Kali ini saya berurusan dengan orang yang kekinian . Gak pake ribet. Apalagi ribut.
Lokasinya: jalan layang Antasari.
Tahu kan bagaimana panjangnya jalan layang itu. Kalau lewat situ pas jam kantor, kelar urusan. Satu mobil bisa menghabiskan waktu sampai satu jam untuk bisa turun di ujung jembatan. Dan yang 'keren' dari jalan melayang ini, tidak adanya bahu jalan untuk berhenti darurat memperbaiki mobil yang mogok atau untuk berhenti sekejap sampai rasa kantuk sirna.
Sore itu, semua cara sudah saya lakukan biar gak ngantuk. Suara radio sudah maksimal. Suara saya nyanyi juga sudah maksimal. Tangan sudah dicubitin. Pipi sudah saya tabokin.
Gak mempan, sodara2!
Dalam kondisi seorang diri, saya pun pasrah. Jalanan macet parah. Mobil bergerak sedikit demi sedikit. Selangkah demi selangkah. Akhirnya saya pun berpikir keras bagaimana caranya menghilangkan rasa kantuk. Sampai akhirnya saya menabrak mobil di depan. Ternyata eh ternyata, saya berpikir keras sambil tidur...
Supir mobil Honda HR-V yang saya tabrak bergegas turun, melihat ke bagian belakang mobilnya. Saya minta maaf. "Maaf, Mas. Saya ngantuk berat...." Dia tidak marah, hanya kesal.
Setelah melihat kondisi bemper belakang, dia balik ke mobilnya, berbicara sebentar dengan bosnya yang duduk di bangku belakang.
"Gini aja, Mas. Bos saya gak mau ribet. Ini masih asuransi. Saya minta biaya klaimnya aja."
"Ok, boleh. Berapa duit, Mas?"
"300 ribu."