Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Mencekam dari Selembar Struk Starbucks Skyline Jam 10.39 (#terorJakarta)

15 Januari 2016   19:53 Diperbarui: 20 Januari 2016   17:54 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tanda terima dari Starbucks Skyline ini dicetak beberapa menit sebelum sebuah bom meledak pada hari Kamis (14/1) kemarin, sekitar pukul 10.50 WIB. (Sigit Prakasa)"][/caption]Acara diskusi yang dimulai dari jam sembilan pagi itu hampir rampung. Para peserta yang berasal dari tim IT beberapa perusahaan masih menyimak jawaban narasumber dalam suasana santai. Kondisi di dalam Starbucks Coffee Skyline terlihat penuh. Sedikitnya 35 orang memenuhi areal kedai kopi, 25 di antaranya berada di lokasi untuk mengikuti diskusi informal yang diadakan Esset Indonesia.

Ada sepasang warga asing yang sedang menikmati suasana pagi, dan tiga orang bule lainnya duduk santai di tempat terpisah.

Sekitar pukul 10.40, Sigit Prakasa (35) menerima struk pembelian croissant dari asistennya. Di lembar struk itu tertulis jam 10.39 (WIB). Tiga menit berselang, pesanannya datang. Sambil sesekali melempar pandangan ke jalan MH Thamrin, Business Development Manager Esset Indonesia itu menikmati croissant dan moccachino di hadapannya. Tapi baru saja sarapan paginya habis, menjelang pukul 10.50, sebuah ledakan tiba-tiba menggelegar kencang dari arah belakang. Telinganya terasa ikut meledak.

Sekonyong-konyong, Sigit yang bertanggungjawab atas kelancaran acara pagi itu tidak dapat mendengar suara gaduh di dalam Starbucks Coffee yang terletak di lantai dasar Gedung Skyline, seberang Sarinah, Jakarta. “Telinga saya langsung berdengung, Mas. Suara (ledakannya) kenceng banget,” cerita Sigit, saat saya hubungi via telepon, tadi sore.

[caption caption="Starbucks Skyline jadi saksi bisu baku tembak teroris-polisi yang berakhir dengan ledakan bom yang menewaskan para pelaku teror. (Google Maps)"]

[/caption]

Suasana seketika kacau. Semua orang yang ada di dalam kedai kopi, termasuk 16 orang peserta diskusi, lima orang karyawan Esset Indonesia dan empat orang mitra Esset, bergegas meninggalkan lokasi. Begitu juga dengan seluruh karyawan Starbucks yang sigap mengevakuasi siapapun yang ada di sana. “Sampai teman saya gak bisa balik untuk mengambil tas yang tertinggal di dalam,” lanjut Sigit.

Saat ditanya kapan waktu persisnya, Sigit yakin ledakan bom itu terjadi sebelum jam 10.50. Karena sesaat setelah semua orang berada di luar, seorang temannya langsung menelepon keluarganya, dan di teleponnya jam panggilan keluar tercatat tepat pukul 10.50 WIB.

Setelah itu, pria kelahiran Semarang ini mendengar empat kali suara letusan dari arah Jalan MH Thamrin. Tapi karena fokusnya waktu itu adalah mengumpulkan dan memastikan anak buahnya dan para peserta diskusi aman, Sigit tidak begitu memperhatikan apa yang sedang terjadi. Termasuk berapa orang yang menjadi korban.

[caption caption="Sigit B Prakasa. (Sigit Prakasa)"]

[/caption]

“Saya tidak tahu dampak dari ledakan itu seperti apa. Tapi saya sempat melihat ada api keluar dari titik ledakan, setelah itu ada asap,” katanya.

Akibat ledakan tersebut, salah seorang karyawan Esset, Adi Saputra (30), terkena serpihan kaca. Bagian pelipisnya terluka dan mengeluarkan banyak darah. Tanpa berpikir lama, Sigit segera memerintahkan supirnya, Pak Yo, untuk membawa Adi ke rumah sakit. Sambil membantu Adi, Sigit juga melihat temannya yang lain menolong warga asing yang ikut terluka akibat ledakan.

Dari sini, suasana di kawasan Sarinah semakin mencekam. Suara letusan senjata dan ledakan masih terdengar, orang-orang berlarian ke arah Sabang, sementara sebagian lainnya mendekat ke sumber ledakan di pos polisi perempatan jalan Thamrin. Sampai akhirnya, terjadi ledakan besar di pelataran parkir gedung Skyline di depan Starbucks yang menewaskan dua orang teroris.

[caption caption="Di pelataran parkir inilah dua orang teroris menembaki dan melempar granat ke arah polisi. (Google Maps)"]

[/caption]

Karena keadaan begitu ricuh dan banyak kerumunan di jalan raya, Pak Yo yang baru keluar gedung terpaksa belok kanan, masuk ke jalan Thamrin, melawan arah menuju ke Monas. Adi pun akhirnya dirawat di Rumah Sakit MMC di kawasan Kuningan.

“Saya gak tahu lagi urut-uratan kejadian setelah itu karena saya langsung pergi ke arah Sabang,” pungkas Sigit yang akhirnya pulang ke kantornya menggunakan taksi.

Ikuti @iskandarjet di Twitter, Facebook dan Instagram.

Baca juga:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun