Mohon tunggu...
Ishmah Permata Sari
Ishmah Permata Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca buku novel, komik anime, menonton drama, dan lain-lain, Untuk konten favorit saya adalah konten tentang internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kebijakan Satu Anak di China

16 November 2024   14:02 Diperbarui: 16 November 2024   14:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak di Legitimasi Pemerintah

Tidak hanya di negara China itu sendiri, akan tetapi di luar negeri kebijkan ini mendapatkan banyak kritikan yang memengaruhi legitimasi pemerintah China. Banyak juga tantangan untuk implementasikan kebjikan baru untuk meningkatkan angka kelahiran. Karena adanya kebijkan ini banyak pasangan mudah yang tidak mau punya anak dan hanya mau punya satu anak saja.

Di tahun 2024, kebijakan yang berlaku di Tiongkok adalah kebijakan tiga anak. Pemerintah Tiongkok telah berupaya untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengatasi masalah demografi yang disebabkan oleh kebijakan satu anak sebelumnya. Namun, meskipun kebijakan tersebut telah dilonggarkan, banyak pasangan di Tiongkok masih enggan untuk memiliki lebih banyak anak karena faktor-faktor seperti biaya hidup yang tinggi dan tekanan karier.

Kesimpulannya adalah dampak kebijakan satu anak di Tiongkok adalah  Penurunan drastis angka fertilitas dari 2,63 kelahiran per wanita pada tahun 1980 menjadi 1,61 pada tahun 2009, Meningkatnya populasi lansia, menyebabkan masalah penuaan populasi, Ketidakseimbangan gender dengan lebih banyak pria karena preferensi budaya untuk anak laki-laki, Ukuran angkatan kerja menyusutkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok di masa depan, Populasi lansia meningkat, meningkatkan biaya untuk pensiun, kesehatan, dan perawatan sosial, Kebijakan tersebut mengubah konsep keluarga tradisional Tiongkok dan anak-anak tunggal menghadapi tekanan untuk merawat orang tua, Kebijakan tersebut telah dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia dan reproduksi dengan kasus aborsi paksa dan sterilisasi, Populasi Tiongkok menurun untuk pertama kalinya dalam 60 tahun dengan proyeksi setengahnya pada akhir abad ini, Tiongkok menghadapi tantangan ekonomi karena populasi yang menua dan menurun, Pemerintah telah menghapuskan kebijakan satu anak dan mengizinkan tiga anak, tetapi dampaknya belum signifikan.

Daftar Pustaka

Eri Dwi Cahyaningsih, Dr. Dafri Agussalim, M.A. (2018). "Kebijakan Satu Anak di China: Tujuan, Dampak, dan Kebijakan Penghapusannya." Tesis. Magister Ilmu Hubungan Internasional. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/158081.

Emir Yanwardhana (2021). "Resmi! China Izinkan Satu Keluarga Boleh Punya 3 Anak." Diakses Pada 16 November 2024. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210822184623-4-270302/resmi-china-izinkan-satu-keluarga-boleh-punya-3-anak.

Rizki Ridyasmara (2023). "Kebijakan Satu Anak Bikin Populasi Menyusut, Kini China Kebingungan Tambah Penduduk." Diakses pada 16 November 2024. https://www.tempo.co/internasional/kebijakan-satu-anak-bikin-populasi-menyusut-kini-china-kebingungan-tambah-penduduk-208835.

Yuan Yuan (2023). "Penurunan populasi Cina: Hasil dari kegagalan kebijakan keluarga berencana dan akan mempengaruhi dunia." Diakses pada 16 November 2024. https://theconversation.com/penurunan-populasi-cina-hasil-dari-kegagalan-kebijakan-keluarga-berencana-dan-akan-mempengaruhi-dunia-198236.

Adam Hayes (2024). "Apa Kebijakan Satu Anak di Tiongkok? Implikasi dan Pentingnya". Diakses pada 16 November 2024. https://www.investopedia.com/terms/o/one-child-policy.asp.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun