Mohon tunggu...
Singkat Cerita
Singkat Cerita Mohon Tunggu... Freelancer - Yang kurasa dan kujalani

Mengamati dan menuliskan apa yang kurasa dan kujalani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Don't be Afraid, Faith and Care

29 Maret 2020   05:30 Diperbarui: 29 Maret 2020   05:34 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Don't be Afraid
Saat ini semua orang sangatlah ketakutan dalam menghadapi pandemi corona yang sedang berlangsung, sehingga setiap orang cenderung memisahkan diri dari sesamanya, menjaga jarak bahkan mengurung diri di rumah.

Akan tetapi bila kita renungkan lebih dalam, apakah tindakan tersebut dapat sepenuhnya melindungi diri kita agar terbebas dari virus corona ?
Memang benar dalam kurun waktu singkat dan bila persediaan penunjang hidup kita tersedia cukup banyak.

Akan tetapi berapa lamakah kita dapat bertahan mengisolasi diri ? Sementara persediaan penunjang hidup semakin menipis dan mulai membusuk.

Selain itu apakah kita benar-benar dapat memutus interaksi kita dengan orang lain dalam waktu lama, sebab dalam waktu dekat kita mau tidak mau harus mengisi ulang persediaan, mencukupi kebutuhan dan menunaikan kewajiban kita. Dimana dalam hal ini mau tidak mau akan terjadi pertukaran barang dan uang yang bisa menjadi sarana penularan, karena tidak semua bentuk komoditi bisa dicuci serta tak disentuh.

Belum lagi, mengingat virus dapat bertahan cukup lama pada berbagai media, apakah virus tidak dapat menyebar melalui udara yang disebarkan melalui arus lalu lintas manusia dan kendaraan di sekitar rumah kita, yang kemudian menerobos kisi-kisi jendela rumah.

Untuk itu sebenarnya sangat naif,  bila kita mengurung diri di rumah tanpa berbuat sesuatu untuk memerangi pandemi ini,  seolah-olah menunggu dalam kecemasan akan kedatangan musuh, dan bila musuh akhirnya datang, kita hanya berharap sang musuh sudi mengampuni untuk tak merenggut keselamatan jiwa, dan mungkin telah banyak yang mati ketakutan terlebih dulu sebelum musuh datang.

Mungkin akan lebih baik bila kita terjun ke medan pertempuran dan disaat kita terluka, ada tenaga medis atau rekan seperjuangan yang berada di dekat kita, senantisa membantu pemulihan kesehatan kita.

Faith
Banyak dari kita, yang seakan berpasrah diri tanpa berbuat apapun, menyandarkan diri pada Tuhan, dengan harapan Tuhan menyelamatkan kita, dan beranggapan orang-orang yang terkena musibah karena kurang mendekatkan diri padaNya.

Orang tipe ini seakan-akan lupa bahwa umat Tuhan bukanlah dirinya saja, dan Tuhan akan lebih menyukai orang-orang yang berjuang bagi sesama dalam memerangi musuh-musuh kemanusiaan.

Seharusnya kita yakin dan percaya bila Tuhan akan senantiasa memberi kekebalan bila kita mau turut berjuang bersama memerangi pandemi ini, dan seandainya gugur dalam perjuangan ini, pasti karena Tuhan memiliki rencana yang lebih baik bagi kita, yaitu janji keselamatan surgawi.

Dan tentu saja Tuhan tidaklah menjanjikan keselamatan bagi orang-orang ceroboh dan arogan yang maju ke medan tempur tanpa perlengkapan serta strategi yang memadai.

Care
Tentu saja sebuah perjuangan memerlukan dukungan dana bagi memenuhi kebutuhan perlengkapan dan akomodasi para pejuang dan para korban.

Selain guna meredam kepanikan dan kemarahan massa agar tidak anarkis, karena terputusnya sumber-sumber kebutuhan hidup akibat peperangan ini. 

Untuk itu dibutuhkan kedermawan kita untuk peduli pada orang-orang sekitar yang membutuhkan dukungan kebutuhan hidupnya karena sumber hidup dan ekonominya terputus, atau atas meningkatnya beban hidup mereka karena lonjakan harga.

Kita semua mesti menyadari bahwa dalam masa seperti ini semua orang dari berbagai kalangan akan mengalami kerugian sesuai posisinya masing-masing.

Pemerintah tentu saja akan mengalami defisit keuangan negara dan akan mengalihkan alokasi belanja pembangunan negara untuk memenangkan perjuangan ini.

Pengusaha tentu saat ini akan merugi, tapi setidaknya masih memiliki laba ditahan dari tahun-tahun sebelumnya, terlebih bila usahanya di negeri tercinta, selama ini telah memberikan kemajuan signifikan bagi aset perusahaannya.

Kalangan menengah atas tentunya akan semakin merugi bila pertempuran ini berlangsung lama, karena segala bentuk portofolio, properti, investasi dan aset yang dimilikinya akan semakin menyusut bahkan kehilangan nilai, dan bila terjadi chaos maka emas serta mata uang negara manapun tidak akan memiliki arti.

Kita tentu saja yakin, bila pertempuran ini segera usai, maka pemerintah akan dapat kembali melanjutkan pembangunan negara serta kembali meningkatkan ekonomi bangsa, para pengusaha akan kembali mendulang laba berkat loyalitas karyawannya, serta kalangan menengah atas akan dapat mengamankan atau lindung nilai atas portofolio, properti, investasi dan aset yang dimilikinya.

Akhir kata, yang terutama adalah solidaritas global akan menjadi kemenangan tidak hanya terhadap virus korona, tetapi juga terhadap semua epidemi dan krisis di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun