Pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala siswa dengan fakta dan angka, tapi juga membentuk karakter yang kuat. Pada era Kurikulum Merdeka, pembentukan karakter siswa di Sekolah Dasar (SD) menjadi fokus utama. Mari telaah bersama bagaimana aturan, pandangan ahli, dan tantangan di lapangan memberikan warna pada upaya ini.
Melalui Kurikulum Merdeka, saya menyaksikan bagaimana SD di sekitar saya menghidupkan semangat ini. Ingin saya bagikan beberapa pengalaman nyata dan konkreto yang menunjukkan upaya nyata dalam mengukir karakter siswa.
Â
Saya pernah menyaksikan sendiri bagaimana guru-guru di SD di lingkungan saya membawa kehidupan pada aturan Kurikulum Merdeka. Mereka tak hanya mengajar, tapi juga menjadi mentor yang peduli terhadap perkembangan karakter setiap siswa. Misalnya, dalam proyek kolaboratif, siswa-siswa diajak bekerja bersama dalam memecahkan masalah sehari-hari. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman akademis, tapi juga memupuk kerjasama dan kreativitas.
Menurut Kurikulum Merdeka, pembentukan karakter siswa di SD bukan sekadar opsional, tapi mendapat panggung utama. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan dasar hukum yang kuat untuk menyelaraskan pendidikan dengan pembentukan karakter. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya pengetahuan, tetapi juga kepribadian menjadi fokus esensial dalam pendidikan.
Pandangan para ahli juga menjadi panduan penting. Howard Gardner mengenalkan konsep multiple intelligences, yang menekankan pentingnya memahami bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang unik. Lawrence Kohlberg dan Jean Piaget membawa pemahaman tahapan perkembangan moral dan pengalaman langsung sebagai elemen krusial dalam pembentukan karakter siswa.
Namun, melihat ke sejumlah SD, kita menyadari ada tren penurunan moral dan karakter siswa. Data empiris menunjukkan peran besar orang tua dan pengajar dalam pembentukan karakter. Hal ini menciptakan panggung di mana tantangan nyata muncul, dan perlu adanya perubahan dalam pendekatan pendidikan untuk memperkuat karakter siswa.
Pengaruh Metode Pengajaran
Mengubah pendekatan pengajaran adalah langkah krusial. Metode pengajaran yang menciptakan pengalaman belajar positif dan mempromosikan nilai-nilai seperti kerjasama, kejujuran, dan tanggung jawab akan membantu membentuk karakter siswa secara alami. Guru memiliki peran sentral dalam menjadikan kelas bukan hanya tempat belajar, tapi juga ruang pembentukan karakter.
Melibatkan siswa secara aktif membawa dampak positif. Beberapa siswa di SD menciptakan proyek kolaboratif untuk membantu teman-teman yang kesulitan dalam pembelajaran. Inisiatif ini bukan hanya tentang pembelajaran akademis, tapi juga tentang kepedulian dan empati, nilai-nilai inti yang ditanamkan dari Kurikulum Merdeka
Aktivitas Ekstrakurikuler sebagai Wadah Pemupukan Karakter
Aktivitas ekstrakurikuler bukan sekadar hiburan. Mereka menyediakan wadah bagi siswa untuk mengembangkan karakter, membangun kepercayaan diri, dan belajar bekerja sama. Keterlibatan dalam kegiatan di luar mata pelajaran utama memberikan perspektif yang lebih luas dan membantu membentuk sikap positif.
Peran Siswa dan Guru dalam Proses Pembentukan Karakter