Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berawal dari Print-out Tulisan Nadia dan Arief (1)

5 April 2010   03:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_100701" align="alignright" width="225" caption="Setiap hari, Nadia (10 tahun) hanya bisa duduk di atas kursi roda sambil menahan sakit di kedua kakinya (iskandarjet)"][/caption] Menjelang libur panjang akhir minggu atau Kamis (1/4) kemarin, istri saya Entin Soleha mengalami sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Pengalaman membantu seorang tetangga membuat rekening tabungan di Bank Mandiri. Boleh jadi tabungan tersebut tidak memberi arti dan perubahan, tapi setidaknya dia tahu, di belahan lain tempat ia biasa tinggal, ada banyak orang yang bisa dan mau membantu meringankan beban yang selama ini dijalani dengan penuh keikhlasan dan ketabahan. Tetangga yang saya maksud adalah pasangan Mahmudi (37 tahun) dan Nurhasanah (37 tahun), orang tua Nadia dan Arief, kakak beradik penderita Alagille Syndrome (kelainan fungsi hati secara genetik) yang kisah hidupnya pernah tulis sebelumnya. Saat istri saya mengantar dan membantu Nurhasanah membuka rekening, saya sedang berada di Surabaya untuk acara Kompasiana Nangkring bersama rekan-rekan Kompasianer di sana. Lewat telepon, saya menyarankan istri menulis dan menayangkan pengalamannya tersebut di Kompasiana. Dia sendiri sudah lama terdaftar sebagai Kompasianer sejak November 2009 lalu. Tapi karena sibuk mengajar di TK Kemala Bhayangkari, Tanjung Timur, Jakarta Selatan, ditambah rutinitas merawat dua anak kami tercinta, Mayla Sarah Zulkarnaen Putri (5 tahun) dan Nahda Haniya Zulkarnaen Putri (2 tahun), akunnya masih kosong alias belum diisi satu tulisan pun. Hingga tulisan ini ditayangkan, istri saya belum sempat menuliskan pengalaman yang sebenarnya bermuara dari salinan print-out kisah Nadia dan Arief yang saya bawa ke rumah. Ceritanya, beberapa hari setelah tulisan tersebut tayang, saya disarankan mengajukan proposal ke Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Caranya, dengan mencetak cerita yang saya tulis tadi dan menyerahkannya ke DKK. "Mudah-mudahan DKK bisa membantu," kata Mas Vik menyemangati saya. Saya lalu mencetaknya dan menceritakan kisah Nadia (10 tahun) dan Arief (4 tahun) yang selama ini menderita kelainan fungsi hati secara lisan ke pihak DKK sambil menyerahkan print-out tulisan. Satu pertanyaan yang tidak saya duga saat itu adalah, apakah kedua anak tersebut memiliki peluang untuk sembuh total? "Menurut dokter tidak, tapi setidaknya keluarga ini tetap memerlukan bantuan, pak," demikian jawaban saya malam itu. Terus terang, kisah getir keluarga Nurhasanah saya tulis hanya untuk berbagi. Tapi setelah itu muncul niat untuk membuka pintu harapan agar orang-orang dapat meringankan beban keluarga Mahmudi dan sakit yang diderita kedua anaknya sejak lahir dapat sembuh total. Niat ini lahir pertama kali saat Arif B Santoso, salah seorang penanggap di tulisan menanyakan cara mengirim bantuan untuk keluarga ini. Saya lalu menanyakan nomor rekening Nurhasanah lewat telepon. Tapi sayang, baik Nurhasanah yang sehari-hari merawat kedua anaknya, ataupun suaminya yang bekerja sebagai pegawai honorer di kantor Walikota Jakarta Utara, tidak punya rekening bank. Dia kemudian memberi nomor rekening adiknya atas nama Muhamad Subhan. Setelah membaca tulisan tersebut lengkap dengan semua komentar di bawahnya, istri saya mengusulkan agar saya membantu Nurhasanah membuka rekening di bank. "Kan lebih enak kalau punya rekening sendiri, Pa," katanya memberi alasan. Saya lalu menyetujui usul tersebut. Tapi berhubung Kamis (1/4) siang saya sudah berangkat ke luar kota dalam rangka Kompasiana Nangkring di Gramedia Expo Surabaya, rencana membuat rekening saya serahkan ke istri. "Sekarang kan BI ada program TabunganKu dengan setoran awal minimal limapuluh ribu. Jadi sekalian kita bantu aja lagi," kata saya sambil menyerahkan uang untuk buka rekening. Berhubung ada tamu, cerita istri membuka rekening tabungan untuk Nurhasanah akan saya lanjutkan di tulisan berikutnya... Baca juga:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun