Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cerita Panjang Akun Kompasiana Bernama Titi

23 November 2011   14:54 Diperbarui: 12 Oktober 2015   22:30 4098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Titi menutup telepon, saya menghubungi Dyah yang sehari sebelumnya mengirim email berisi alasan lengkap mengapa dia ingin mengungkapkan kebenaran di balik akun Titi. Via telepon, Dyah mengaku mendapatkan data-data akurat dari DINKES dan IDI Banyumas. Niat utamanya adalah mengungkapkan fakta bahwa dr.anugra adalah dokter umum dan tidak ada klinik bedah kanker serta aktivitas dokter bedah kanker di klinik desa Rempoah. Fakta itu perlu diungkapkan sebenar-benarnya agar masyarakat terlindungi dari praktek dokter yang tidak sesuai kompetensinya serta melindungi kesalahan persepsi Kompasianer terhadap dokter bedah kanker yang asli yang bertugas di Purwokerto. Lewat email, Dyah menuliskan dua fakta penting berikut yang merupakan bantahan atas apa yang pernah ditulis Titi:

  • dr. Anugra Martyanto adalah seorang dokter umum.
  • Dokter bedah kanker di Purwokerto dan sekitarnya hanya ada seorang, yaitu dr. L. (identitas aslinya sengaja saya samarkan), tidak memiliki klinik di Desa Rempoah, Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas, dan tidak memiliki aset-aset dan aktivitas seperti yang diceritakan oleh TITI.

Setelah menerima penjelasan tersebut, saya masih bertanya-tanya, apa yang menghubungkan antara dr Anugra dan Titi? Apakah dokter pemilik klinik tempat Titi bekerja adalah dr Anugra? Lantas bagaimana cara membuktikan bahwa akun Titi terkait erat dengan dr Anugra? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena Titi tidak pernah menyebut nama dokter atasannya di dalam tulisan-tulisan di Kompasiana (kecuali di beberapa tulisan yang dia hapus tanpa penjelasan).

Untuk membuktikan identitas pemilik akun Titi dan kaitannya dengan dr Anugra, tidak bisa dilakukan dengan kajian dan penyelidikan data di dunia maya. Harus ada yang turun langsung ke lapangan dan mengecek ke lokasi. Dan itulah yang kemudian dilakukan oleh Singgih. Dia mendatangi alamat dr Anugra di Klinik Griyo Waluyo, Jl Perapatan Tengah No 25, Desa Rempoah, Baturraden, Jawa Tengah. Alamat ini didapat dari dr Anugra sendiri yang menuliskannya di kolom komentar tulisan Rosiy, 18 November 2009.

Sepulang dari klinik, Singgih langsung menuliskan hasil investigasinya di sini. Setelah membaca tuntas laporan tersebut, saya bergegas menelepon Singgih untuk mengkonfirmasi hasil penyelidikannya. Singgih menjelaskan, pagi tadi bertemu dengan Titi dan dr Anugra di sebuah rumah praktek dokter umum (Singgih berulang kali menyebut tempat itu bukan klinik karena tidak terlihat seperti klinik dan tidak ada plang nama klinik). Setelah bersalaman dengan Titi dan dr Anugra, Singgih langsung meminta konfirmasi atas tulisan paling menghebohkan yang pernah dibuat oleh Titi (dibaca oleh 340 ribu lebih orang), yaitu berita meninggalnya seorang bayi saat ibunya menggunakan BlackBerry. Jawaban dr Anugra sungguh di luar dugaan. Berikut laporan Singgih:

"Pertama, saya mendapat keterangan dari Beliau bahwa tulisan tersebut benar asistenya (Sdri. Titi) yang mengetik dan publish, sumbernya dari dr. Anugra yang cerita. Dan cerita tersebut katanya memang benar terjadi tapi tempat kejadiannya di salah satu klinik di mana dr Anugra prakter di Jakarta Selatan tepatnya di jalan Fatmawati dan klinik tersebut sekarang sudah di tutup, dan kejadian tersebut tahun 1990, dan tempat kejadianya bukan di Purwokerto."

Dan yang lebih mengagetkan, dr Anugra mengakui dirinya mengedit semua tulisan Titi sebelum ditayangkan di Kompasiana. Kedatangan Singgih ke tempat kerja dr Anugra (dan sekaligus tempat kerja Titi) tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tapi mengungkap fakta baru yang sudah diduga banyak Kompasianer sebelumnya. Ternyata selama ini keduanya memang terikat hubungan erat sebagai dokter dan perawat.

Di Kompasiana, Titi berperan sebagai penulis, dr Anugra sebagai editor. Pengakuan dr Anugra bahwa Titi bekerja dengan temannya terbukti hanya isapan jempol. Begitu juga dengan tulisan Titi soal bayi BlackBerry, ternyata tidak terjadi di kliniknya. Titi sudah berbohong, dan kebohongannya diedit oleh dr Anugra. Selanjutnya, kebohongan berita itu ditambah dengan kebohongan baru di tulisan berikutnya yang salah satu paragrafnya berbunyi:

"Dan sesungguhnya pagi ini-pun saya sudah dipanggil oleh pimpinan di klinik tempat saya bekerja dan diadakan rapat mendadak dikalangan staf dan mengevaluasi isi tulisan yang saya postingkan itu. Sesuai petunjuk dan arahan dari pimpinanku di klinik tempat saya bekerja, saya di perintahkan membuat tulisan lagi untuk mengklarifikasi dan menjelaskan tujuan awal dari penulisan itu, sungguh tidak ada tujuan untuk membuat HOAX, atau membuka sebuah musibah dari pasien kami, atau sengaja membuka rahasia jabatan kami dibidang pelayanan medis....."

Lantas apakah peran Titi persis seperti yang disebut oleh dr Anugra? Apakah memang dia penulisnya dan sang dokter editornya? Sayang dua pertanyaan ini tidak bisa terjawab karena Titi tidak boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan Singgih. "Semua (jawaban)nya diambil alih oleh dr Anugra," jelas Singgih. Lalu saya bertanya apakah wajah Titi mirip dengan foto di Kompasiana? Dia bilang mirip dengan foto-foto di tulisan berjudul "Apakah Anda Merasa Senang di Tempat Anda Bekerja". Apakah ada air terjun di belakang kliniknya? "Enggak ada lah mas. Rumah itu adanya di perkampungan. Air terjun adanya di hutan. Lagi pula, gambar klinik yang diposting Titi tidak sama dengan rumah yang saya datangi tadi pagi," imbuh Singgih.

Tindakan Kompasiana

Dari berbagai penelusuran yang sudah dilakukan oleh Kompasianer, Kompasiana memutuskan untuk mencabut nama Titi dari daftar Nominator. Perlu diketahui bahwa Titi dinominasikan karena total pembacanya paling banyak. Dan banyaknya jumlah pembaca ini didapat dari tulisan hoax bayi BlackBerry yang faktanya sudah terungkap di atas. Selain itu, Kompasiana juga dengan terpaksa memblokir akun Titi dengan pertimbangan: Adanya indikasi penyalahgunaan akun oleh pihak lain, adanya indikasi akun ini palsu, dan, yang lebih penting, untuk mencegah adanya aksi penghapusan tulisan oleh Titi seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Demikian cerita panjang ini saya tulis. Semoga menjawab kegelisahan yang selama ini muncul akibat akun Titi dan tulisan-tulisannya.

#trims
JET

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun