh, Ibu saya selalu mengajak saya untuk istighfar selama melintasi jalur ini.

Tapi kini jalur Cadas Pangeran sudah tertata dengan lebih baik. Jalanan sudah bagus, pembatas jalan sudah layak, dan juga sudah banyak kendaraan lain yang melintasi jalur ini.

Ya meski nyatanya masih banyak kendaraan-kendaraan yang mengalami kecelakaan di sini, setidaknya jumlahnya tidak sebanyak dulu.

Pemandangan Indah Cadas Pangeran

Pemandangan alam di Cadas Pangeran (Foto: DJULI PAMUNGKAS via beritabaik.id)
Pemandangan alam di Cadas Pangeran (Foto: DJULI PAMUNGKAS via beritabaik.id)
Di balik cerita kelam masa lalu dan cerita duka tentang banyaknya kecelakaan, tidak dapat dipungkiri bahwa Cadas Pangeran menyajikan pemandangan alam yang sangat indah bagi pengguna jalannya, loh.

Kalau kita melihat ke sisi jurang, kita akan melihat banyak sekali pepohonan hijau yang menyejukkan mata.

Apalagi kalau kita melintas di pagi hari. Kumpulan kabut tipis yang menyelimuti hutan menjadi pemandangan yang sangat menenangkan.

Pemandangan alam di Cadas Pangeran (Foto: DJULI PAMUNGKAS via beritabaik.id)
Pemandangan alam di Cadas Pangeran (Foto: DJULI PAMUNGKAS via beritabaik.id)
Bahkan banyak masyarakat yang berhenti di pinggir jalan untuk berfoto dan menikmati udara segar di Cadas Pangeran ini.

Tiap kali melewati Cadas Pangeran, saya selalu merasa kagum. Ternyata di balik semua pemandangan indah ini, ada perjuangan penduduk lokal yang mati-matian membangun dan membuka akses jalan untuk mempermudah mobilitas generasi di masa depan.

Ah, Corona cepatlah menghilang. Saya ingin pulang kampung, saya ingin menghirup udara segar Cadas Pangeran lagi!

Bahan bacaan: 

  1. Kisah Cadas Pangeran, Jalan Legendaris yang Menelan Korban Ribuan Jiwa
  2. Pangeran Kornel, Legenda Perlawanan dari Cadas Pangeran
  3. Cadas Pangeran (4) : Mitos di Cadas Pangeran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun