Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kita Tidak Bisa Lepas dari Dunia Facebook, Sampai Kapan Main-main di Sini?

20 Maret 2018   12:56 Diperbarui: 26 Maret 2018   10:14 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Startup Report 2017 oleh Dailysocial.id.

Dalam laporan 10 Aplikasi Ponsel Top 2017 (iPhone + Android) yang dirilis Dailysocial.id, semua produk milik Facebook ada di sana. Hebatnya lagi, tiga aplikasi yang paling banyak digunakan orang Indonesia semuanya punya Facebook. Yaitu media percakapan WhatsApp, media pertemanan Facebook dan platform berbagi foto Instagram. 

Popularitas aplikasi percakapan "Messenger" juga tidak jelek-jelek amat. Nangkring di posisi ke-6 setelah Line dan BBM.

Maka bisa dibilang, mayoritas pengguna pengguna aktif media sosial di tanah air yang jumlahnya mencapai 143 juta orang merupakan konsumen loyalis grup Facebook. Untuk konteks Indonesia, misi Mark Zuckerberg yang ingin menjadikan dunia lebih terhubung dan terbuka sudah dapat dikatakan berhasil.

Startup Report 2017 oleh Dailysocial.id.
Startup Report 2017 oleh Dailysocial.id.
Produk-produk digital yang dihasilkan oleh Facebook adalah platform terbuka yang mengikat setiap penggunanya dalam sebuah kelompok yang mereka buat sendiri. Cluster-cluster ini lalu saling bersinggungan dan beririsan, sehingga satu informasi bisa dengan cepat menyebar ke seantero negeri.

Facebook sendiri sudah jadi dunia digital terbesar yang mengayomi seperempat lebih penduduk bumi. WhatsApp, meskipun hadir belakang, justru jadi aplikasi nomor satu yang paling banyak digunakan orang. Hal ini sejalan dengan kebiasaan orang Indonesia saat online yaitu suka ngobrol lewat aplikasi percakapan.

Apakah ini hanya terjadi di perkotaan? Apakah hanya orang kota yang menjadi pengguna Facebook dan produk-produk turunannya?

Ternyata tidak.

Berdasarkan hasil survei "Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017" yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Teknopreneur, hampir semua orang di daerah kota dan kabupaten sudah terhubung dengan internet---lewat ponsel.

Bila dirunut berdasarkan wilayah, terungkap bahwa penetrasi pengguna internet terbesar ternyata ada di pulau Kalimantan dengan penetrasi hingga 72%, jauh di atas pulau Jawa yang hanya 58% populasi penduduk. Tapi kalau dilihat dari sisi jumlah pengguna internet, pulau Jawa tentu lebih besar, mencapai lebih dari 58%.

Survey Internet 2017 APJII
Survey Internet 2017 APJII
Tapi masalahnya, teknologi dan kemudahan yang dihadirkan Facebook lewat keempat produknya belum sepenuhnya berdampak positif bagi para pengguna tanah air. Sebagian besar dari kita masih menggunakan WhatsApp, Facebook, Instagram dan Mesengger untuk main-main. Untuk sekedar menghabiskan waktu di jalan. Atau mengusir kebosanan.

Masih sedikit yang memanfaatkan media sosial dan media percakapan untuk meningkatkan produktivitas, memudahkan pekerjaan atau menambah pundi-pundi uang. Karena niat awal buka FB, WA dan IG hanya sebagai pelampiasan. Uang dan waktu pun terbuang sia-sia.

Sejak tahun lalu, Mark sudah mengungkapkan misi baru yang hendak dia capai lewat produk-produk digitalnya. Yaitu ingin mendekatkan dunia dan membangun komunitas digital. Menjadikan produk ini sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan menyebarkan kebaikan. Facebook bukan sekedar bagian dari teman dan saudara, tapi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara---juga berwarga dunia.

"Mungkin kita tidak punya kekuatan untuk membuat dunia yang kita inginkan dalam waktu singkat, tapi kita semua bisa mulai bekerja dari sekarang untuk jangka waktu panjang. Pada saat-saat seperti ini, hal terpenting yang bisa kami lakukan di Facebook adalah mengembangkan infrastruktur sosial untuk memberikan kekuatan dalam membangun komunitas global yang sesuai untuk semua orang," tulis Mark dalam sebuah catatan di Facebook.

Misi itu akan diwujudkan lewat produk-produk yang sudah dan akan terus dikembangkan perusahaan asal Amerika Serikat ini. Facebook untuk pertemanan dan komunitas, Messenger untuk komunikasi dalam kelompok kecil, WhatsApp untuk percakapan semua orang, dan Instagram untuk berbagi ke seluruh dunia.

Menutup ulasan ini, lagi-lagi saya harus mengajukan pertanyaan yang kerap saya utarakan 10 tahun lalu: Apakah media sosial hanya untuk main-main?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun