Bermula dari obrolan santai dari beberapa mahasiswa. Pada saat acara penerimaan mahasiswa baru UNPAD 2010. Mencoba bercengkrama dengan teman-teman yang baru kenal supaya lebih akrab.
X: dari mana?
Y: kuliah kak.
X: kuliah apa?
Y: kuliah bahasa Indonesia!
X: loh??
Y: iya kak ngulang bahasa Indonesia ama temen-temen yang lain (sambil menunjuk kegerombolan anak. ruaamee pisaann)
X: ohhhh....sama donk kayak saya dulu NGULANG. (ahahhah,,tertawa puass *serasa menemukan teman senasib sepenanggungan*
Y: emang susah banget ni bahasa Indonesia, percuma udah dipelajarin dari SD, tetep aja.
*Dengan teman yg lain ditempat yg lain dengan topik yg sama*
Sebut saja namanya Bagong karena teman saya ini rada sedikit aneh plus nyeleneh.
Z: iye,, nilai gw yg paling jelek dulu bahasa Indonesia, hahahahaa (tertawa puas,serasa menemukan teman senasip sepenanggungan)
X: (kilas balik ke masa SMA dan SMP di Methodist yang mayoritas keturunan Tionghoa dan pribumi) Sama!!! mayoritas nilai siswa yang paling rendah ada dibahasa Indonesia. Bahkan ada dua orang mahasiswa yang tidak lulus UN dikarenakan nilai bahasa Indonesianya tidak memenuhi standar nasional. Dari diskusi-diskusi yang saya temui di berbagai diskusi di jaringan maya, maka saya menyimpulkan bahasa Indonesia itu sulit. Lain yang dipelajari, lain pula yang dipraktikkan.
Banyak faktor yang menyebabkan mahasiswa sulit mengerti mata pelajaran bahasa Indonesia, yang pertama faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal
Jadi bingung. Sebenarnya apa yang terjadi dengan perbahasaindonesiaan di Indonesia ini? Apa target DISPENJAR untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah? kenapa zaman sekarang banyak mahasiswa kesulitan menggunakan bahasa pemersatu ini? lahir di Indonesia, wajib sekolah 12 tahun di Indonesia juga, belajar bahasa Indonesia di bangku akademik 12+1 (di bangku kuliah, kecuali anak Sastra Indonesia. Mereka seumur hidup kali ya?? hehe). tetep aja kesulitan menggunakan bahasa tercinta ini!.
Kesulitan yang saya maksud bukanlah kesulitan Eyd, dan semacamnya, tetapi kesulitan dalam menyampaikan apa yang ada didalam pikiran kita. Dengan kata lain mendeskripsikan sesuatu. Saya jadi teringat, sewaktu saya dibangku sekolah dasar dulu: ibu saya suka bertanya: gimana sekolah minggu kamu? saya hanya menjawab: biasa aja, lumayan, ya gitu deh, dan kalimat-kalimat klise lainya. Tidak usah jauh-jauh. Ketika pertama kali membuat blog ini ada kolom isian "about me," saya hanya menuliskan "JUST A SIMPLE GIRL." Hari ini saya baru paham setelah membaca tulisan anonim dari wartawan tempo minggu ini. Just a simple girl, gw easy going, gw ikut arus aja, gw mengalir aj kayak air. Klise banget. Itu bukanlah suatu jawaban dari pertanyaan "about me" tetapi itu adalah jawaban bagi kita yg merasa kesulitan menerjemahkaan pikiran kedalam bahasa Indonesia. Apa yang saya pelajari dibangku sekolah seakan tidak berguna ketika ditanyakan pertanyaan "about me". Padahal, masih seputar pertanyaan tentang diri sendiri yang hanya memang kita sendiri yang tau. Belom hal lain seperti diperkuliahan saya: ooohhh my GOD.... tangan, bibir, jantung, kaki, muka serasa ngilu, ketika seorang dosen mulai bertanya. Sampe-sampe temen saya kemaren ada yang sampai sesak nafas bolak-balik kamar mandi dengan alasan alergi dingin.
Kenapa pertanyaan sebegitu mudahnya susah untuk menjelaskannya? memprihatinkan sekali memang bahasa ini. Susah dipahami. apakah kita harus banyak-sebanyaknya membaca? bak segudang profesor disana? tetapi banyak juga orang pintar yang kesulitan mendeskripisikan sesuatu, meminjam kalimat wartawan tempo minggu ini (tdk tau nama karena memang tidak dituliskan) "seperti botol saus tomat yang baru dibuka tutupnya, masih penuh, karena terlalu penuh, sehingga susah keluar."
Kenapa ya?
Jadi kesimpulannya? BAHASA INDONESIA SULIT DIMENGERTI, saya pun gk tau knapa sulit. Menurut kompasiana kenapa? :)
*terispirasi dari majalah tempo pinjeman, minggu ketiga bulan Juli'10. Bahasa.
