Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Pernyataan Sekjen Repdem, Cak Imin Orang Baik

17 Maret 2018   06:30 Diperbarui: 17 Maret 2018   07:45 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BADAN Otonom (Banom) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) membuat pernyataan mengejutkan terkait calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen)nya, Wanto Sugito, Repdem memastikan hanya mengenal satu nama capres yakni Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. 

Wanto menyebut Cak Imin sebagai orang baik yang mau bertemen dengan siapa pun tanpa pandang warna kulit, ras, suku, agama. Sementara untuk calon yang lain, Wanto mengaku tidak.

Pernyataan tersebut bisa menjadi sinyal positif bagi Panglima Santri Nusantara itu. Tentu sebagai sayap partai, Repdem,  memiliki sedikit pengaruh yang dapat digunakan untuk mendorong nama Cak Imin masuk ke kantong Ketum Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Sejatinya, Megawati Soekarnoputri akan mendengarkan masukan dari Setiap sayap organisasi yang berada di bawah naungan PDI Perjuangan. Masukan tersebut akan digodok untuk kemudian disandingkan dengan Jokowi.

Memang perjuangan Cak Imin untuk menjadi pendamping Jokowi masih sangat jauh. Namun, kini Cak Imin memiliki satu kartu dukungan dari sayap PDI Perjuangan. Dan itu dapat sedikit mempermudah kerja tim Cak Imin.

Selanjutnya apa yang harus dilakukan Cak Imin agar Megawati Soekarnoputri mau memberi peluang kepada Inisiator Nusantara Mengaji itu. Pertama, Cak Imin harus terus menerus tampil dihadapan publik. Baik melalui forum-forum dukungan maupun dialog dengan media massa. Kedua, Cak Imin harus dan wajib memilih satu sampai tiga lembaga survei yang bersedia mengukur elektabilitas nya Setiap pekan. Ketiga, Cak Imin harus memiliki ilmuan politik yang memiliki kemampuan menulis dengan bertutur dan mendayu-dayu. Keempat, ilmuan atau penulis tersebut harus memiliki nama besar dan menjadi penulis tetap di media massa. Baik itu Kompas maupun koran lainnya.

Semua kebutuhan tersebut harus segera direalisasikan sebelum capres lain berhasil merayu Megawati Soekarnoputri. Harusnya pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan mudah bagi tim pemenangan Cak Imin. Sebab, elektabilitas Cak Imin kini bersaing dengan Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono. 

Sejatinya, pekerjaan mempromosikan Cak Imin telah dilakukan seluruh kader PKB dari tingkat pusat sampai ranting. Bahkan, para menteri yang berasal dari PKB menyediakan panggung bagi Cak Imin untuk lebih dikenal masyarakat.

Sementara peran Anggota DPR Fraksi PKB menjadi juru bicara sekaligus tukang gebuk bila ada pihak-pihak di wilayah kekuasaan menyerang Cak Imin. Bahkan, mereka kompak berlomba-lomba menyediakan ruang di daerah pemilihannya masing-masing untuk Cak Imin bersilaturahim.

Kekompakan tidak hanya terlihat di kalangan atas, di kalangan bawah pun beramai-ramai mendukung Cak Imin Maju Menjadi cawapres.Mereka bekerja secara aktif di dunia maya. Setiap pemberitaan yang berkaitan dengan PKB maupun Cak Imin disebar keantero jagat.

Sekali lagi, Cak Imin secara infrastruktur tim pemenangan sepertinya sudah sangat siap bertempur dalam gelanggang Pilpres 2019. Tinggal berharap pada keberuntungan dan tangan-tangan baik yang bisa mempengaruhi Megawati Soekarnoputri untuk memberi kesempatan kepada kaum santri turut memperbaiki negeri. Tabik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun