Mohon tunggu...
Isfi Muiz Machmud
Isfi Muiz Machmud Mohon Tunggu... Relawan - Volunteer

Aditya Karya Mahatva Yodha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kekerasan Pada Anak Dapat Menghambat Perkembangan SDM Berkualiatas

24 September 2024   16:06 Diperbarui: 24 September 2024   16:10 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
smp yayasan tunas bangsa cianjur /isfimuizmachmud

JAKARTA-24/9/2024

isfimuizmachmud

Anak adalah aset suatu negara. Mereka adalah bibit baru yang patut dijaga serta diberi asumsi gizi lebih agar kelak negara mendapatkan kualitas SDM yang unggul. Diberi asumsi gizi lebih disini dalam arti pemberian pendidikan yang layak dengan tujuan mencerdaskan pikiran namun tetap mengdepankan moralnya sebagai manusia yang berbudi luhur.Selain itu juga diperlukan sistem pemeliharaan anak yang berlandaskan cinta dan kasih sayang agar mereka mendapat jaminan perlindungan dari segala bentuk ancaman yang datang.

Pemberian pendidikan dan perlindungan keamanan pada anak dapat mendukung semakin berkembanganya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Tentu saja bila negara memiliki kualitas SDM yang unggul maka secara otomatis pertumbuhan negara itu sendiri akan berkembang secara pesat lantaran bangsanya banyak yang cerdas. Sehingga kesejahteraan pun dapat dirasakan sendiri oleh warga negaranya. 

Terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi dapat dimulai sejak dini yaitu dengan mendidik anak melalui pembekalan ilmu serta mengajarkan kepada mereka tentang pentingnya rasa cinta terhadap tanah air, menanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama,serta mengajarkan sikap beretika yang baik dalam hidup berbangsa dan bernegara. Dengan begitu maka negara akan lebih siap dalam menghadapi persaingan dunia.

kelas terbuka yayasan tunas bangsa cianjur /isfimuizmachmud
kelas terbuka yayasan tunas bangsa cianjur /isfimuizmachmud

Namun sayangnya,hingga saat ini masih terdapat banyak kasus penganiayaan atau kekerasan terhadap anak.Masih banyak terdapat orang tua yang salah dalam mendidik anak selama di rumah.Banyak dari kedua orang tua yang tidak bisa mengendalikan diri mereka selama mendidik anak-anaknya. Meskipun pemahaman tersebut baik bagi mereka namun pada kenyataannya berujung pada kekerasan fisik.Dan fatalnya,perbuatan itu terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus hingga membawa dampak buruk bagi anak itu sendiri. 

Banyak dari anak yang menderita kesakitan secara fisik maupun mental.Mereka tidak berani bersuara karena merasa takut dan terintimidasi oleh keluarganya sendiri. Bagi orang tua yang memiliki gangguan psikopat, tentu saja tidak akan merasa kasihan melihat anaknya menderita, justru yang ada adalah kepuasan diri karena bisa melampiaskan amarahnya berkali-kali.

Bentuk kekerasan yang umum dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya adalah dapat berupa penamparan, pemukulan, penyiraman air panas, serta bentuk kekerasan lain yang bisa membuat anak mengalami luka memar ataupun luka bakar pada fisiknya. Belum lagi luka yang tidak terlihat, yaitu batinnya terasa didzolimi sehingga menjadikannya sakit mental hingga tak jarang yang berujung pada gaangguan jiwa.

Kekerasan pada anak yang berlebihan juga akan membawa dampak buruk terhadap orang tua itu sendiri,salah satunya yang berbahaya adalah mereka akan semakin mati rasa, tidak memiliki belas kasih, yang pada akhirnya berkembang menjadi manusia yang brutal. Disamping itu mereka juga telaah turut serta dalam menumbuhkembangkan sikap radikalisme dalam negara.

Tentu saja melihat permasalahan tersebut, kita sebagai manusia yang berjiwa sosial tidak akan pernah tinggal diam. Masih terdapat banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya, demi melindungi anak-anak yang yang tidak bersalah serta menyelamatkan masa depan mereka dari segala bentuk kekerasan. Siapa lagi yang akan menyelamatkan masa depan bangsa dan negara Indonesia dari ambang kehancuran, kalau tidak kita sendiri. Kita tidak harus bergantung menunggu pemerintah bertindak terlebih dahulu. Sebagai manusia yang peduli akan perlindungan anak,kita bisa bekerjasama dengan lembaga kemasyarakatan atau mungkin komisi perlindungan anak untuk melakukan gerakan anti kekerasan pada anak.

dok. isfimuizmachmud
dok. isfimuizmachmud

Salah satu hal yang bisa kita lakukan di sini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada semua orang tua untuk menjaga dan merawat anaknya sebaik mungkin,yaitu dengan cara mengingatkannya secara terus menerus agar mendidik anak dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Karena pada dasarnya orang tua yang terlalu sibuk bekerja, terkadang lupa akan pemberian kasih sayang kepada anak mereka sendiri.

Apalagi selama di tempat kerja,mereka kerap mengalami setres karena beban pekerjaan. Sudah barang pasti akan lebih mudah melampiaskan kekesalan pada anaknya. Saat itulah sesungguhnya letak hilangnya naluri mereka sebagai orang tua, yang dimana seharusnya mendidik anak penuh kasih sayang namun harus berubah dengan serba kemarahan dan kebencian terhadap anak. Dan anak pun harus terpaksa menjadi korban kekerasan fisik, padahal anak tersebut tidak tahu menahu letak permasalahan yang dialami oleh kedua orang tuanya.

Selain itu kita juga bisa melindungi anak dengan memantau secara langsung pada anak itu sendiri ketika mereka sedang sekolah. Dalam hal ini menjadi tanggung jawab pihak sekolah.Ada baiknya si anak kita tanya bilamana terdapat hal aneh yang mencurigakan yang terdapat pada mereka. Mungkin anak akan takut dalam menjawab, namun hal tersebut harus tetap dilakukan demi mendapatkan sumber informasi yang jelas. 

Bila sudah didapatkan kepastian bahwa hal tersebut benar-benar suatu bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua mereka, maka selanjutnya tugas pihak sekolah adalah dengan memberikan surat peringatan kepada orang tua wali murid. Bila hal tersebut masih tetap saja tidak berpengaruh,maka ada baiknya pihak sekolah mendatangi rumah orang tua wali murid. Dengan begitu mereka akan merasa diingatkan bahwasanya tindakannya selama ini dalam mendidik anak sangatlah salah.

Lalu bagaimana dengan anak yang tidak bersekolah, lalu mereka juga mengalami nasib yang sama? Seburuk-buruknya keadaan suatu anak meski mereka tinggal di rumah kumuh atau perkampungan pelosok sekalipun, pasti di situ ada pihak RT maupun RW yang bisa memantau secara langsung. Maka ada baiknya dalam hal ini pihak pemerintah turut campur tangan secara langsung dengan memberikan instruksi kepada lembaga kemasyarakatan maupun aparat desa untuk memantau semua hal yang berkaitan dengan kekerasan terhadap anak. 

Hal ini perlu dilakukan segera, mengingat kondisi kekerasan terhadap anak dari tahun ke tahun semakin meningkat.Sebelum semuanya terlambat, maka tidak ada salahnya bila pencegahan diupayakan lebih awal demi mewujudkan kehidupan anak yang aman, nyaman, dan berasusila.

foto kemah keluarga - mandalawangi cibodas 
foto kemah keluarga - mandalawangi cibodas 

Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mencegah kekerasan pada anak yaitu dengan menggalakkan suatu gerakan anti kekerasan pada anak (Say No to Child Abuse). Mungkin kita bisa memulainya dengan yang paling sederhana yaitu berupa pembagian brosur yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk menggalakkan gerakan anti kekerasan. 

Brosur tersebut dapat dibagikan di tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, alun-alun, taman kota, mall, ataupun tempat umum yang lain. Dengan melakukan pembagian brosur, maka setidaknya kita telah berusaha mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk mendidik anaknya tanpa adanya tindakan kekerasan. Mereka sebagai orang tua akan kembali diingatkan betapa pentingnya mendidik anak dengan dilandasi kasing sayang.

Sesungguhnya masih terdapat banyak kasus asusila terhadap anak, selain berupa kekerasan juga terdapat penganiayaan, pencabulan, pemerkosaan, praktik prostitusi, dan kasus mempekerjakan anak dibawah usia. Sungguh sangat disayangkan bahwa hal tersebut masih begitu marak di negara ini. Kalau setiap anak tidak segera mendapatkan perlindungan, maka yang terjadi adalah tidak menutup kemungkinan masa depan negara ini pun akan hancur. 

Semakin banyak anak yang menjadi korban kekerasan, maka akan semakin sirna harapan mereka dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Alhasil negara ini akan semakin tenggelam karena sudah tidak ada anak muda yang berkepribadian cerdas. Padahal bila semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar mengenyam pendidikan serta mendapatkan perlindungan hukum, maka sudah bisa dipastikan bahwa akan semakin banyak bermunculan anak-anak muda yang cerdas dan berbakat di segala bidang, yang bisa dijadikan sebagai aset negara untuk menghadapi persaingan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun