Saya tidak mengenal mama guru Delfina. Tetapi saya adalah anak seorang bapak guru yg pensiun sebagai kepala sekolah. Saya bisa paham seperti apa menjadi guru dan kepala sekolah di kampung halaman. Guru dihargai dan diabaikan. Dihormati dan digombali. Mendapat tempat di depan namun sering ditusuk dari belakang. Saya mengenal mama guru Delfina karena ia seorang guru, seseorang yg menjadi tempat dan alasan untuk digugu dan ditiru.
Selamat jalan mama guru Delfina. Setahun lagi mama purna tugas. Namun, Tuhan membutuhkanmu lebih cepat di sana agar bisa mempersiapkan dan merayakan masa pensiunmu secara lebih meriah dalam pujian para kherubim dan serafim. Ini epilog saya.Â
Catatan akhir tetapi bukan terakhir. Karena dari sana pun mama guru senantiasa mengajar dan mencatat, membimbing dan mengarahkan generasi demi generasi. Banyak catatan yg dibuat untukmu mama guru oleh banyak orang. Mereka mencintaimu karena mama telah terlebih dahulu mencintai mereka. Di Ende, the life is end but it's not for ending life. It's just for a big longing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H