Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Saat Menulis, Jangan Lupakan 5W Bersaudara

10 April 2012   10:27 Diperbarui: 27 Juli 2015   15:56 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon, tersebutlah 5W Bersaudara nan sakti mandraguna. Kelima orang itu harus selalu disebut dalam setiap tulisan. Karena kalau terlewatkan satu saja, mereka akan marah. Dampaknya, tulisan terkena sihir sehingga tidak enak dibaca. Mereka adalah What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan) dan terakhir, si bungsu Why (Mengapa).

Sebenarnya, ada satu lagi yang juga harus disertakan, yaitu si H alias How (Bagaimana). Tapi How jarang luput dari perhatian karena senantiasa masuk ke dalam penjelasan tulisan.

Saya sering membaca tulisan-tulisan di Kompasiana yang di paragraf-paragraf awal sudah langsung ngebut menjelaskan semua yang terkait dengan How. Bagaimana prosesnya. Bagaimana kejadiannya. Bagaimana akhirnya. Bagaimana caranya. Dan seterusnya. Tapi sayang, ekspos berlebih terhadap si H tidak diikuti dengan penyebutan lengkap 5W Bersaudara. Sehingga ketika sedang asyik menikmati tulisan sampai beberapa paragraf, muncul keanehan. Semakin banyak paragraf yang dibaca, perasaan bertambah gelisah karena ada 'sesuatu yang hilang'.

Pada titik ini, biasanya pembaca akan mengalami apa yang disebut dengan sindrom-gak-jelas-nih. Otaknya terusik oleh pertanyaan-pertanyaan sederhana tapi mendasar.

"Yang dibawa oleh para pengunjung itu hadiah atau barang belanjaan? Ini lagi ngomongin politik atau film ya? (so What gitu loh).

"Ini kejadiannya kapan sih? Tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detiknya ke mana?" (so When gitu loh).

"Acaranya di Jakarta atau Manado? Persisnya di mana, di pasar atau di gedung?" (so Where gitu loh).

"Korbannya siapa? Penerima penghargaan itu sebenarnya siapa sih? Si Ali ini adiknya atau kakaknya Yuni? (so Who gitu loh).

"Kenapa dia sekarang jadi orang miskin? Kenapa Ruslan tidak boleh berpolitik?" (so Why gitu loh).

Dan masih banyak contoh pertanyaan mendasar lain yang merupakan perpaduan antara What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan) dan Why (Mengapa).

Intinya, pembaca lama-lama bosan dengan kebingungan yang selalu menyergap, acap kali membaca tulisan yang tidak mengindahkan kekuatan 5W Bersaudara. Setelah itu, muncul sikap antipati terhadap penulisnya karena aura tulisan-tulisan miliknya sudah tertutup oleh sihir yang dilancarkan 5W Bersaudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun