PENDAHULUAN
      Pemuda merupakan generasi penerus bangsa, banyak harapan bangsa ditangan mereka. Keberadaan pemuda juga aset penting bagi kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang. Pemuda menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun yang merupakan periode penting usia  pertumbuhan dan perkembangan. Menurut hasil Susenas Tahun 2019, perkiraan jumlah pemuda sebesar 64,19 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk Indonesia (Agustina et al., 2019).
      Saat ini kita kehilangan peran pemuda dalam pertanian. Banyak di antara mereka beralih menjadi profesi yang lain. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya anggapan bahwa profesi petani sudah kuno, penghasilan yang rendah, derajat pribadi yang rendah dan lain sebagainya. Padahal sektor pertanian merupakan sektor bisnis yang menjanjikan. Bahkan, saat perekonomian dilanda pandemi COVID-19 sektor pertanian tetap eksis dan menjadi satu-satunya sektor yang mampu bertahan. Bahkan, permintaan saat pandemi melonjak tinggi. Adapun permintaannya mulai dari rempah-rempah, sayur-sayuran, beras dan lain sebagainya.
     Mengapa sektor pertanian mampu bertahan? Hal ini dikarenakan pangan merupakan kebutuhan yang bersifat mutlak. Setiap hari orang-orang selalu membutuhkan pangan guna untuk bertahan hidup. Pangan dalam hal ini merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitasnya. Namun, keberadaan pertanian tidak didukung penuh oleh pemerintah. Pemerintah lebih berfokus pada sektor industri dan pembangunan infrastruktur. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat subur. Peran pemuda kekinian menjadi salah satu harapan pertanian di masa yang akan datang. Pertanian Indonesia harus tetap ada hingga kapanpun demi ketahanan pangan dan kemaslahatan bersama.
PEMBAHASAN
      Pemuda saat ini cenderung ingin bekerja pada sektor yang kekinian dengan cara kerja yang tidak rumit. Sektor pertanian bagi orang awam merupakan sektor yang perlu ditinggalkan karena sudah kuno. Hal ini juga diperkuat oleh kebijakan pemerintah yang cenderung ingin menhapuskan pertanian. Padahal sektor pertanian merupakan sektor yang sangat menguntungkan bagi suatu negara. Disamping itu keadaan Indonesia juga sangat strategis mulai dari tanah yang subur, air yang cukup, musim yang mendukung dan lain sebagainya.
     Berdasarkan tabel "Persentase Pemuda Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama (tiga sektor), 2019 dari BPS", sektor pertanian hanya 18,43% dan lebih rendah dibandingkan sektor manufaktur dan jasa-jasa. Dengan jumlah persentase diperkotaan sebesar 4,76% dan pedesaan 36,78%. Hal ini sangat disayangkan, mengingat kekayaan sumber daya alam Indoneisa yang cukup besar. Bahkan persentase pertanian di perkotaan juga masih sedikit. Banyak cara untuk bertani dilahan sempit contohnya hidroponik. Hidroponiik merupakan sistem budidaya yang tidak menggunakan media tanah melainkan, menggunakan air yang telah diberi nutrisi.
    Hal lain yang menjadi alasan minat pemuda menurun pada sektor pertanian ialah kurangnya kesadaran untuk mencintai lingkungan hidup. Kesadaran generasi akan lingkungan juga akan hilang, mengapa demikian? Apakah anda masih ingat dengan kurikulum 2013? Ya, kurikulum yang tergesa-gesa dan dipaksakan. Salah satu hal yang sangat miris pada kurikulum 2013 ialah penghapusan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Keberadaan mata pelajaran ini sangat penting, bagaimana tidak pada pembelajaran PLH siswa dipupuk untuk manyayangi alam hingga berbuat kebaikan penyelamatan alam (Istiadi, n.d.). Selain itu, perlu diingat bahwa karakter manusia dibentuk selain oleh lingkungan keluarganya juga lingkungan sekolah. Keberadaan PLH mesti kembali hadir ditengah modernisasi teknologi demi menyelamatkan ekosistem bumi dan karakter manusia. Jika, semua sumber daya manusia sudah tidak peduli lagi oleh alam maka, alam akan diekploitasi habis-habisan dengan industri dan makhluk hidup akan punah. Terlebih sistem perkuliahan saat ini yang lebih mengedepankan pada teori saja dibandingkan praktik.
Pemuda kekinian harus hadir dalam mengatasi persoalan ini. Pemuda hari ini menentukan masa depan bangsa. Terlebih pemuda yang menggeluti bidang pertanian dalam hal ini mahasiswa jurusan agribisnis. Beberapa hal yang dapat kita lakukan seperti :
- Memberi contoh menghidupkan perkarang rumah dengan tanaman,
- Mengedukasi lingkungan sekitar,
- Mengadakan pelatihan urban farming bagi masyarakat,
- Membuka usaha pertanian yang modern,dan sebagainya.
Pemuda juga harus senantiasa terbuka pada ilmu-ilmu baru dan harus rajin membaca. Supaya sumber daya manusia di Indonesia makin unggul dan mampu bersaing. Selain itu pihak lain atau stakeholder terkait perlu meninjau kembali kebijakan demi kemaslahatan bersama dalam masa depan pertanian.
PENUTUP
      Pemuda merupakan generasi penerus bangsa, banyak harapan bangsa ditangan mereka. Keberadaan pemuda juga aset penting bagi kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang. Pemuda saat ini cenderung ingin bekerja pada sektor yang kekinian dengan cara kerja yang tidak rumit. Sektor pertanian bagi orang awam merupakan sektor yang perlu ditinggalkan karena sudah kuno. Persentase lapangan usaha sektor pertanian sangat kecil dibandingkan dengan sektor lainnya.
     Hal lain yang menjadi alasan minat pemuda menurun pada sektor pertanian ialah kurangnya kesadaran untuk mencintai lingkungan hidup. Penghapusan mata pelajaran lingkungan hidup pada kurikulum 2013 merupakan langkah yang salah. Disamping itu, kebijakan lain seperti pembaharuan undang-undang yang justru malah mengancam keberadaan pertanian. Pemerintah ataupun stakeholder terkait perlu meninjau kembali segala kebijakan yang telah ditetapkan.hal ini demi keberlangungan hidup bangsa Indonesia khususnya sektor pertanian.
     Pemuda saat ini harus terus berjuang menyelamatkan masa depan pertanian dengan menjadi pelopor pertanian yang modern, keren, serta mampu membuktikan bahwasannya sektor pertanian bukan bidang yang kuno. Sektor pertanian hanya perlu sentuhan pembaharuan baik dari segi teknologi, sumber daya manusia yang berkompeten hingga kebijakan yang mendukungnya. Masalah ini perlu dukungan serta semangat semua pihak, jika hanya satu pihak saja maka hal tersebut sia-sia. Namun, sebagai pemuda kita harus tetap optimis, tekun, dan yakin.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R., Rachmawati, Y., Silviliyana, M., Annisa, L., & Wilson, H. (2019). STATISTIK PEMUDA INDONESIA 2019. https://www.bps.go.id/publication/2019/12/20/8250138f59ccebff3fed326a/statistik-pemuda-indonesia-2019.html
Istiadi, Y. (n.d.). PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP TERLUPAKAN DALAM KURIKULUM. https://www.unpak.ac.id/pdf/PENDIDIKAN_LINGKUNGAN_HIDUP_TERLUPAKAN_DALAM_KURIKULUM.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H