[caption id="attachment_314870" align="aligncenter" width="522" caption="Rombongan pemenang "][/caption]
Jalan-jalan ke Brasil adalah impian setiap orang yang menggilai sepak bola. Di negara ini, sepak bola lahir sebagai sebuah kebudayaan. Bukan sekedar permainan di lapangan rumput. Apalagi saat Brasil, setelah 64 tahun berlalu, kembali menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.
Selama perhelatan Piala Dunia di Brasil, orang-orang bergegas mewujudkan mimpinya. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Ini adalah momen yang tidak akan terulang dalam waktu dekat. Piala Dunia mungkin harus menunggu setengah abad lagi untuk bisa kembali ke sini.
Dari sekian banyak turis sepak bola yang melancong ke negeri samba, beberapa datang karena mendapatkan keberuntungan. Salah satunya Johan, 30 tahun, warga Tangerang yang saat ini sedang menikmati dinginnya kota Sao Paulo bersama sembilan orang peserta tur “Jalan Pertamax-ku Bersama Cannavaro” lainnya.
Marketer di perusahaan penyuplai oli dan gas itu memenangkan undian berhadiah jalan-jalan ke Brasil yang diadakan Pertamina sepanjang bulan April-Juni 2014. “Saya kaget waktu ditelepon. Si penelepon bilang saya memenangkan hadiah ke Brasil. Tapi pas di cek di website, nama saya belum ada,” ujarnya, menceritakan pengalaman saat pertama kali dihubungi pihak Pertamina.
Ayah satu anak ini baru yakin setelah Widya, salah seorang staf Pertamina, memintanya mengirimkan data untuk keperluan perjalanan.
Johan tidak terlalu berharap memenangkan hadiah ke Brasil saat mengikuti program yang baru pertama digelar Pertamina ini. “Setiap dua-tiga hari saya isi Pertamax lalu bukti pembeliannya saya SMS buat ikutin lomba ini. Tapi sebenarnya waktu itu saya ngincer helm Cannavaro,” tuturnya.
Saat ditanya apakah membeli Pertamax hanya untuk ikut lomba, Johan mengaku selalu membeli Pertamax untuk motornya yang setiap hari dipakai kerja. “Saya merasa lebih enak pakai Pertamax karena pertama tarikan motor lebih enak, trus gak perlu antri panjang di SPBU,” katanya memberi alasan.
Tapi keberuntungan pengagum Messi dan Ronaldo ini tidak seberapa dibandingkan yang dialami Immas Hening. Karyawan di perusahaan produser elektronik itu hanya perlu modal 25 ribu rupiah untuk bisa terbang ke Brasil.
“Saya sih cuma coba-coba ikut lomba Cannavaro. Spanduknya kan ada di setiap SPBU. Saya isi pertamax 25 ribu, dua hari kemudian saya ditelepon menang hadiah ke Brasil!” cerita Immas dengan wajah berbinar, dalam perjalanan dari hotel ke tempat belanja oleh-oleh di kawasan Pasar Municipal.
Dan yang paling menarik adalah apa yang dialami oleh Imam Aulawi, perwira yang bekerja sebagai staf operasi di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI). Tiga tahun jelang memasuki masa pensiun, kakek dari dua cucu ini mendapatkan tiga keberuntungan sekaligus. Dan uniknya, keberuntungan pertama membawanya ke keberuntungan berikutnya.
Ceritanya, pada bulan Maret 2014, Imam mendapatkan motor Vespa, hadiah undian dari tabungan Bank Tabungan Negara (BTN). Selang satu bulan kemudian, dia mendapatkan hadiah umroh dari kantornya sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya kepada negara. Lalu pada bulan Mei, giliran Pertamina yang memberikan hadiah jalan-jalan ke Brasil.
“Saya dapat hadiah ini juga gara-gara motor Vespa yang saya dapat dari BTN. Karena sayang motor baru, saya coba pakai Pertamax. Waktu itu saya tidak tahu ada undian. SPBU yang bilang ada program ke Brasil. Saya lalu diajarin cara ngirimnya dan dipesenin struknya jangan sampai hilang,” tutur peserta tertua ini penuh semangat.
Tapi, meskipun baru sekali kirim, nama Imam langsung keluar dalam undian pertama periode pertama lomba.
Saat pertama kali dihubungi, pria yang tidak terlalu suka bola itu menganggapnya sebagai lelucon dan aksi penipu pada umumnya. “Tapi begitu saya cek nomor penelpon, ternyata benar nomornya Pertamina,” kenang Imam. Dia baru meladeni penelpon saat ditelepon untuk ketiga kalinya.
Long Haul Flight
Mayoritas pemenang utama Jalan Pertamax-ku baru pertama kali merasakan penerbangan jauh lintas benua. Perjalanan Jakarta-Sao Paulo memakan waktu sehari penuh di udara, belum termasuk waktu menunggu pesawat dan transit di Dubai.
Karena baru pertama kali, beberapa mengaku lega saat bisa melalui masa-masa di udara. Apalagi bagi Tedi yang baru pertama kali ke luar negeri. “Di pesawat badan kaku karena jarang bergerak,” katanya.
Karena baru sekali meninggalkan tanah air, pemilik toko plastik di daerah Tangerang ini langsung terkagum-kagum saat pertama kali tiba di Sao Paulo. “Waktu transit di Dubai, perasaan saya juga senang banget. Tapi sayang waku transifnya Cuma sebentar,” cerita Tedi.
Pengalaman serupa dialami Johan. “Awalnya saya kira Sao Paulo lebih kumuh dari Jakarta. Ternyata enggak. Dan saya lihat masyarakat di sini gak ada kerjanya, libur semua. Nonton bola sambil minum-minum bir di mana-mana,” katanya.
Sementara Imam mengaku sangat terkesan dengan tata kota di kota terbesar Brasil ini. Meskipun kotanya sudah tua, tapi bangunan-bangunannya terawat dengan rapi.
Di kota ini, selain menyaksikan partai semifinal Argentina vs Belanda, para peserta juga mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan legenda sepak bola Cannavaro di hotel Melia Jardim Europa.
Selain 10 orang Indonesia yang beruntung bisa berwisata gratis selama lima hari di Brasil, saat ini Pertamina sedang mengundi 16 orang Indonesia lainnya untuk diberangkatkan ke Eropa selama 10 hari untuk jalan-jalan dan menyaksikan langsung GP2 di Sirkuit Monza, Italia pada bulan September 2014.
Program bertajuk “Pertamax & Fastron Go To Europe” itu akan ditutup pada tanggal 31 Juli 2014. Cara mengikutinya kurang lebih sama dengan “Jalan Pertamax-ku Bersama Cannavaro”. Buat yang sudah ikut program Jalan Pertamax-ku dan belum menang, masih berkesempatan menang di program ini yang pengundian periode ketiganya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H