Tapi ingat, internet adalah ranah yang berbekas dan serpihan rotinya mudah dilacak. Polisi dengan pasukan kriminalitas-sibernya baru saja menangkap salah satu kelompok yang diduga menjadi produsen senjata mematikan ini. Kelompok bernama saracen tersebut ditengarai memproduksi konten-konten negatif bertarif puluhan juta rupiah untuk banyak klien.
Saya lihat grup Facebook kelompok ini, juga websitenya masih aktif alias belum dibekukan aparat. Silakan cek di www.saracennews.com. Di situ mengalir konten yang sepintas lalu biasa-biasa saja. Karena jualannya memang bukan di situ.
Kalau diperhatikan lebih lanjut, website tersebut juga menyantumkan Pedoman Media Siber dari Dewan Pers. Padahal itu bukan produk jurnalistik.
Dan berdasarkan penelusuran tim kriminalitas siber yang saya tahu sudah dilengkapi perangkat siber nomor wahid, polisi mensinyalir kelompok Saracen adalah agen pembuat konten berbayar yang dibuat untuk menimbulkan kebencian dan permusuhan.
Lantas siapa sih sebenarnya klien-klien pemesan konten saracen? Jawaban ini yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang sudah lama terpapar serangan senjata mereka.
Sambil menunggu rilis polisi berikutnya, mari tingkatkan kecerdasan dalam bermedsos. Baca dulu sebelum merespon konten. Teliti dulu sebelum menyebarkan konten. Karena boleh jadi konten yang anda terima itu adalah senjata mematikan yang diproduksi dalam peperangan tak berwujud ini.
#sosmedsos
Salam literasi media!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H