Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Panggung Gembira dan Drama Arena, Standar Tinggi Pensi Santri di Gontor

23 Agustus 2017   16:44 Diperbarui: 25 Agustus 2017   05:32 18478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pentas drama di Drama Arena 592. (@iskandarjet)

Ribuan santri memadati semua areal di depan panggung, sampai ke tangga masjid. (@iskandarjet)
Ribuan santri memadati semua areal di depan panggung, sampai ke tangga masjid. (@iskandarjet)
Karena bukan tontonan, maka pondok tidak pernah mengundang pihak luar untuk datang nonton PG maupun DA. Termasuk orang tua murid. Kalau pun ada walisantri yang hadir, kedatangan mereka karena diundang anaknya yang ikut pentas, atau kebetulan sedang menengok putranya. Begitu juga dengan para alumni yang datang ke sini. Mereka bukan undangan pondok dan tidak punya tempat khusus di areal penonton.

Itulah sebabnya, susunan bangku penonton tidak menyediakan ruang khusus untuk orang tua atau tamu di bagian depan panggung. Tempat mereka agak di belakang, di sisi kiri panggung. Bagian depan panggung semuanya diisi oleh para guru dan keluarganya, jajaran pimpinan pondok beserta dewan juri.

Penonton VIP yang terdiri dari keluarga dan guru Gontor mendapatkan penganan dan souvenir dari panitia DA. (@iskandarjet)
Penonton VIP yang terdiri dari keluarga dan guru Gontor mendapatkan penganan dan souvenir dari panitia DA. (@iskandarjet)
Santri baru posisi duduknya berada persis di belakang guru, karena mereka adalah pemirsa utama acara ini. Sedangkan santri lainnya menyebar di banyak sudut tempat, sampai memenuhi lantai kedua gedung asrama Aligarh dan masjid pondok. Untuk menambah kenyamanan penonton, panitia menempatkan tiga layar lebar di tiga titik terpisah.

Untuk memacu penyelenggara DA dan PG dalam menyuguhkan hiburan yang berkualitas, dibentuklah tim juri yang bertugas menilai hasil kerja keras anak kelas lima dan kelas enam ini.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari dekorasi panggung, taman yang menghiasi bagian depan panggung, tata cahaya, tata suara, pelayanan dan penganan untuk tamu, penampilan MC, sampai ke detil tiap-tiap pertunjukan.

600 an santri kelas 5 menyimak nilai yang diberikan oleh pimpinan pondok untuk Drama Arena mereka. (@iskandarjet)
600 an santri kelas 5 menyimak nilai yang diberikan oleh pimpinan pondok untuk Drama Arena mereka. (@iskandarjet)
Dulu, yang memberi nilai hanya Pak Hasan. Tapi sekarang ada sekitar 10 orang juri yang duduk di belakang pimpinan dan dengan tekun menilai satu per satu rangkaian acara. Setelah itu, hasilnya diberikan oleh Pak Hasan untuk dibacakan. Tapi nilai akhir ada di Pak Kyai. Dia bisa memberi nilai lebih dari nilai yang diberikan dewan juri.

Beda DA dan PG

Drama Arena sendiri bisa dibilang sebagai ajang unjuk kebolehan para pengurus di hadapan para anggotanya. Di Gontor, santri kelas lima adalah pengurus. Mereka memulai tugasnya di awal tahun ajaran baru seperti sekarang dengan menjadi pengurus atau mudabbir di semua gedung asrama. Lalu di pertengahan tahun ajaran nanti, tugas mereka bertambah menjadi pengurus di organisasi intrakampus bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM)---menggantikan anak kelas 6 yang bersiap mengikuti rangkaian ujian akhir di Gontor.

Pentas musik nusantara di DA 592. (@iskandarjet)
Pentas musik nusantara di DA 592. (@iskandarjet)
Drama Arena juga jadi ajang pemanasan buat anak kelas lima sebelum mereka menggelar Panggung Gembira di tahun berikutnya. Itulah sebabnya, bila dinilai dari semua segi, kualitas DA berada di bawah PG. Dan sejatinya, kedua pentas ini memang bukan untuk dibandingkan. Enggak apple to apple. Karena beda kelas dan tujuan pendidikannya.

Nah kalau Panggung Gembira, bisa dibilang sebagai produk pendidikan paling kompleks yang dimiliki Pondok Modern Gontor. Tidak hanya di Gontor Putra 1 Ponorogo, tapi juga di kampus-kampus Gontor lain, dari Aceh sampai Poso.

Poster Panggung Gembira seperti ini dipasang di banyak tempat, termasuk di depan gedung penerimaan tamu al Azhar. (@iskandarjet)
Poster Panggung Gembira seperti ini dipasang di banyak tempat, termasuk di depan gedung penerimaan tamu al Azhar. (@iskandarjet)
Meskipun produk akhirnya adalah berupa pentas seni, tapi prosesnya benar-benar mendidik. Sepanjang kurun waktu enam tahun nyantri, siswa hanya punya kesempatan PG satu kali. Itu artinya, mereka akan membuat konsep acara, mengatur rundown di atas panggung, membuat panggung, mengatur pencahayaan, mencari donasi dan sebagainya, satu kali seumur jadi santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun