Tak jauh dari pohonnya, anak lelaki dari Jibril pun memilih jalan hidup yang sama. Tahun 2014 lalu, ia memilih untuk terbang ke Suriah, berjihad melawan Assad. Di sana, ia bergabung ke dalam organisasi yang pernah diikuti ayahnya, Al Qaeda. Namun, seperti yang telah dijelaskan, Al Qaeda menggunakan kelompok Al Nusra sebagai basis gerakan di Suriah. Maka terbukalah koneksi kelompok ekstremis Indonesia-Suriah lewat Abu Jibril dan kelompoknya.
Sydney Jones, pengamat terorisme, juga telah menyarankan agar pemerintah mewaspadai adanya tunggangan jaringan teroris internasional di dalam demo nanti. Mungkin ancaman penggoyangan kedudukan presiden bukan lagi wacana semata. Gejolak arab spring hampir berakhir. Mungkin kah saatnya gejolak tersebut bergeser ke Indonesia. Baiknya kita berhati-hati.
Apalagi, terkait kasus Ahok dan demo 4 November nanti, Abu Jibril, yang tergolong garis keras, menjadi salah satu tokoh yang vokal. Apakah tindak-tanduk Jibril ini murni agama, bukan politik, mari lah kita tak ambil pusing. Kecaman sudah cukup banyak di telinga saya, tak perlu lagi saya bicarakan yang tak diperlukan. Â Tapi, bila memang ada kepentingan politik di balik prilaku Abu Jibril ini, partai mana kah yang ia wakili?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H