Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memeluk Kincir Angin Raksasa di PLTB Sidrap

9 Juli 2018   13:54 Diperbarui: 10 Juli 2018   07:54 4457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu saya mencoba mendekat agar bisa berdiri tegak di dekat kincir angin setinggi 80 meter ini. Pandangan mata saya arahkan ke depan, menatapi tiang besar, lalu memandang ke atas, menatap lekat-lekat tiga baling-baling yang panjangnya lebih dari 57 meter. 

Baling-baling raksasa.... (@iskandarjet)
Baling-baling raksasa.... (@iskandarjet)
Saya benar-benar menikmati ukurannya, bentuknya putarannya, suaranya. Ingin sekali kedua tangan ini memeluk kincir raksasa itu.

Satu plat turbin yang dipasang di dalam kincir angin ini memiliki kapasitas listrik 2,5 megawatt (MW), sehingga total 30 turbin dapat menghasilkan 75 MW. PLTB Sidrap diproyeksikan mampu melistriki 79 ribu pelanggan di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan daya listrik rata-rata 900 VA.

Setelah puas menikmati sang raksasa dari luar, saya bergerak masuk ke bagian dalam turbin. Yup, bagian dalam kincir angin ini dilengkapi dengan ruangan yang cukup besar untuk perawatan turbin dan baling-baling.

Pintu masuk ke dalam tiang sedikit naik. Setelah menapaki beberapa anak tangga dan berada di dalamnya, saya seakan berada di dalam menara yang dilengkapi lift untuk mengangkat hingga tiga orang naik ke bagian baling-baling di atas sana. Persis di sampingnya terdapat tangga dari bahan alumunium untuk pendakian manual.

Mejeng di depan pintu kincir angin raksasa.... (@iskandarjet)
Mejeng di depan pintu kincir angin raksasa.... (@iskandarjet)
Ruang perawatan ini dapat menampung sampai 8 orang berdiri di lantai dasarnya. Di atas sana terlihat 'lantai kedua' yang posisinya berada di antara bagian tiang paling bawah dengan bagian tiang berikutnya. Total ada tiga bagian dari tiang ini, termasuk bagian teratas tempat berputarnya baling-baling raksasa. Semuanya terhubung dengan tangga alumunium dan lift proyek.

Ah, andai saya berkesempatan naik ke atas. Saat minta izin ke Rudi, seorang petugas di dalam turbin, dia tidak bisa melayani keinginan saya dan seorang teman wartawan. "Naiknya nanti saja ya mas, sekarang mau fokus buat peresmian dulu," kata Rudi, menolak kami dengan halus.

Penampakan di dalam kincir angin. (@iskandarjet)
Penampakan di dalam kincir angin. (@iskandarjet)
Walhasil, saya hanya bisa menyaksikan dua orang yang baru saja turun dari atas. Mereka sedang melepaskan alat pengaman pendakian yang melilit baju batik keduanya. Keinginan untuk menikmati PLTB Sidrap dari atas pun harus saya pendam lebih lama.

Tapi panorama di bawah sini masih terlalu mempesona untuk dinikmati berjam-jam ke depan. Terik matahari yang menerpa kawasan PLTB tak terasa lantaran udara di perbukitan Pabbaresseng terasa sejuk dengan hembusan angin yang, tentu saja, cukup kencang.

Lokasi PLTB di dua desa Mattirotasi dan Lainungan ini sengaja dipilih karena memiliki angin berkekuatan besar. Berdasarkan catatan pengembang, kecepatan angin di areal perbukitan seluas 100 hektare itu rata-rata tujuh meter per detik (m/s), ideal untuk produksi listrik tenaga angin atau bayu.

PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku perusahaan induk konsorsium pengembang dan operator PLTB Sidrap sudah melakukan observasi kekuatan angin sejak tahun 2012. Setelah yakin dengan potensi alam di kebun angin ini, proyek energi baru terbarukan pun dimulai dengan total investasi mencapai 150 juta Dollar AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun