Mohon tunggu...
Iskandar Purwana
Iskandar Purwana Mohon Tunggu... -

keyboardish DIMENSI Musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adab & Universitas

6 Januari 2015   03:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:44 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan dari INSIST artikel

Belalang menjadi burung elang,

Kutu menjadi kura-kura,

Dan ulatberubah menjadi naga,

-(syair pujangga Abdullah Abdul Qadir al-Munsyi, ditulis pertengahan abad 19) seperti ingin menyampaikan konsep evolusi dari Darwin pada kita semua tapi disini tidak membahas itu melainkan untuk mendobrak perubahan moral kita yang drastis hampir tidak beradab.

-Munsyi paham betul akan proses metafora, yang dia khawatirkan bagaimana bisa terjadi pada manusia??? Semua orang berhak mencapai sukses tapi, mengapa untuk mencapai kesuksesan itu harus mengorbankan moral, yang terjadi pada realita, seorang yang bodoh dan terhormat bisa bermartabat karenamemiliki harta sebaliknya yang susah masih tetap terhina. PR besar untuk kita cari tahu jawabannya.

-SM Naquib al-Attas, ulama yang juga pakar sejarah Melayu, telah menjawabnya, letak kesalahnnya ada pada lembaga pendidikan, Pendidikan kita tidak menanamkan adab. Adab adalah ilmu yang berdimensi iman, ilmu yang mendorong amal dan yang bermuatan moral, Sumbernya ada dua: faktor eksternal dan internal. Yangpertama,karena besarnya pengaruh pemikiran sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan Barat. Yangkedua,karena lemahnya daya tahan tubuh umat Islam.

-Tanda-tanda hilangnya adab sekurang-kurangnya ada 3: Kezaliman, Kebodohan dan Kegilaan. Zalim kebalikan adil artinya tidak dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dalam adab kesopanan orang Jawa disebut tidakempan papan

-Jelasnya tidak bisa memahami dan menerapkan konsep secara proporsional. Artinya mencampur dua atau tiga konsep yang saling bertentangan. Seperti menyampur keimanan dengan kemusyrikan. Mewarnai amal dengan kemaksiatan dan kesombongan.Tauhiddengan paham dikotomis-dualistis dan sebagainya.

-Bodoh atau dalam bahasa al-Ghazzalihamaqahbukanjahildan buta aksara. Bodoh tentang cara mencapai tujuan. Karena tidak tahu apa tujuan hidupnya, seseorang jadi bodoh tentang cara mencapainya.”Anda harus bisa kaya dengan segala cara” adalah bisikan Machiaveli yang diterima dengan sukarela

-Gila artinya salah tujuan, salah menentukan arah dan tujuan hidup, salah arah perjuangan. Akarnya tentunya adalah hamaqahatau kebodohan. Yang bodoh akan negeri impian akan bingung kemana akan mendayung sampan. Yang bodoh akan arti hidup tidak akan tahu apa tujuan hidup. Yang jahil tentang artiibadahtidak akan pernah tahu apa gunanya ibadah dalam kehidupan ini

-Akibatnya, aktifitas demi kepentingan pribadi (linnafsi), kehormatan diri (lil jah), harta (lil mal) tiba-tiba diklaim menjadi Demi Allah, (Lillah)

-Cardinal John Newman, misalnya, begitu yakin tentang gambaran universitas humanisme Kristen dalamThe Idea of University, Defined and Illustrated.

-Karl Jasper dalamThe Idea of Universitytegas menggambarkan konsep universitashumanis-eksistensialis.J. Douglas Brown dalamThe Liberal University-nya bisa menggambarkan dengan jelas pelbagai peran universitas dalam mencetak “manusia sempurna”alaBarat.

-Tapi mengapa identitas Islam pada universitas Muslim tidak nampak jelas. Mengapa Muslim malu-malu memerankan universitas Islam dalam membangun peradaban Islam.

-Universitas Islam harus berani membangun konsep ekonomi Islam, politik Islam, sosiologi Islam, sains Islam, budaya Islam dan sebagainya. Universitas Islam harus bisa mencerminkan bangunan pandangan hidup Islam. Universitas Islam tidak hanya menjadi pusat pengembangan ilmu, tapi juga merupakan sumber gerakan moral dan sosial serta agen perubahan. Universitas harus menjadi pelopor dalam menciptakan manusia-manusia yang adil dan beradab agar dapat membangun peradaban yang bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun