Mohon tunggu...
Iska Wahyu Sulistyawan
Iska Wahyu Sulistyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Aparatur Sipil Negara di Kementerian Keuangan, menyelesaikan pendidikan Sarjana di STIE Perbanas Jakarta dan kemudian melanjutkan program MBA di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta MSc in Strategic Management di Rotterdam School of Management, Erasmus University Rotterdam.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menakar Peluang Pegawai Perempuan dalam Top Management Instansi Pemerintah

10 November 2020   19:35 Diperbarui: 12 November 2020   09:56 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian tentang bagaimana pasar bereaksi terhadap suksesi CEO wanita tidak konklusif. Beberapa penelitian menghasilkan berbagai temuan tentang bagaimana investor perusahaan bereaksi terhadap suksesi CEO perempuan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Wolfers (2006) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengembalian saham perusahaan yang dipimpin oleh perempuan. 

Dalam paper tersebut disimpulkan ketika seorang wanita ditunjuk sebagai CEO baru, pasar tidak menganggap remeh atau melebih-lebihkan CEO wanita dimaksud. Martin, Nishikawa dan Williams (2009) juga tidak menemukan perbedaan reaksi pasar dalam pengangkatan CEO baik pria maupun wanita. Investor bereaksi positif terhadap pengumuman perubahan posisi eksekutif puncak apakah itu dipegang oleh laki-laki atau perempuan.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Lee dan James (2007) menemukan bahwa pasar mungkin lebih skeptis terhadap penunjukan CEO wanita dibandingkan dengan pria. Suksesi CEO perempuan tidak hanya menghasilkan penilaian saham negatif, tetapi juga menghasilkan lebih banyak efek penilaian negatif dari pengangkatan CEO laki-laki. Studi ini juga menemukan bahwa wanita relatif berkinerja buruk dibandingkan dengan laki-laki.

Namun studi yang dilakukan di pasar Asia menggunakan data Singapore stock exchange yang dilakukan oleh Kang et al. (2010) menemukan adanya reaksi positif investor terhadap pengangkatan wanita di dewan direksi. Pasar memang bereaksi sedikit lebih positif ketika direktur wanita yang ditunjuk juga menduduki posisi CEO di perusahaan. 

Selain itu, reaksi positif lemah mengenai abnormal return ditemukan di tanggal pengumuman suksesi CEO perempuan baru pada studi yang dilakukan oleh Gondhalekar dan Dalmia (2007). Mereka juga menyatakan bahwa perusahaan yang menunjuk perempuan pada posisi CEO adalah kebanyakan lebih kecil dari segi ukuran, lebih profitable tetapi memiliki rasio price to book value yang lebih rendah.

Perempuan Bekerja: Kondisi Terkini

Pada tahun 2007 ketika wanita memegang 11 persen kursi di komite eksekutif perusahaan-perusahaan terkemuka Eropa, McKinsey menerbitkan laporan Women Matter pertamanya. Laporan tersebut tidak hanya menginformasikan keragaman gender yang lebih besar dalam manajemen perusahaan tetapi juga menyarankan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada tahun 2017, rata-rata, wanita menyumbang 17 persen dari anggota dewan perusahaan (direksi dan komisaris) dan 12 persen dari anggota komite eksekutif di 50 perusahaan G-20 yang terdaftar teratas (Gambar 1).

Sumber: McKinsey Analysis
Sumber: McKinsey Analysis
Menurut penelitian Women in the Workplace 2017, yang dilakukan hampir 50 persen pria berpikir bahwa hal itu sudah cukup ketika hanya satu dari sepuluh pemimpin senior di perusahaan mereka adalah seorang wanita dan sepertiga wanita juga menyatakan setuju atas pendapat tersebut.

Banyak perusahaan berusaha untuk mempromosikan kesetaraan gender karena hal itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa perusahaan yang memiliki unsur perempuan dalam top leadershipnya memiliki kinerja yang lebih baik. McKinsey (2017) juga mengemukakan kasus bisnis dalam penelitian awal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun