Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ada Saja Halangan ke Patung Cristo Redentor (#tantanganditerima)

15 Juli 2014   23:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:13 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak mudah menaklukkan tantangan yang diberikan oleh teman-teman lewat Twitter. Salah satu yang cukup menantang adalah berpose di patung Christ the Redemeer atau orang Brasil menyebutnya Cristo Redentor atau Kristus Sang Penebus.

Kalau mintanya foto di depan patung, berarti ya harus naik ke gunung Corcovado setinggi 700 meter di kawasan di Parque Nacional da Tijuca atau Taman Nasional Tijuca, tempat berdirinya patung setinggi 30 meter tersebut.

Patung ini merupakan salah satu obyek wisata paling terkenal di Rio de Janeiro dan wajib hukumnya bagi setiap turis datang ke sana. Apalagi, begitu berada di depan patung, pengunjung tidak hanya bisa berpose di dengan latar belakang patung, tapi juga bisa menikmati lanskap paling lengkap kota Rio de Janeiro yang dihiasi dengan bukit-bukit, gunung, laut, pantai-pantai yang landai, dan gedung-gedung di seantero kota.

Bila ingin berwisata ke sana, terlebih dahulu harus dipastikan cuaca cerah. Pasalnya, kalau lagi mendung apalagi hujan, pengunjung tentu tidak akan bisa berpose dengan latar belakang patung.

Selain itu, pengunjung juga harus memastikan berada dalam kondisi fit, karena perjalanan sampai ke puncak cukup menguras tenaga. Waktu terbaik adalah menjelang siang hari, karena di saat cerah pun patung beberapa kali akan tertutup awan dan kabut.

Kebetulan, dua hari setelah pulang dari Sao Paulo, Rio dirundung hujan. Sebenarnya sekarang memang sudah musim dingin atau hujan. Jadi sebenarnya yang aneh justru kalau cuaca cerah.

Karena harus menunaikan tantangan dari @dwiklarasari, saya jadi sangat berharap matahari menyinari kota seperti saat pertama kali saya tiba di bekas ibu kota Brasil ini. Sehari sebelum pertandingan Play-off, saya mencoba ke sana, tapi ternyata masih mendung. Untung petugasnya sangat informatif. Dia memberitahukan kondisi di atas berawan sehingga akan percuma naik ke atas. Dia menawarkan agar saya, Mas Adi (Kompas Cetak), Mas Deden (Kompas TV) dan Mas Ade (Kompas TV), balik lagi keesokan harinya.

Dan alhamdulillah, keesokan harinya, cuaca panas, matahari bersinar terang. Saya pun segera berangkat ke stasiun trem yang akan membawa turis naik ke atas. Tapi di sana saya kurang beruntung, karena trem mendadak rusak. Kata petugas, hal ini jarang sekali terjadi.

Singkat cerita, saya pun berada di atas sana dengan menggunakan microbis yang memang disediakan sebagai moda transportasi tambahan menuju Cristo Redentor.

Berikut foto selfie saya di depan gunung. Tapi berhubung kedua tangan pegang tongsis, jadinya gak bisa bergaya sama seperti patung dengan lebar bentangan tangan 28 meter di belakang saya.

Cerita selengkapnya mudah-mudahan saya tulis di kemudian hari.

[caption id="attachment_315530" align="aligncenter" width="600" caption="Ini saya pegang tongsis. (iskandarjet)"][/caption]


[caption id="attachment_315532" align="aligncenter" width="450" caption="Ini bukan saya gak megang tongsis. (iskandarjet)"]

14053995011882206642
14053995011882206642
[/caption]


Hidup tongsis :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun