Dampak di Legitimasi Pemerintah
Tidak hanya di negara China itu sendiri, akan tetapi di luar negeri kebijkan ini mendapatkan banyak kritikan yang memengaruhi legitimasi pemerintah China. Banyak juga tantangan untuk implementasikan kebjikan baru untuk meningkatkan angka kelahiran. Karena adanya kebijkan ini banyak pasangan mudah yang tidak mau punya anak dan hanya mau punya satu anak saja.
Di tahun 2024, kebijakan yang berlaku di Tiongkok adalah kebijakan tiga anak. Pemerintah Tiongkok telah berupaya untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengatasi masalah demografi yang disebabkan oleh kebijakan satu anak sebelumnya. Namun, meskipun kebijakan tersebut telah dilonggarkan, banyak pasangan di Tiongkok masih enggan untuk memiliki lebih banyak anak karena faktor-faktor seperti biaya hidup yang tinggi dan tekanan karier.
Kesimpulannya adalah dampak kebijakan satu anak di Tiongkok adalah  Penurunan drastis angka fertilitas dari 2,63 kelahiran per wanita pada tahun 1980 menjadi 1,61 pada tahun 2009, Meningkatnya populasi lansia, menyebabkan masalah penuaan populasi, Ketidakseimbangan gender dengan lebih banyak pria karena preferensi budaya untuk anak laki-laki, Ukuran angkatan kerja menyusutkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok di masa depan, Populasi lansia meningkat, meningkatkan biaya untuk pensiun, kesehatan, dan perawatan sosial, Kebijakan tersebut mengubah konsep keluarga tradisional Tiongkok dan anak-anak tunggal menghadapi tekanan untuk merawat orang tua, Kebijakan tersebut telah dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia dan reproduksi dengan kasus aborsi paksa dan sterilisasi, Populasi Tiongkok menurun untuk pertama kalinya dalam 60 tahun dengan proyeksi setengahnya pada akhir abad ini, Tiongkok menghadapi tantangan ekonomi karena populasi yang menua dan menurun, Pemerintah telah menghapuskan kebijakan satu anak dan mengizinkan tiga anak, tetapi dampaknya belum signifikan.
Daftar Pustaka
Eri Dwi Cahyaningsih, Dr. Dafri Agussalim, M.A. (2018). "Kebijakan Satu Anak di China: Tujuan, Dampak, dan Kebijakan Penghapusannya." Tesis. Magister Ilmu Hubungan Internasional. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/158081.
Emir Yanwardhana (2021). "Resmi! China Izinkan Satu Keluarga Boleh Punya 3 Anak." Diakses Pada 16 November 2024. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210822184623-4-270302/resmi-china-izinkan-satu-keluarga-boleh-punya-3-anak.
Rizki Ridyasmara (2023). "Kebijakan Satu Anak Bikin Populasi Menyusut, Kini China Kebingungan Tambah Penduduk." Diakses pada 16 November 2024. https://www.tempo.co/internasional/kebijakan-satu-anak-bikin-populasi-menyusut-kini-china-kebingungan-tambah-penduduk-208835.
Yuan Yuan (2023). "Penurunan populasi Cina: Hasil dari kegagalan kebijakan keluarga berencana dan akan mempengaruhi dunia." Diakses pada 16 November 2024. https://theconversation.com/penurunan-populasi-cina-hasil-dari-kegagalan-kebijakan-keluarga-berencana-dan-akan-mempengaruhi-dunia-198236.
Adam Hayes (2024). "Apa Kebijakan Satu Anak di Tiongkok? Implikasi dan Pentingnya". Diakses pada 16 November 2024. https://www.investopedia.com/terms/o/one-child-policy.asp.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H