Kalau Anda pernah terkagum-kagum dengan serial film Hulk, Iron Man, Thor, ataupun Captain America saya jamin Anda akan kagum dengan film ini, karena Avengers: Age of Ultron mencoba menaikkan skala nilai rangkaian film superhero tadi satu tingkat lebih tinggi dalam sebuah balutan film super superhero.
Tapi bagaimana pun, kalau ada orang hebat, katakanlah presiden sedunia, berkumpul dalam satu ruangan, pasti ada satu-dua dari mereka yang menonjol dari lainnya. Begitu juga dengan Avengers. Ketika mereka berkumpul, ada yang menonjol dari yang lainnya, tapi reka-peran dan ikatan emosional antar mereka diceritakan dengan rapi dalam sebuah skrip yang menarik dan cair. Bahkan lucu dan menghibur.
Iron Man tetap berada di urutan atas karena dia orang paling kaya yang sumber teknologinya seakan tak terbatas. Tapi kepemimpinan Captain America sungguh luar biasa, sampai Stark bilang dia cuma petugas saja dalam kumpulan Avengers, sementara sang Kapten adalah bosnya.
Saya melihat peran Hulk juga sangat penting dalam film kedua ini, berkat kecerdasannya dan kemampuannya dalam merekayasa sel makhluk hidup. Sementara peran Thor sebagai perwakilan Dewa bisa dibilang mengayomi yang lainnya. Apalagi sumber kekuatan yang diperebutkan dan jadi inti cerita berasal dari Asgard, singgasana sang dewa.
Bagaimana dengan pahlawan super lain? Cukup seimbang dan punya peran yang sama besar. Beberapa kali saya membayangkan bagaimana jadinya film ini kalau tidak melibatkan Black Widow atau Hawkeye atau Quicksilver atau Scarlet Witch. Hasilnya saya bayangkan tidak lebih seru dibandingkan mereka semua hadir di dalamnya.
Bayangan ini juga terekam dalam sebuah adegan saat Scarlet Witch frustasi karena merasa dirinya yang paling bersalah. Hawkeye lalu memberikan motivasi yang intinya silakan saja kamu merasa bersalah dan ngumpet aja di balik bangunan ini. Tapi kalau kamu ikut berjuang, itu baru namanya Avengers.
Dan benar saja. Begitu Scarlet Witch bangkit dari kegundahannya, kekuatan yang dilepaskan sungguh luar biasa, memporak-porandakan pasukan Ultron yang terdiri dari robot-robot penuh kesumat.
Film ini menuntaskan rasa penasaran saya dan, lebih penting lagi, memuaskan ekspektasi saya, bahkan lebih dari yang saya harapkan.
Setelah keluar dari bioskop, ada satu hal yang saya sayangkan dari film ini, yaitu ada cukup banyak aksi yang permulaannya tidak mulus, terputus sepersekian detik dari adegan sebelumnya. Sehingga perasaan di sekitar para jagoan yang sedang berantem itu ada kamera dan sutradara yang beredar sesekali kali mencuat, mengganggu kenikmatan nonton.
Kalau kamu suka jenis film superhero, film ini wajib kamu tonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H