Setelah melewati pos imigrasi, saya masuk ke pos pemeriksaan barang dan badan. Sebelumnya, barang bagasi yang saya bawa sempat diperiksa terlebih dahulu. Dan saya dibawa ke bagian pemeriksaan khusus. Tapi alhamdulillah koper saya tidak sampai dibongkar di depan mata. Setelah memeriksa dokumen barang bawaan yang saya tandatangani, petugas mempersilakan saya pergi dengan, lagi-lagi, mengucapkan, "Selamat datang di Amerika!"
Lolos dari pemeriksaan bagasi, saya masuk ke pemeriksaan badan dan barang bawaan kabin. Di sini, antrian diatur sedemikian rupa sehingga setiap penumpang berkesempatan mencopot atau mengeluarkan semua barang yang ada di pakaian. Ya, semuanya. Barang metal maupun non-metal. Termasuk gesper, sepatu, sapu tangan, permen, ponsel, apapun. Tidak termasuk baju dan celana, tentu.
Semua barang-barang tadi diminta ditaruh ke dalam keranjang. Laptop yang ada di tas harus dikeluarkan. Setelah itu, dengan tanpa mengenakan sepatu, saya diminta masuk ke pemeriksaan sinar-X, menghadap ke kanan dengan kedua tangan terangkat.
Lalu, jepret! Seisi badan terdeteksi dengan sempurna. Kalau masih barang yang masih menempel di badan, penumpang akan diminta balik lagi, mengeluarkannya, lalu masuk ke ruang jepret lagi. Tapi buat penumpang yang tidak ingin diperiksa dengan sinar X, bisa melalui pemeriksaan manual, yaitu diraba-raba dengan tangan.
Setelah itu, selesai.
Saya lalu menuju ke bagian pindah pesawat dan terbang satu setengah jam menuju Washington DC.
Sayang saya tidak sempat keliling bandara internasional Hartsfield Jackson Atlanta yang konon sudah menjadi bandara tersibuk di Amerika. Karena usai pemeriksaan, saya harus bergegas ke Terminal 7 yang melayani penerbangan domestik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H