Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Freez: Ketika Kompas Hadirkan Konten Media Sosial

7 Oktober 2011   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu (5/10) kemarin, sehari menjelang kehadiran lembar Kompasiana Freez edisi ke-11 tahun 2011 di Harian Kompas, saya merilis satu ulasan di KOMPAS.com seputar perkembangan media sosial di Indonesia. Ulasan mengacu pada kehadiran Kompasiana Freez (selanjutnya disingkat menjadi Freez) sebagai versi cetak media sosial pertama di Indonesia yang ikut mewarnai keriuhan interaksi digital di langit maya Indonesia.

Berikut saya tayangkan kembali tulisan dimaksud untuk para pembaca Kompasiana:

Salah satu fenomena yang muncul dari ledakan media sosial di Indonesia adalah hadirnya konten yang dibuat warga internet (netizen) di harian Kompas, koran dengan tiras terbesar di Indonesia. Setiap Kamis, Kompas menayangkan tulisan para blogger di lembar khusus bernama Kompasiana Freez.

Kehadiran Kompasiana Freez yang mengusung slogan "Esensi Bukan Sensasi" melengkapi parameter kehebohan media sosial yang sudah mendahuluinya, seperti tingginya jumlah pengguna Facebook Indonesia yang tercatat menduduki peringkat kedua dunia dan maraknya percakapan di Twitter dari Tanah Air, khususnya di kota-kota besar. Imbasnya, tema-tema khas Indonesia pun mewarnai trending topics (topik hangat) Twitter dalam banyak kesempatan.

Kompasiana Freez sendiri merupakan media sosial versi cetak pertama di Indonesia. Kontennya diambil dari tulisan warga di Kompasiana. Untuk menjaga kualitas dan validitas konten, Kompasiana memberlakukan sistem verifikasi akun untuk setiap Kompasianer (blogger Kompasiana) yang ingin menominasikan tulisannya ke Freez. Setelah itu, setiap tulisan dengan tag "freez" otomatis tayang di microsite Freez (http://freez.kompasiana.com).

Setiap minggu, Freez yang terbit perdana akhir Juli 2011 lalu melempar satu tema obrolan yang akan dijadikan topik utama di lembar Freez edisi berikutnya. Tema yang diangkat adalah tema yang ringan dialami banyak orang, seperti "Cerita Merah Putih", "Jodoh Online", "Gaji Pertama", dan "Sahabat Digital".

Di luar topik utama, Freez juga menayangkan tulisan-tulisan seputar gaya hidup yang dibingkai dalam beberapa rubrik, mengacu ke rubrikasi yang ada di Kompasiana. Yaitu rubrik Rehat (seputar dunia hiburan), Tren (gaya hidup), Wisata (cerita jalan-jalan), Media Sosial (fenomena media sosial), Gadget (ulasan produk), Fiksi (cerita mini), dan Sosok (profil warga inspiratif).

Selain itu, juga ditayangkan satu kicauan menarik di Twitter yang sesuai dengan topik yang sedang diangkat.

Dalam konteks jurnalisme warga (citizen journalism), kehadiran Kompasiana Freez merupakan pengembangan konten yang cukup signifikan, dari sekadar melibatkan pembaca di internet menuju ke arah pelibatan masyarakat lebih luas.

Steve Outing, lewat tulisannya yang cukup populer, "The 11 Layers of Citizen Journalism", menyebutkan, beberapa media massa sudah mencoba menghadirkan versi cetak dari konten media warga yang berdiri sendiri. Salah satu keuntungan dari model konten seperti ini, tulis Outing, adalah peluang mendapatkan penghasilan tambahan untuk surat kabar yang merambah ke jurnalisme warga.

Ke depan, Kompasiana Freez akan dikembangkan dengan menyajikan konten-konten yang lebih variatif dan inspiratif. Konten cetak yang sebelumnya bersifat satu arah, lewat model media sosial versi cetak ini, bisa diubah menjadi dua arah dan melibatkan masyarakat pembaca dalam menentukan konten apa yang ingin dibaca esok (content on demand).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun