14 Oktober 2016, Prabowo gerakkan lima ribu massa FPI di bawah koordinasi Haiburokhman untuk demo menuntut Ahok dihukum. Prabowo lakukan ini untuk hancuran citra blok Islam yang dibentuk SBY. Gerindra menyangkal terlibat dalam demo FPI 14 Oktober itu, karena bisa jadi memang demikian. Habiburokhman hadir bukan sebagai politisi Gerindra tetapi sebagai utusan pribadi Prabowo.
SBY yang sangat mengenal Prabowo, tentu telah membaca bahwa Prabowo menggerakkan FPI untuk menghancurkan citra blok Islam yang dibangunnya. Sebagai kontra gerakan Prabowo, SBY menyusupkan Amien Rais untuk kacaukan operasi FPI yang ikut dioperatori Habiburokhman tersebut. Aksi Amien Rais berhasil memprovokasi demo terhadap Ahok dan mengekskalasi isu menjadi serangan terhadap Jokowi.
Prabowo sikapi intersepsi SBY via Amien Rais di Demo 14 Oktober dengan menyerang dan memojokkan Amien Rais dengan cara mengekspose kehadiran petinggi PAN itu di media. Pemberitaan-pemberitaan dan spin isu yang mendorong terbentuknya persepsi bahwa dalam demo itu, FPI bergerak bersama kubu Cikeas dan efek baliknya justru merugikan pasangan calon Agus - Sylvi.
Mendapat serangan balik begitu, SBY membalas dengan mengalienasi FPI dari kubu Islam. Komentar-komentar tokoh publik menampilkan FPI sebagai entitas yang berbeda dari umat Islam Indonesia. FPI bukan bagian dari Islam Indonesia.
Yusril Ihza Mahendra memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati menyikapi rencana gerakan yang akan dilakukan FPI 4 November nanti. MS Kaban, mantan menteri era SBY juga ikut berkomentar: umat Islam dan aparat keamanan untuk tidak terprovokasi demi menghindari konflik di lapangan. Ketua PB NU, Said Agil Siroj bahkan dengan tegas melarang warga NU untuk ambil bagian dalam demo besar yang akan digelar FPI 4 November nanti.
Laporan yang diajukan Sukmawati Soekarnoputri terhadap Rizieq Sihab atas penghinaan terhadap Pancasila, boleh jadi juga adalah hasil koordinasi dengan SBY. Goal SBY adalah Rizieq ditangkap aparat kepolisian, yang menyebabkan massa FPI menjadi semakin beringas. Pada saat itu blok Islam Cikeas akan menjauhkan diri dari FPI. Demo akbar 4 November hanya akan dihadiri massa FPI. Massa FPI yang terprovokasi karena penangkapan Rizieq akan picu kerusuhan dalam demo akbar 4 November dan Prabowo yang punya kedekatan dengan FPI sekali lagi akan dikambinghitamkan sebagai dalang kerusuhan.
Dua jendral ini, SBY dan Prabowo, memang kocak. Saya tidak habis pikir. Kerjaannya sejak dulu adu setting, adu operasi, korbankan masyarakat awam demi ego dan kekuasaan. Kalau bos pengusungnya begitu, kandidat yang diusung juga tidak akan beda jauh karakternya, like father like son. Simple.
Karena itulah saya sejak awal pilih mendukung Ahok - Djarot, yang jelas kerja nyatanya, kelihatan hasilnya membawa manfaat untuk publik. Ahok - Djarot tidak pernah berkonflik karena mementingkan ego. Merekamlah mau bertarung demi rakyat, bukan mengadu rakyat demi kepentingan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H