Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paganisme dalam Almanak Masehi, Mengapa Tidak Sepenuhnya Hijrah ke Kelender Hijriyah?

26 Desember 2014   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:25 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun Masehi bisa disebut juga tahun Miladiyah atau sebagaimana di yakini oleh penganut paganisme Roma sebagai lahirnya "Dewa Matahari". Nama Masehi mencuat seiring kebijakan kaisar romawi, Julius yang kelak menjadi nama bulan "Juli". Pada intinya sejarah mencatat : pada tahun satu Masehi di deklarasikan sebagai tahun penggenapan amanat Agung, juga sebagai perobahan visi dan misi kaisar yang mengalihkan perhatian pada revolusi keyakinan dari paganis lama ke paganis baru, dengan menampilkan sosok "Yesus" sebagai tema utama dalam "memanusiakan tuhan".

Artinya pada tahun satu Masehi lebih bernuansa teologis , yang menghasilkan konsekwensi konsili Necia yang membubarkan kemanusiaan Yesus dengan melanggengkan ketuhanan Yesus. Dalam perspektif Kaisar di wajibkan membabi manusia dengan aktualisasi teologis yang paganis, dengan menyandera pemikiran umat yunani kalau itu untuk menerima era baru ketuhanan.

Sehingga menerima kalender Masehi sebagai solusi menghitung hari dalam satu tahun tak bisa di lepaskan dari suasana teologis versi Romawi. Meskipun ada kesamaan dalam konsep penanggalan mesir yang mengikuti revolusi Matahari (solar System ] , miladiyah atau syamsiah model romawy memang tidak bisa dilepaskan dari jeruji paganisme, seperti dewa dewa yang mengambil posisi dalam nama nama bulan yang ada di tahun Masehi. Tidak boleh tidak lahirnya almanak miladiyah merupakan bagian dari ekspansi paganis yang membuat dunia terbelenggu dalam wilayah koloni pemikiran pagani. karena mereka harus menghitung hari berdasarkan nama nama dewa dewa dan konsep ketuhan Roma .

Bisa di baca disini seperti nama nama bulan yang ada pada Kalender kebanggan dunia yang mematok tiap kelompok umat didunia harus menikmati tahun dengan cara cara paganis pula. Bisa disebutkan disini :

JANUARI. Merupakan bulan pertama dalam tahun Masehi Januarius Mensis (Latin, bulan Januari) dan bulan ini bisa dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya dan lainnya ke tahun berjalan.

FEBRUARI. Merupakan bulan kedua dalam tahun Masehi. Berasal dari nama dewa Februus, Dewa Penyucian.

MARET. Merupakan bulan ketiga dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewa Mars, Dewa Perang. Pada mulanya, Maret merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi, lalu pada tahun 45 SM Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya sehingga menjadi bulan ketiga.

APRIL. Merupakan bulan keempat dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa Latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”. Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga dimana kelopak bunga mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, Dewi Cinta orang Romawi.

MEI. Merupakan bulan kelima dalam kalender Masehi. Berasal dari nama Dewi Kesuburan Bangsa Romawi, Dewi Maia.

JUNI. Merupakan bulan keenam dari tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Juno.

JULI. Merupakan bulan ketujuh dari tahun Masehi. Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan sebagai bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut sebagai Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa Latin. Hal ini dikarenakan kalender Romawi pada awalnya menempatkan Maret sebagai bulan pertama.

AGUSTUS. Merupakan kedelapan dalam kalender Masehi. Seperti juga nama bulan Juli yang berasal dari nama Julius Caesar, maka bulan Agustus berasal dari nama kaisar Romawi, yaitu Agustus. Pada awalnya, ketika Maret masih menjadi bulan pertama, Maret menjadi bulan keenam dengan sebutan Sextilis.

SEPTEMBER. Merupakan bulan kesembilan dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Septem, yang berarti tujuh. September merupakan bulan ketujuh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

OKTOBER. Merupakan bulan kesepuluh dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Octo, yang berarti delapan. Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

NOVEMBER. Merupakan bulan kesebelas dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Novem, yang berarti sembilan. November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

DESEMBER. Merupakan bulan keduabelas atau bulan terakhir dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Decem, yang berarti sepuluh. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Dibulan inilah diyakini lahirnya Dewa Matahari (25 Dec) yang kemudian diadopsi oleh Kristen menjadi perayaan gereja, yakni Natal Yesus Kristus [copy]

Dari uraian tersebut telah menggambarkan, apa dan bagaimana sebenarnya masehi sudah makin jelas, adalah sebuah rumusan baru dan penobatan hari "pelantikan tuhan". konsumtis dari berbagai ide yang muncul dari kaisar Julius dan Agustus. Lebih afdholnya Miladiyah, syamsiyah yang dikenal Masehi , menonjolkan arti pembaptisan yesus, yang bermakna kristus. Ini tentu bagian dari misionaris dan zeding yang melembagakan diri dalam retorika kebijakan Kaisar Roma.

Tidah Heran kalau Umar bin Khattab membulatkan tekad melepaskan ketergantungan umat Islam dari tradisi miladiyah, syamsiyah, karena beliau berkeinginan menghindarkan umat Islam dari paganisme. Diketahui dalam sejarah Mesir bahwa kelender Hijriyah yang tertua diketahu ada pada tahun 22 Hijriyah, ini leih memungkinkan, karena memang Islam dilahirkan untuk membebaskan manusia dari berbagai belenggu. Bulan bulan yang ada pada tahun Hijriyah itupun tidak sekedar nama bulan, tetapi juga memiliki ikatan sejarah Islam yang kuat. Perjuangan umar ini adalah perjuangan suci, mentauhidkan manasia dan perangkatnya dari berbagai belenggu paganis, yang sepatutnya dihargai oleh umat Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun