Mau tahu beratnya? Sekitar 20 ton per baling-baling. Dikalikan 90 buah, berarti total berat baling-baling yang dibutuhkan mencapai 1.800 ton.
Itu baru baling-balingnya, belum tiang dan turbinnya.
Semua bahan konstruksi itu diangkut melalui jalur laut dan darat. Agar bahan-bahan berukuran jumbo ini bisa diangkut ke Sidrap, pelabuhan penumpang di Parepare pun disesuaikan konstruksinya. Beberapa unit truk trailer 16 sumbu juga disiapkan.
"Sebuah jembatan penyeberangan orang di jalan besar di kota ini dibongkar untuk dilalui kendaraan pengangkut," lanjut Jokowi.
Seorang pekerja konstruksi yang sekarang bekerja di PLTB Tolo, Jeneponto, bercerita, untuk mengangkut kincir angin raksasa, banyak jembatan dan jalan yang dibangun ataupun diperkuat agar bisa dilewati kendaraan pengangkut.
Berdasarkan catatan pengembang, proses pembangunan proyek ini menghasilkan 10 kilometer jalan baru dan 6 kilometer peningkatan aras. Selain itu, konsorsium juga membangun 3 jembatan baru dan 4 peningkatan jembatan lama.Â
Total nilai infrastruktur jalan dan jembatan tersebut mencapai 350 ribu Dollar AS. Itu belum termasuk pembangunan pelabuhan senilai 250 ribu Dollar AS yang menjadi aset Pelindo.
Menurut Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN, I Made Suprateka, Proyek PLTB Sidrap semula akan diresmikan pada bulan Februari lalu. Tapi karena masih ada pekerjaan yang belum selesai, maka peresmian baru dilakukan Juli ini, menyesuaikan jadwal kepresidenan.
Jokowi juga meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) tiga pembangkit listrik di Sulawesi Selatan, yaitu PLTU Sulsel Barru-2, PLTMG Luwuk dan PLTB IPP Tolo, Jeneponto, yang dibangun oleh PT Vena Energy.