Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aqiqah (yang Tertunda) untuk Kahla

7 Maret 2011   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:00 7191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_93655" align="aligncenter" width="640" caption="Ini dia yg diaqiqahin"][/caption]

Saat menulis cerita bahagia ini, kaki saya masih terasa pegal-pegal. Balsam dan minyak gosok sudah disapukan ke sekujur kaki. Tapi betis masih terasa nyeri, begitu juga dengan telapak kaki bagian atas. Mungkin karena Sabtu (5/3) kemarin aktifitas kaki jadi berlipat untuk hilir-mudik mempersiapkan aqiqah putra saya yang ketiga, Kahla Ramdhan Zulkarnaen Putra. Tapi, apapun yang saya rasakan, kebahagiaanlah yang paling dominan menghiasi hari pertama saya di minggu kedua Maret ini. Bahagia karena rencana meng-aqiqahkan Kahla (seperti juga aqiqah untuk dua kakaknya) terlaksana dengan lancar. Aqiqah adalah syariat menyembelih hewan untuk mensyukuri kelahiran anak. Kalau anak perempuan, aqiqahnya berupa satu ekor kambing, sedangkan anak laki-laki jatahnya dua ekor kambing. Hukumnya bukan wajib, tapi sunnah mu'akkadah alias sunnah yang dianjurkan. Untuk ukuran keluarga biasa dengan anak tiga, acara yang digelar malam minggu usai shalat Isya kemarin merupakan pencapaian yang luar biasa. Sejak pindah dari Kuningan Timur karena kena gusur kedua oleh proyek-orang-kaya si Mega Kuningan, saya belum pernah mengadakan acara khusus untuk bapak-bapak di rumah. Kalau acara arisan keluarga atau ulang tahun sudah beberapa kali. Tapi acara bapak-bapak di malam hari baru sekali. Dalam tradisi Betawi, acara itu bisa disebut sebagai perayaan aqiqah atau walimatul aqiqah. Rangkaian acaranya sama dengan acara syukuran lain, diawali dengan pembukaan, tahlilan, pembacaan riwayat Rasulullah dan ditutup dengan ceramah lalu doa. [caption id="attachment_93654" align="aligncenter" width="640" caption="Pas acara sholawatan"]

12994758461048217221
12994758461048217221
[/caption] Saya bersyukur karena sekitar 150 undangan datang memenuhi halaman depan rumah. Dan yang lebih disyukuri lagi, malam itu tidak hujan meskipun langit terlihat tidak begitu cerah. Tidak terbayang apa jadinya kalau hujan. Acara memang sengaja saya gelar di depan rumah. Ruang tamu hanya bisa menampung beberapa orang undangan dan dikhususkan untuk para ustadz dan tokoh masyarakat setempat. Pembawa acara dan penceramah pun 'mentas' dari teras rumah. Sekitar pukul delapan malam, para tamu sudah berdatangan, dari rombongan jamaah masjid setempat, rombongan hadrah, para tetangga dan teman-teman di dekat rumah. Acara berlangsung sesuai rencana tanpa hambatan. Saat menyampaikan kata sambutan atas nama tuan rumah, saya berulang kali mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tamu. Saya juga menjelaskan bahwa aqiqah ini merupakan rencana yang tertunda sejak kelahiran Kahla, 8 September 2010. Idealnya, aqiqah diadakan seminggu setelah dilahirkan. Tapi saya tetap merasa harus banyak-banyak bersyukur karena diberi rizki dan kesempatan menunaikan salah satu ajaran agama Islam--meskipun berjarak enam bulan dari hari lahirnya. Selain aqiqah, malam itu juga saya dedikasikan untuk mensyukuri khitan Kahla yang memang sudah disunat sehari setelah lahir. Setelah tahlilan, acara dilanjutkan dengan pembacaan riwayat Nabi. Untuk memeriahkan suasana, saya sengaja mengundang tim hadroh (sebutan untuk kelompok musik sholawat) yang terdiri dari 12 anak-anak remaja masjid bersenjatakan rabana lengkap. Dalam ceramahnya, Ustadz H Mulyadi memaparkan tiga hak anak terhadap orang tuanya, yaitu mendapatkan nama yang baik, mendapatkan pendidikan agama dan dinikahkan saat sudah mampu berumah tangga. Itu sekelumit aktifitas akhir minggu saya. Terakhir, lewat tulisan ini, saya mohon doa teman-teman agar Kahla menjadi anak yang soleh, pintar dan berbakti kepada orangtua. Amin ya rabbal alamin. [caption id="attachment_93698" align="aligncenter" width="640" caption="Tim Hadroh memeriahkan acara aqiqah"]
1299485499991255964
1299485499991255964
[/caption] [caption id="attachment_93699" align="aligncenter" width="640" caption="KH Mulyadi menyampaikan tausiah"]
129948519259989861
129948519259989861
[/caption] [caption id="attachment_93700" align="aligncenter" width="640" caption="Kahla mendapat usapan doa dari para undangan, termasuk dari Papanya (yang narsis) :)"]
12994858391371681533
12994858391371681533
[/caption] [caption id="attachment_93645" align="aligncenter" width="640" caption="Ucapan syukur aqiqah Kahla"]
12994740501952940020
12994740501952940020
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun