Mohon tunggu...
Anissa S.
Anissa S. Mohon Tunggu... Konsultan - Journalist - Freelancer

Writer

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Brand Speaker dari Keluarga Bob Marley, Ramaikan Pasar Audio di Indonesia

25 Juni 2021   18:10 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:58 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
House of Marley menggunakan meterial kertas daur ulang untuk mengemas setiap produknya.

Siapa yang tidak mengenal sosok Bob Marley, musisi legendaris asal Jamaica yang memperkenalkan musik reggae kepada seluruh dunia. Nah, ada salah satu anaknya yang bernama Rohan Marley, telah mendirikan usaha baru yang bergerak di bidang teknologi audio dan kemudian mengasosiasikan dengan nama ayahnya, yaitu House of Marley.

Diawali dengan komitmen keluarga Marley untuk terlibat dalam gerakan global dan mengekspresikan kecintaannya terhadap musik, kerajinan, Bumi dan juga manusia, Pada tahun 2012 akhirnya House of Marley didirikan. Awalnya House of Marley hanya memperkenalkan produk-produk ramah lingkungan (sustainable) seperti tas dan jam tangan yang terbuat dari material daur ulang dan ramah lingkungan. 

Namun memasuki awal tahun 2013, barulah perusahaan ini merilis banyak produk audio seperti speaker portable, headphones, dan home audio yang semuanya berteknologi Bluetooth®. Lantas, apa yang menyebabkan produk ini terlihat unggul dan unik dibandingkan dengan kompetitornya?

Anggarawan Feriyanto, Chief Marketing Officer MARLEY Indonesia, mengungkapkan bahwa House of Marley adalah hadiah Bob Marley untuk dunia. Hadirnya brand ini mengukuhkan statement Bob yang terkenal: "My reaches is life forever". Ras Muhamad, Ambassador Reggae Indonesia menafsirkan kalimat tersebut sebagai keinginan Bob Marley yang meskipun ia meninggal kelak, pengaruhnya tetap hidup dan memberikan dampak positif bagi manusia dan bumi. 

"Brand ini berlandaskan pada gaya Marley yang sebenarnya, dibangun berdasarkan prinsip superior quality, sustainability, dan charity. Sebagai seorang suami dan ayah dari anak-anaknya, Bob Marley selalu mengajarkan mereka untuk hidup menghargai Bumi dan cinta terhadap manusia. Apa yang selalu diajarkan tersebut kelak menjadi warisan berharga, khususnya keluarga Bob marley," tutur Angga menjelaskan.

House of Marley lahir dari hasrat keluarga Marley untuk mewujudkan visi Bob tentang cinta universal, musik, dan rasa hormat terhadap alam melalui material yang bertanggung jawab secara sosial dan produk yang dibuat secara berkelanjutan (sustainable). Setiap produk yang dihasilkan, House of Marley menyatakan bahwa mereka 100% selalu menggunakan material daur ulang dan ramah lingkungan. Bahkan sebagian dari hasil laba penjualan, House of Marley menyumbangkannya ke badan amal One Love Foundation, One Tree Planted, dan Surfrider Foundation. 

Jika memang demikian, mungkinkah House of Marley dapat kita kategorikan ke dalam perusahaan yang telah menerapkan konsep green economy?

Sebelum melangkah lebih jauh membahas brand ini, kalian tau gak sih, green economy itu apa?  

UNEP (2009) mendefinisikan green economy sebagai proses konfigurasi ulang bisnis dan insfrastruktur untuk memberikan pengembalian yang lebih baik atas investasi modal alam, manusia dan ekonomi, sementara pada saat yang sama mengurangi emisi gas rumah kaca, mengekstraksi dan menggunakan lebih sedikit sumber daya alam, serta menciptakan lebih sedikit limbah dan mengurangi kesenjangan sosial. 

Dalam definisi yang lebih sederhana, Prof. Arief Anshory Yusuf dalam kuliahnya yang berjudul Mengenal Green Economy, mendefinisikan Green Economy sebagai suatu sistem pasar yang telah disempurnakan, dengan menitikberatkan pada konsep keadilan yang berkaitan dengan sesama manusia di saat ini, dan generasi yang akan mendatang. Konsep ini juga berkaitan erat dengan bagaimana hubungan antara ekonomi dan ekologis sebaiknya harus berjalan beriringan.

Anggarawan mengungkapkan bahwa Bob Marley adalah pribadi yang percaya akan hadirnya dunia yang lebih baik, dunia yang ditempa dari cinta, hasrat, dan tanggung jawab. Hadirnya House of Marley tidak lain sebagai upaya untuk mengubah  cita-citanya Bob ke dalam suatu tindakan dan prinsip nyata, yang kemudian mentransformasikannya ke dalam bentuk visi misi perusahaan/brand.

Material bambu pada faceplate speaker audio. (Dok. houseofmarley.id)
Material bambu pada faceplate speaker audio. (Dok. houseofmarley.id)

Superior Quality
Prinsip ini berakar dari pemahaman bahwa Bob Marley adalah Master dalam bidangnya, dan House of Marley hadir untuk mencapai puncak keunggulan yang sama di bidangnya. Yaitu dengan menghasilkan produk kualitas terunggul. Dan keunggulan tersebut tentunya bukan hanya pada aspek teknologi dan material saja, namun juga berdampak terhadap Bumi, manusia, dan generasi selanjutnya. Guna mewujudkan prinsip ini, House of Marley tidak hanya melakukan proses produksi dengan cara yang tepat, namun House of Marley juga percaya bahwa mereka sudah melakukan semuanya dengan cara yang benar.

Tidak lengkap rasanya membicarakan produk audio tanpa membahas kualitas suaranya. Dan sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu berangkat dari titik yang sama, yaitu tidak ada satu pun produk yang benar-benar sempurna. Setiap brand audio pastinya memiliki karakter dan keunggulan masing-masing yang tak pasti sama, begitu juga dengan speaker Marley. 

Meski demikian mereka berani adu loh, dan mengklaim bahwa kualitas produknya adalah yang terbaik di kelasnya. Lantas seperti apa karakter suara dari speaker Marley ini secara umum?

Anggarawan menyebutkan bahwa produk House of Marley menjadikan bass sebagai pendorongnya, lalu menguji setiap produk yang dihasilkan melalui musik reggae. "Bass adalah elemen pertama yang kita perhatikan. Tidak peduli seberapa rendahnya nada yang diterima, House of Marley ingin setiap produk audionya dapat mereproduksi frequensi yang diterima dan kemudian memukulnya dengan keras," ucapnya menjelaskan. 

House of Marley mekenankan bahwa setiap earbud, headphone, dan speaker yang dibuat adalah untuk suara bass reggae terbesar tanpa mengabaikan nada yang tertinggi. Dan hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan keaslian sehingga konsumen dapat mendengarnya di setiap instrumen dan vokal.  

Brand ini juga menjelaskan bahwa setiap produknya dibuat dengan mempertimbangkan daya tahan pemakaian. Mereka menilai bahwa orang-orang yang  berkarakter seperti Bob Marley, secara umum menjalani gaya hidup yang aktif. Oleh karena itu setiap produknya didesain  untuk tahan terhadap gaya hidup yang paling teraktif sekalipun. Contohnya adalah durasi pemakaian baterai yang cukup panjang dan bersertifikasi hingga IP67, yaitu code yang menunjukkan bahwa produknya sudah tahan terhadap keringat hingga masuk ke dalam air.

Agar lebih jelas dalam mengenal brand ini, berikut adalah visi misi perusahaan yang terangkum dalam prinsip-prinsipnya: 

House of Marley menggunakan meterial kertas daur ulang untuk mengemas setiap produknya.
House of Marley menggunakan meterial kertas daur ulang untuk mengemas setiap produknya.

Substainably Sourced
Dalam film Seaspiracy, Karmenu Vella secara sederhana menjelaskan sustainablity ibarat seseorang yang menyimpan uang di bank sebesar 100 Euro, dan membiarkan uang yang disimpannya menjadi modal yang kemudian hari dapat menghasilkan bunga. Kemudian orang tersebut datang untuk mengambil bunga dan menghabiskannya, tanpa mengambil modal. Kemudian selanjutnya ia datang lagi dan melakukan hal yang sama tanpa mengambil modalnya. Itulah yang dimaksud sebagai sustainablity, yaitu berkelanjutan.

Sama seperti di atas, House of Marley pun menerapkan prinsip sustainable kepada setiap sumber daya (material) yang diambil dan digunakan untuk memproduksi perangkat audio. Dan tidak bercanda, House of Marley berani menerapkan standar terberat. Hal tersebut sebagai upaya menciptakan produk berkualitas tinggi dengan cara yang paling etis dan positif lingkungan. Tanpa mengambil jalan pintas, brand ini berjuang untuk melakukan apa yang benar, bukan yang mudah.

Prinsip sustainable ini ditekankan oleh pernyataan Rohan Marley, yang juga berperan sebagai brand ambassador House of Marley, ia mengatakan bahwa apa yang kita berikan kepada Bumi, hal itu pula yang akan Bumi berikan kepada kita.  Maka menjaga Bumi adalah tugas bersama bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. Bukan hanya menjaga untuk keberlangsungan manusia yang hidup saat ini, namun juga generasi selanjutnya. 

Beberapa contoh material ramah lingkungan yang digunakan brand ini adalah bambu, aluminium, plastik dan silikon daur ulang, kapas organik, kayu bersertifikat FSC, dan masih banyak lainnya. Jenis standar ini berlaku untuk semua produk Marley. Namun kita menjadi penasaran, sebenarnya mengapa brand ini harus memilih bambu sebagai salah satu material dari produknya? Dan Mengapa bambu dikatakan sebagai material berkelanjutan?

Usut punya usut, ternyata bambu merupakan tanaman dari kelompok Poaceae dengan tingkat pertumbuhan paling cepat. Dikatakan ia mampu tumbuh hingga setinggi 60 cm per hari. Bahkan pada kondisi yang tepat, ia mampu tumbuh hingga 1.2 meter per hari. Perkebunan bambu juga dapat produktif hingga 50 tahun ke depan, dengan masa panen awal 5-7 tahun semenjak penanaman. Berbeda halnya dengan pohon jati yang baru bisa dipanen saat berusia 40 tahun. Berdasarkan itu semua, maka sangat rasional apabila House of Marley memilih bambu sebagai salah satu materialnya. 

House of Marley bekerjasama dengan One Tree Planted, telah berhasil menanam pohon hingga 300.000 lebih, 50.000 di antaranya ditanam di Indonesia.
House of Marley bekerjasama dengan One Tree Planted, telah berhasil menanam pohon hingga 300.000 lebih, 50.000 di antaranya ditanam di Indonesia.

Charitable Causes
Prinsip ketiga dari brand ini adalah berdampak amal. Awalnya House of Marley membangun asosiasi dengan 1Love Foundation, yang artinya sebagian dari uang pembembeli produk oleh konsumen akan disumbangkan guna tujuan amal yang bermanfaat untuk pemuda, Planet, dan perdamaian. Namun pada tahun 2017, House of Marley mulai merangkul One Tree Planted dalam menjalankan program terbarunya yang diberi nama #ProjectMarley. 

One Tree Planted adalah organisasi non profit internasional yang fokus bergerak melakukan reboisasi (reforestation) di hutan seluruh dunia. House of Maley menyatakan bahwa setiap konsumen yang membeli produk Marley, berarti ia telah turut menanam satu pohon yang disalurkan melalui One Tree Planted. 

Tercatat dari awal tahun 2007 hingga 2019, House of Marley menyatakan telah berhasil menanam sebanyak 242.400 pohon. Dan menanam kembali di tahun 2020 sebanyak 85.600 batang pohon dalam rangka memperingati ulang tahun Bob Marley yang ke 75 tahun, dengan sisa tambahan lagi sebanyak 25.000 pohon untuk  hutan yang mengalami kerusakan parah di seluruh dunia.

Melihat pemaparan di atas, nampaknya House of Marley tidak dapat dikatakan sebagai brand biasa. Lebih jauh dari itu, House of Marley merupakan misi keluarga pribadi, dimana generasi Bob Marley ingin melakukan dan melanjutkan perjuangan yang diajarkan ayahnya sendiri, Sang Legendaris, Bob Marley.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun