Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Evan Brimob vs Gerakan Cicak di Halaman FB

5 November 2009   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26 3389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_22147" align="alignright" width="300" caption="halaman 'penggemar' evan di facebook (http://www.facebook.com/group.php?gid=175723446230&ref=ss)"][/caption] Ada yang lucu sekaligus menggemparkan di dunia Facebook nusantara. Apalagi kalau bukan soal Evan Brimob yang dua hari lalu menulis status yang memancing emosi mayoritas blogger, netter dan facebookers. "polri gak butuh masyarakat... tapi masyarakat yg butuh polri... maju terus kepolisian indonesia, telan hidup2 cicak kecil...," tulis anggota Brimob muda ini dari bilik warnet. Ungkapan tersebut jelas melawan arus. Khususnya kalimat "telan hidup2 cicak kecil" yang dengan mudah bisa diartikan sebagai sikap perlawanan Evan terhadap gerakan mendukung Bibit-Chandra yang sedang booming di dunia maya dan dunia nyata. Dalam tempo singkat, status ini tersebar luas dan ditanggapi secara emosional oleh banyak orang. Dan cerita Evan bertambah seru berkat kegigihannya menimpali komentar yang masuk, juga dengan kalimat-kalimat emosional. Sampai akhirnya dia dipanggil dan diperiksa petugas provost di Polda Sumatera Selatan. Tidak ada yang salah dengan Evan. Sebagai salah satu anggota brimob muda, Evan layak dan pantas membela korps kepolisian yang menurutnya sedang disudutkan oleh banyak pihak. Tapi fenomena Evan Brimob tetap menarik untuk diulas dalam konteks perkembangan social media di dunia maya. Fenomena ini membuktikan bahwa Facebook yang semula hanya menjadi situs pertemanan kini berubah menjadi lapangan politik yang mampu mengumpulkan satu kekuatan untuk melawan kekuatan lain. Lihatlah bagaimana efektifnya menghimpun kekuatan dengan menggunakan fitur halaman (page) Facebook. Cukup dengan membuat satu halaman, satu opini bisa dilempar ke khalayak publik. Dalam tempo singkat, orang yang sepaham akan bergabung ke halaman tersebut dan bebas mengungkapkan dukungan dan pandangannya di dinding halaman (Wall). Gerakan Sejuta Facebookers Dukung Chandra dan Bibit, misalnya. Hanya dalam hitungan hari, gerakan ini sudah mendulang dukungan dari hampir 900 ribu orang dan diyakini akan bisa mencapai target satu juta orang. Lalu di lain tempat, halaman untuk Evan Brimob pun dibuat oleh seseorang dan sudah diikuti oleh lebih dari seribu 'penggemar'. Berhubung anak muda ini berada di sisi seberang, tentu kehadiran halamannya tidak dimaksudkan untuk memberi dukungan, tapi sebaliknya untuk melemparkan hujatan. Hujatan kasar yang tidak layak untuk diulangi di sini. Dua halaman saling bertentangan ini, bila ditarik ke dunia nyata, tak ubahnya aksi saling dukung dua kekuatan yang digelar dalam bentuk demontrasi di jalan-jalan. Atau, katakanlah, mirip dengan demo para pendukung KPK dan pendukung Kepolisian yang digelar terpisah beberapa hari terakhir ini. Maka di masa berikutnya, Facebook bisa jadi akan digunakan sebagai ajang unjuk kekuatan, khususnya dalam konteks pemilu dan perebutan kekuasaan di ranah politik. Dan kalau satu saat nanti ada penggalangan kekuatan rakyat (people power) yang ingin mendukung atau menjatuhkan pemerintahan, boleh jadi akan bermula dari sebuah halaman di Facebook.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun