Mohon tunggu...
iskandar Rumi
iskandar Rumi Mohon Tunggu... Jurnalis - blog

Content & Media Optimation di solusiukm.com (rumah digital para UKM) dan Antijobless.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berani Menikah Muda!

9 Agustus 2016   18:36 Diperbarui: 9 Agustus 2016   18:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga hari yang lalu banyak warga Indonesia yang terkejut terhadap pernikahan anak dari salah satu Ustad Kondang Indonesia, Arifin Ilham. Arifin Ilham menikahkan anak pertamanya yang bernama Muhammad Alvin Faiz yang masih berusia sangat muda yaitu 17 tahun. Alvin menikah muda, menikah yang sangat jarang dilakukan oleh anak-anak muda Indonesia saat ini. 

Faiz menikah dengan seorang wanita berketurunan Tionghoa dan perempuan tersebut seorang muallaf, bernama Larissa Chou. Mereka di kabarkan karena kenal dari perdebatan yang pernah mereka lakukan. Perdebatan tentang Islam dan Kristen. Tanpa diduga Larissa kalah debat dan ia pun memeluk islam. Larissa sendiri memiliki usia dua tahun lebih tua dari Alvin. 

Padahal saat ini banyak anak muda di Indonesia yang lebih memilih pacaran di usia 17 tahun. Pacaran dianggap sebagai pendekatan sebelum menuju ke langkah pernikahan. Mungkin Alvin dan Larissa akan menjadi motivasi untuk anak-anak Indonesia lainnya untuk menikah muda, bukan menjalin hubungan dengan berpacaran. 

Pernikahan adalah proses yang dua orang membuat hubungan mereka umum, resmi dan permanen. Hal ini bergabung dengan dua orang dalam ikatan yang orang putatively berlangsung sampai mati, tetapi dalam prakteknya semakin dipotong pendek dengan perceraian. Selama suatu hubungan yang bisa bertahan sebagai banyak sebagai tujuh atau delapan puluhan tahun, banyak terjadi.

Perubahan kepribadian, usia badan, dan cinta romantis Wax dan wanes. Dan ada perkawinan tidak konflik. Apa memungkinkan beberapa untuk bertahan adalah bagaimana mereka menangani konflik. Jadi bagaimana Anda mengelola masalah-masalah yang pasti muncul? Dan bagaimana Anda dapat menjaga percikan hidup?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun