Mohon tunggu...
Indra Iskandar
Indra Iskandar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Apa yang penting dalam hidup adalah bukan hanya fakta bahwa kita hidup. Melainkan perubahan apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan orang lain yang memberi makna pada hidup yang kita jalani." -Nelson Mandela-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Telitinya" Petugas PT KAI dalam Penanganan Pembatalan Tiket

24 Juli 2014   23:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Ilustrasi - Antrean pembelian tiket kereta api untuk mudik Lebaran di Stasiun Gambir, Jakarta (Kompas.com/Heru Sri Kumoro)"][/caption] Siang tadi (24/7) saya hendak membatalkan perjalanan mudik saya dengan kereta Argo Parahyangan untuk tanggal 25 Juli besok. Karena sesuatu hal, saya harus cancel keberangkatan dengan kereta api. Padahal saya semangat sekali untuk mendapatkannya 3 bulan yang lalu. Mencuri waktu istirahat kerja saya, saya fikir tidak akan lama untuk mengurusi pembatalan keberangkatan, karena jarak kantor dengan stasiun Gambir lumayan dekat. Sampai di stasiun Gambir saya mencari loket pembatalan tiket. Sekeliling stasiun cukup penuh juga dengan orang yang hendak mudik. Sampai saya di depan loket 12. Tertulis diatas dengan jelas "LOKET PEMBATALAN TIKET". Setelah bertanya petugas penjaga disamping loket, saya harus mengisi formulir pembatalan tiket terlebih dahulu. Formulir saya dapatkan dari petugas perempuan yang duduk di luar loket samping petugas penjaga tadi. Lihat antrian tidak begitu panjang saya yakin tidak sampai 30 menit proses pembatalan selesai. Saya berdiri di antrian ke 8. 10 menit saya mengisi formulir sambir berdiri di antrian. karena tidak ada alas saya cukup menggunakan tangan kiri saya untuk alas menulis. Saya tengok belakang banyak juga yang antri hendak melakukan pembatalan tiket. Tak terasa Jam istirahat saya sudah lewat dan harus kembali ke kantor. Sedikit kesal 20 menit mengantri petugas yang berada dibalik kaca masih menangani satu orang tadi yang berdiri paling depan. Orang belakang saya pun mulai mengeluhkan pelayanan satu orang yang sangat lama sekali. Dengan pelayanan yang sudah secara komputerisasi saya heran mengapa sangat lama sekali menangani satu orang saja. Karena waktu terus berputar dan saya masih ada kerjaan yang harus saya kerjakan di kantor. Saya keluar antrian dan berjalan menuju petugas perempuan yang pegang formulir pembatalan tadi. "Mbak kenapa handle satu orang aja kok lama ya?" dengan gaya santai si mbak jawab "iya mas, soalnya kita harus teliti! salah dikit kita harus nombok" setuju dengan si mbak tadi masalah harus teliti. Saya kembali bertanya "iya tapi sistem kan sudah computerize, tinggal masukin kode booking keluar data pemilik tiket dan langsung proses. Saya berdiri disana 30 menit dan petugas dalam masih belum selesai 1 urusan." (sambil nunjuk tempat saya berdiri). Si mba jawab lagi "soalnya selain lewat komputer kita juga harus tulis manual mas" saya langsung samber aja "kalo gitu kenapa gak perbanyak loketnya aja mbak?" si mbak jawab "sudah ada dua mas". Dalam hati, saya tahu mbak ada dua loket, apa mbak gak liat panjang antrian sama pelayanan temen mbak di dalem sana yang amat ‘sangat teliti’. Huff (saya langsung aja jalan menjauh menuju parkiran dan berniat kembali nanti malam. Melihat kemajuan pelayanan PT. KAI sekarang memang bisa dikatakan sudah sukup baik. kita bisa melakukan serervasi online, pembayaran yang mudah, CTM (cetak mandiri tiket) di stasiun. Tapi untuk pelayanan front desk yang kita lakukan langsung di stasiun. Pelayanan sangat tidak efektif dan efisien. Entah itu SDM yang tidak cepat dan akurat atau seperangkat komputer yang masih belum mendukung karena masih ada catat mencatat manual. saya fikir seorang teller pun dituntut untuk bekerja secara teliti tapi memperhatikan ke efisienan dalam pelayanan nasabah, harus cepat dan benar. Saya harap alasan ‘teliti’ yang tadi disampaikan petugas PT. KAI tidak menjadikan pelayanan manjadi begitu sangat lambat, lambat, lelet, atau apalah itu. Semoga para 'awak' PT KAI lebih cepat tanggap dan responsif terhadap kebutuhan pelanggannya, terlebih di musim mudik Lebaran Tahun ini. Terimakasih, maju terus perkeretaapian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun