Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gugurnya Irwan Sumenep Dari Akademi Dangdut 2 Indosiar Karena Dua Sosok Politisi

29 Mei 2015   14:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 3549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Irwan salah salah satu kontes akademi Dangdut 2 Indosiar, awalnya suara selalu melonjak, mengalahkan yang lainnya, termasuk Danang Banyuwangi dan Evi Masambah. Tiap kali muncul Inwar, Madura menyambutnya dengan mesra, seolah mewakili seluruh Madura dimanapun berada. Bahkan para penjual Ikan di Pasar Kramat Jati, selalu bertanya pada saya, ketika tau saya dari Sumenep, "Bapak dimananya Irwan ?" , tanyanya mereka, bahkan semua kontrakan di Jakarta yang dihuni masyarakat Madura standby awal waktunya, sebelum Akademi di Mulai.

Meskipun satu sisi "Akademi dangdut sangat merugikan iman muslim" karena jam tayangnya yang bersamaan dengan Maghrib, tetapi Irwan yang dikenal sebagai "Pangeran Sumenep", orang pelosok Masaran Bluto, ternyata bisa ambil bagian menghibur masyarakat Indonesia, khususnya penggemar Dangdut. Tidak tanggung sejak 20 besar, 10 besar sampai 5 besar, nama Irwan menjadi orang orang tertinggi SMS-nya. Bahkan dibandingkan Evi Masamba yang pernah terlempar sebelum masuk lima besar, Irwan masih disebut orang nomor satu di Akademi dangdut 2.

Tetapi apa yang terjadi pada Irwan Sumenep, angkanya melorot jauh bahkan jauh tertinggal dibelakang, dan angka SMS-nya tidak mendongkrak perolehan tertinggi lagi. Melorot tertinggal jauh sejak Evi Masamba menang dalam acara seleksi kedua dalam babak "Lima besar" yang diambil dari para nominasi yang terleminir oleh SMS. Evi pernah jatu di sepuluh besar, justru menjadi jago yang tidak terkalahkan, Irwanpun dikalahkan Danang Banyuwangi.Lalu apa sebabnya Irwan bisa tergusur dan hanya Menang pada peringkat ke Tiga di Akademi Dangdut.

Saya perhatikan setiap Irwan minta dukungan SMS, selalu menyebut dua nama politikus yang kurang di sukai masyarakat Sumenep. Satu nama Bupati "Sumenep" Busyro Karim, kedua Said Abdullah tokoh PDIP. Keduanya adalah politikus yang selalu disebut sebut Irwan tiap kali minta dukungan "Ketik SMS". Itu maslahnya. yang semstinya tidak dilakukan Irwan. Karena di Sumenep sekarang  akan berlangsung pesta akbar demokrasi yang melibatkan Bupati "Busyro Karim dan juga tokoh PDIP , Said Abdullah". Tentu saja inilah menyebabnya yang menjatuhkan Irwan dari kursi satu dangdut Akademisi, yang semestinya tidak dilakukan seorang Irwan ketika itu.

Simpati umat akhirnya menjadi terpecah di Madura, yang semua sepakat mendukung Irwan , kemudian menjadi terpecah belah, terlebih Said Abdullah dan Bupati Busyro Karim ini pernah datang ke Indonesiar , turut menghadiri pemilihan di Akademi Dangdut 2, yang tidak lepas dari mata masyarakat sumenep yang berafiliasi pada politik lain. Padahal potensi Irwan maju meraih kursi satu akademi dangdut ini sangat besar, selain modal suara yang sangat menawan dan lembut, juga dambaan semua orang, hanya saya Irwan terjebak permainan politik praktis yang memang sering mengencar seni

[caption id="attachment_368340" align="aligncenter" width="284" caption="Irwan Sumenep Gagal Meraih Orang Nomor 1 Akedemi Dangdut 2"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun