Penelitian tentang bagaimana pasar bereaksi terhadap suksesi CEO wanita tidak konklusif. Beberapa penelitian menghasilkan berbagai temuan tentang bagaimana investor perusahaan bereaksi terhadap suksesi CEO perempuan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Wolfers (2006) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengembalian saham perusahaan yang dipimpin oleh perempuan.Â
Dalam paper tersebut disimpulkan ketika seorang wanita ditunjuk sebagai CEO baru, pasar tidak menganggap remeh atau melebih-lebihkan CEO wanita dimaksud. Martin, Nishikawa dan Williams (2009) juga tidak menemukan perbedaan reaksi pasar dalam pengangkatan CEO baik pria maupun wanita. Investor bereaksi positif terhadap pengumuman perubahan posisi eksekutif puncak apakah itu dipegang oleh laki-laki atau perempuan.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Lee dan James (2007) menemukan bahwa pasar mungkin lebih skeptis terhadap penunjukan CEO wanita dibandingkan dengan pria. Suksesi CEO perempuan tidak hanya menghasilkan penilaian saham negatif, tetapi juga menghasilkan lebih banyak efek penilaian negatif dari pengangkatan CEO laki-laki. Studi ini juga menemukan bahwa wanita relatif berkinerja buruk dibandingkan dengan laki-laki.
Namun studi yang dilakukan di pasar Asia menggunakan data Singapore stock exchange yang dilakukan oleh Kang et al. (2010) menemukan adanya reaksi positif investor terhadap pengangkatan wanita di dewan direksi. Pasar memang bereaksi sedikit lebih positif ketika direktur wanita yang ditunjuk juga menduduki posisi CEO di perusahaan.Â
Selain itu, reaksi positif lemah mengenai abnormal return ditemukan di tanggal pengumuman suksesi CEO perempuan baru pada studi yang dilakukan oleh Gondhalekar dan Dalmia (2007). Mereka juga menyatakan bahwa perusahaan yang menunjuk perempuan pada posisi CEO adalah kebanyakan lebih kecil dari segi ukuran, lebih profitable tetapi memiliki rasio price to book value yang lebih rendah.
Perempuan Bekerja: Kondisi Terkini
Pada tahun 2007 ketika wanita memegang 11 persen kursi di komite eksekutif perusahaan-perusahaan terkemuka Eropa, McKinsey menerbitkan laporan Women Matter pertamanya. Laporan tersebut tidak hanya menginformasikan keragaman gender yang lebih besar dalam manajemen perusahaan tetapi juga menyarankan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada tahun 2017, rata-rata, wanita menyumbang 17 persen dari anggota dewan perusahaan (direksi dan komisaris) dan 12 persen dari anggota komite eksekutif di 50 perusahaan G-20 yang terdaftar teratas (Gambar 1).
Banyak perusahaan berusaha untuk mempromosikan kesetaraan gender karena hal itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa perusahaan yang memiliki unsur perempuan dalam top leadershipnya memiliki kinerja yang lebih baik. McKinsey (2017) juga mengemukakan kasus bisnis dalam penelitian awal.Â