Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... -

Merendahlah, hingga sampai tak ada yang merendahkanmu. Mengalahlah, hingga sampai tak ada yang bisa mengalahkanmu. Hanya ada dua manusia, ia menulis dan ia ditulis. Instagram : @iskandar.zulkarnain.29

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku dan Jengkol

3 Oktober 2018   08:11 Diperbarui: 3 Oktober 2018   08:33 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maksudnya apa, aku gak ngerti bu! Emangnya jengkol apa!"

"Nah iya, benar itu."

"Jadi baca buku itu kayak makan jengkol ya Bu"

"Kau fikir aja sendiri. Aku mau masak!"

"Okelah, masak yang enak ya Bu" Mencoba merayu sang ibu.

Setahun kemudia, sang ibu meninggalkan Dina yang masih terbilang muda umurnya. Karena ledakan kompor gas yang membakar hangus tubuh sang ibu. Saat itu juga Dina masih kecil dan belum paham artinya kehilangan sosok sang ibu yang luar biasa. Walaupun ibunya bukan seperti Superwoman, namun Dia adalah wanita yang tak kenal lelah untuk memasak jengkol dan pete kesukaannya. Dan juga dia adalah wanita yang selalu menasehati sekaligus memarahinya saat ia bermain basah-basahan.

Hujan air mulai turun di halaman rumahnya. Dan juga petir yang diiringi oleh suara gemuruh di atas langit yang semakin gelap. Saat itu ia teringat oleh pesan-pesan yang di sampaikan oleh Ibunya. Jika ia basah-basahan bersama hujan, Ibunya akan repot mengurusnya. Namun setelah kepergian sang ibu, ia tak pernah lagi bermain hujan.

Tangannya tiba-tiba bergetar, matanya terbelalak melihat setumpukan buku yang berdebu diatas rak yang sudah keropos. Seperti ada rasa batin yang disampaikan sang Ibu melalui hujan yang turun pada halaman rumahnya. "Ambillah jengkol yang berdebu itu nak." Batinnya merasa bahwa ibunya telah menyuruh ia mengambil jengkol yang sudah berdebu itu.

Yk, 01-10-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun