Situs online tersebut akan dibuka pukul 16.30, namun saya sudah bersiap dari satu jam sebelumnya didepan gadget saya. Saya di bantu oleh 2 orang lainnya yang sudah bersiap didepan komputer dan laptopnya masing-masing. Rasa deg-degan, khawatir, grogi bercampur menjadi satu. Namun saya optimis bahwa saya bisa mendapatkan 1 tiket dari 12.000 tiket yang terjual itu.Â
Timer pada situs tersebut terus berhitung mundur, 1 menit.. 40 detik... 15 detik.. 10 detik.. hingga 3..2... dan.. Yak! Saya langsung mengisi jumlah tiket dan data pribadi. Semua itu saya lakukan kurang dari 1 menit, namun ketika saya ingin melanjutkan ke metode pembayaran, muncul sebuah pop-up message bahwa tiket sudah tidak lagi tersedia....
Saya mencoba untuk melihat ke kategori lain, dan semuanya sudah habis terpesan kurang dari 3 menit. Teman-teman saya yang lain pun sama nasibnya. Tidak mendapatkan tiket itu juga
Separuh jiwa saya seperti melayang rasanya, mengapa bisa tiket sebanyak 12.000 itu terjual sebegitu cepat??? Di belahan Indonesia mana yang jaringan internetnya secepat kilat????
Melalui media sosial saya melihat banyak teman-teman yang belum juga mendapatkan tiket. Mereka menuding bahwa tiket yang dijual tidaklah sejumlah kuota yang diberikan, hanya sebagian tiket. Entah ke mana perginya sebagian tiket lagi. Beberapa orang yang berhasil mendapatkan tiket dijuluki sebagai orang yang memiliki "tangan dewa" karena kecepatannya.
Ya, siapapun mereka yang mendapatkannya melalui war tiket memang memiliki tangan dewa, namun benarkah semua tiket itu didapatkan oleh orang yang memiliki tangan-tangan dewa itu? Atau sebagian besar justru didapat oleh tangan orang dalem? Entahlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H