[caption caption="Agus Purwanto"][/caption]
Tuntutan kemajuan peradaban menjadi sebuah kekuatan antisipasi seorang Intelektual Muslim yang fenomena di Muhammadiyah, kemampuannya cukup mengesankan sosoknya sebagai intelektual muslim yang saintis, memaksa hidupnya merumuskan sebuah jurus Islamisasi sains dalam Pesatren Sains [ trensain ], melibatkan pakar pakai sains yang tidak diragukan kedudukannya. Agus Purwanto, Penggagas "Trensain" sangat tinggi keinginannya mengangkat Islam sejalan dengan kemajuan sains, bisa tidak dipandang sebelah mata tentunya oleh Lembaga yang menaunginya, sebagai kader cerdas Muhammadiyah.
Trensain memiliki program penelitian [Dirosah Islamiyah] Islam yang bertujuan membangun kekuatan mental Islam berdasarkan sais, disamping menguji sebuah kebenaran menurut ilmu sains, sebagaimana pernah di lakukan penulis Muslim yang cukup terkenal di dunia Islam seperti "Harun Yahya" yang mencoba membuktikan kebenaran Islam dari hasil penelitiannya yang sanggup mengklaim kebenaran yang dianutnya itu benar. Itu pula yang dilakukan "Agus Purwanto" , kyainya Muhammadiyah yang berjiwa santri moderen , karena pikirannya jauh menembus jaman kemajuan sains yang menjadi tantangan.
Ya mungkin cukup layak di sebut saintis Muda Muhammadiyah berkemajoean sebagaimana menjadi program satu abad kedepan Muhammadiyah yang dicanangkan PP sebagai program abad kedua. Kalau "Harun Yahya atau Adnan Oktar" dengan tulisan tulisannya mampu membuka tabir dunia Islam, menayangkan fakta fakta kebenaran Islam, study banding antara peradaban Islam dan peradaban diluar Islam, disamping mampu membuktikan kebenaran Al-Quran dan mampu memberikan tantangan kepada non Islam, maka perlu ada karya yang menonjol, karya fantastis dan spektakuler, bisa dibaca jutaan orang didunia, sehingga mata mata tidak bisa terpejam menghayati karya "Trensains" made in Muhammadiyah.
Seorang Adnan Oktar bisa disebut bapak Islam yang mampu mengangkat Islam sebagai Isu dunia dengan hasil karyanya, tentunya perlu mendapat sambutan dari umat Islam, bahwa Adnan Oktar sebagai salah satu pengembang pola Trensains sebagaimana diikuti oleh anak muda Islam di In donesia yang berpikir Islam Berkemajuan. Yang bagi Agus Purwanto, santis Islam itu adalah sebuah kebutuhan yang harus ada di Muhammadiyah, dalam rangka mendongkrat tingkat kemajuan berpikir yang berwawasan Quran, sunah berdasarkan hasil dirosah [ Penelitian ].
Adnan Oktar pernah mengangkat Teori Darwin sebagai sebuah kesalahan ilmiah, membuktikan dengan menggali Al-Quran dan hadits berdasarkan telaah ilmiah,dengan tulisan bukunya yang memuat ulasan yang sangat lengkap yang membuktikan bahwa teori evolusi adalah sebuah kebohongan yang tidak logis dan tidak memiliki nilai ilmiah sama sekali. Setiap orang yang berdiskusi dengan beliau dapat dengan jelas memahami bahwa teori evolusi tidak memiliki kebenaran ilmiah sedikitpun. Sehingga seseorang dapat dengan mudah memahami fakta bahwa tak satu makhluk hidup pun yang dapat muncul di dunia ini secara kebetulan kecuali dengan kehendak Allah. Namun sebagian mahasiswa yang taklid secara buta terhadap pemikiran materialisme, kendatipun telah mengetahui kebenaran, secara terang-terangan menyatakan pengingkaran mereka. Beberapa diantara mereka sampai berani mengatakan: ”Bahkan seandainya saya melihat Allah dengan mata kepala saya sendiri, saya akan tetap berperang melawan-Nya.”
Kemampuan Adnan Oktar inilah perlu menjadi "Trensains", yang melahirkan generasi ahli sains Islam berkemajuan sambil mendeteksi masa masa akan datang yang bisa dibuktikan secara sains dan ilmiah. Sebuah tantangan masa depan Islam dalam menghadapi tantangan zaman, tidak cukup terkagum kagum dengan hasil temuan orang lain, tetapi bagaimana menjadi pelaku yang tampil menyajikan karya besar bagi masa depan Islam.
Agus Purwanto yang tinggi citanya, melalui Pesantren Sains yang sedang dibangunnya didasarkan pada kemampuan, menjadi garapan utama santri, misalnya bagaimana generasi Islam dapat mencintai Al-Quran, memahami Al-Quran dan berperdaban Al-Quran, tanpa ada keraguan yang mampu menempatkan Al-Quran sebagai bacaan utama Islam, warga Muhammadiyah khususnya.
Juga mampu menguasai ilmu ilmu Al-Quran dan ilmu ilmu hadits yang dilakukan dengan penuh keyakinan pada Al-Quran dan hadits, terutama pengembangan pemikiran yang asasi, bahwa hanya Al-Quran dan hadits yang benar. Tanpa sains, tidaklah mungkin mampu menyingkap kebenaran tersebut, mungkin hanya sebatas keyakinan belaka berdasarkan teori dan praktek turun temurun.
Yang Menarik adalah Program memahami 800 ayat ayat kauniyah dalam Al-Quran, menyingkap makna lafadz yang terkandung didalamnya berdasarkan ilmu saintis, tentu bukan main main usaha keras Dr. Agus Purwanto yang berlatar belakang Saintis Fisika Alumnus Heroshima Jepang. terlebih menyingkap ayat ayat kauniyah perlu ilmu, perlu penafsiran para pakar pakar kauniyah yang bergerak dibidangnya, misalnya kalangan ulama Islam yang berlatar belakang sains dan Islam, sejak perdaban Islam dimulai.