Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Cerita di Balik Raibnya Buku Harian Anas Urbaningrum di Kompasiana

21 Februari 2014   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 2959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_323939" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption] Belum reda hingar-bingar terkait tudingan plagiarisme terhadap Anggito Abimanyu yang digelontorkan oleh Kompasianer “Penulis UGM”, Kompasiana kembali dibuat heboh. Kali ini datang dari akun “Sahabat Anas” yang, Rabu (19/2) kemarin, menayangkan artikel berjudul “Buku Harian Anas Urbaningrum; 10 Januari 2014”.

Artikel tersebut merupakan catatan hari pertama yang ditulis langsung oleh Anas Urbaningrum dari balik penjara KPK. Seperti diungkapkan Gede Pasek kepada KOMPAScom, catatan-catatan tadi diberikan kepada orang-orang terdekat yang datang membesuk untuk dijadikan buku. Tapi tak lama berselang, artikel itu raib. Ketika tautannya diklik, muncul pesan artikelnya sudah dihapus.

Sementara itu, website asatunews.com justru sudah menayangkan lima artikel berisi catatan Anas dari hari pertama sampai hari ketiga di penjara, dibagi ke dalam lima bagian, yaitu bagian satu, dua, tiga, empat, sampai bagian lima. Berbeda dengan yang di Kompasiana, artikel ini masih bisa diakses.

Lalu apa kaitan antara artikel-artikel di dua website tersebut dengan rencana pembuatan Buku Harian Anas? Kenapa bagian awal dari catatan harian tersebut justru muncul pertama kali di media warga Kompasiana?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, saya pun mencari nomor kontak pemilik akun ‘Sahabat Anas’ dan menanyakan seputar artikel dan rencana pembuatan buku. Alhamdulillah saya mendapatkan nomor telepon Andi Subiyakto, salah seorang teman dekat Anas yang konon disebut-sebut sebagai urat nadinya Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), organisasi bentukan Anas pascapemberhentian dirinya sebagai orang nomor satu Partai Demokrat.

Dan obrolan via telepon pun berjalan dengan santai.

Menurut Andi, Anas sedari awal memang berencana membuat buku berisi catatan hariannya selama berada di penjara. Buku disusun per hari, berisi cerita-cerita ringan yang dia alami selama dibui. “Malah teman-teman menyarankan agar dia menulis yang lebih keras. Tapi Anas bilang akan menulis yang ringan-ringan saja,” cerita Andi.

Setiap kali selesai membuat satu dua cerita di atas kertas, Anas menyerahkan catatannya kepada orang-orang yang membesuknya termasuk istrinya. Beberapa waktu lalu, sudah terkumpul 50 halaman cerita selama 20 hari pertama yang siap disusun menjadi rancangan buku.

“Kemarin itu kita membuat dummy (contoh) bukunya untuk kita perlihatkan ke teman-teman. Sudah ada 50 halaman yang dicetak, tapi kemudian bocor ke media,” lanjut Andi. Yang dimaksud media adalah asatunews.com yang menayangkan lima bagian pertama cerita anas tanpa seizin dan sepengetahuan pihak Anas. “Jadi dummy itu difoto lalu dimuat di sana,” imbuh Andi.

Pihaknya sudah meminta kepada pengelola asatunews.com untuk menurunkan artikel tersebut dan sedang mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum.

Sementara itu, teman-teman Anas lainnya berinisiatif membuat akun ‘Sahabat Anas’ dan menayangkan bagian pertama dari buku. Sama halnya dengan dummy buku, tulisan di Kompasiana juga tidak dimaksudkan untuk ditayangkan ke publik. Setelah ditulis, artikel disimpan sebagai ‘Draft’, lalu tautannya disebar ke teman-teman Anas lainnya. Itulah sebabnya artikel baru heboh sehari kemudian setelah diberitakan oleh KOMPAScom.

Begitu rancangan buku diketahui bocor, tulisan yang di Kompasiana buru-buru dihapus. “Memang tulisan itu belum ditayangkan,” demikian Andi menjelaskan penyebab raibnya catatan Anas dari Kompasiana.

“Tapi Kompasiana akan dapat sundulan pertama nanti mas lewat teman-teman kita yang khusuk jadi jamaah Kompasiana,” imbuhnya.

Buku Anas sendiri rencananya akan diterbitkan awal Maret nanti. Namun saat ini kubu Anas merasa prihatin atas reaksi yang muncul akibat bocornya rancangan buku tersebut. Andi menggambarkan saat ini kondisinya sedang gawat. Anas dipindahkan ke ruangan lain. Sementara para petugas penjara yang namanya disebut-sebut dalam catatan Anas dimutasi ke tempat lain.

Hal senada diungkapkan akun ‘Sahabat Anas’ yang menyebutkan bahwa tulisan itu membuat Anas tidak bebas dan leluasa untuk menulis kembali.

Sebagai tambahan informasi, saat seorang Kompasianer menyimpan tulisannya di Kompasiana, sebuah tautan artikel sudah dibuat oleh sistem. Artikel tersebut bisa dibaca oleh siapapun yang mengetahui tautannya. Tapi berbeda dengan artikel yang sudah ditayangkan, draft artikel tidak akan muncul di halaman muka Kompasiana maupun halaman profil akun pemiliknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun