Justifikasi atas sesuatu itu akan lebih hidup kalau diutarakan oleh tokoh dalam cerita yang sedang Anda sajikan untuk pembaca.
Ini modal dasar yang perlu Anda pegang teguh. Ini cara praktis untuk membuat cerita Anda hidup laksana dongeng yang biasa diceritakan oleh orang tua kepada anak-anak mereka menjelang tidur.
Berceritalah dengan runut. Bertuturlah dengan detil. Deskripsikan suara yang Anda dengar. Tuliskan aroma yang Anda cium. Beberkan lapis demi lapis rasa dari kue yang Anda makan.
Dengan cara itulah pembaca bisa ikut merasakan apa yang Anda nikmati, dan bisa ikut menikmati Apa yang Anda rasakan. Satu contoh cerita bisa Anda baca di artikel saya berjudul “Yang Pertama dan Serba Wah di Kabin Pesawat Kepresidenan”.
Di situ, dari awal sampai akhir, saya mengajak pembaca untuk ikut bergegas memasuki pesawat kepresiden bersama Presiden Jokowi yang ada di depan sana. Mereka yang membaca cerita itu juga saya bawa masuk ke dalam kabin pesawat. Saya dudukkan ke atas kursi empuk berbalut kulit warna coklat muda. Saya suapkan santap malam yang disajikan oleh pramugari yang kecantikannya saya hadirkan dalam bentuk foto.
Tentu ini membutuhkan waktu dan ingatan. Tapi sepanjang Anda sendiri yang mengalaminya, tidak terlalu sulit untuk menceritakan detilnya.
Bahkan, sekalipun tidak mengalami suatu peristiwa, Anda tetap bisa menceritakan detilnya, lewat penuturan orang yang kebetulan mengalami langsung peristiwa tersebut.
Bagaimana caranya? Akan saya bagikan di ulasan berikutnya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI