Mohon tunggu...
L Faiz
L Faiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing but To Share

Bersemangat untuk Bermanfaat Meski Hanya dengan Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Stress dalam Kerja

28 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 28 Desember 2021   23:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Stress dalam pekerjaan sangat mengganggu bagi yang mengalaminya. Hal ini tak terlepas dari kekuatan yang memberi tekanan terhadap orang yang tertekan. Semua yang menjadi inti dari permasalahan besar datang dan menjadi sebuah stress kerja. Stress kerja memang bukan sesuatu yang diharapkan dari suatu pekerjaan. Oleh karena itu, seharusnya hal tersebut dihindari oleh banyak pekerja.

Stress

Menurut Morgan dan King (1986) yang dimaksud dengan stress ialah keadaan internal yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik terhadap tubuh (penyakit, latihan, suhu tubuh yang ekstrem) atau oleh situasi lingkungan atau sosial yang dinilai secara potensial berbahaya, membebani, tidak terkontrol atau melebihi sumber daya untuk coping. Situasi ini bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang di dalamnya terdapat seseorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constraints), atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya. Namun, suatu masalah terbesar dalam masyarakat, prosentase yanhg dinyatakan senilai 75% penyakit fisik berhubungan dengan stress, misalnya ialah penyakit jantung. Dalam stress sendiri, terdapat beberapa respon yang dapat dikategorikan menjadi

  • Respon Fisik /Biologis (pusing, mual, tidak nafsu makan, dll)
  • Respon Psikologis (cemas, depresi, hopelessness, mudah marah, rasa tidak mampu coping, dll)

Dalam stress juga mengenal yang namanya beberapa kekuatan. Kekuatan eksternal yang menyebabkan ketidaknyamanan atau respon emosional. Mengenai kekuatan eksternal dari stress ini, menyangkut lingkungan-lingkungan eksternal stress yang dikategorikan sebagai stresor (seperti masalah di tempat kerja), respon terhadap stresor sebagai stres atau distres (misalnya perasaan cemas, dsb) dan konsep stres sebagai sesuatu yang terkait dengan biokimia, fisiologis, perilaku dan perubahan psikologis. Hans Selye, MD. (1956) mengatakan,

Stress is the non-specific response of the body to any demand (Stress adalah respon tidak spesifik tubuh terhadap berbagai tuntutan).

Stress yang diakibatkan oleh pekerjaan yang berhasil dan penuh kreativitas serta mengasyikkan jelas lebih bermanfaat dibandingkan sebaliknya, yakni ketika stress karena kegagalan, penghinaan, dan penyakit. Hal tersebut tentu saja berakibat buruk baik bagi pribadi maupun hal yang bersankutan dengan pribadin tersebut.

Stress  Coping

Stress Coping merupakan salah satu upaya individu untuk menanggulangi situasi stress yang menekan pribadi tersebut akibat masalah yang dihadapinya. Beberapa cara dapat dilakukan dengan melakukan perubahan kogntif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri. Coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk toleran dan menerima situasi menekan serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman). Yang biasa dilakukan individu dalam coping:

  • Menyerang, melakukan perlawanan baik konstruktif / destruktif
  • Menarik diri, mengasingkan diri dari lingkungan & orang lain
  • Kompromi, konstruktif, bernegosiasi menyelesaikan permasalahan

Sumber Stress kerja

  • Lingkungan kerja yang buruk, panas, pengap, dan kotor
  • Overload (beban kerja berlebih secara kuantitatif dan kualitatif)
  • Deprivational stress (kondisi kerja yang tidak lagi menantang dan menarik bagi karyawan, kurang komunikasi sosial yang menyebabkan muncul keluhan kebosanan serta ketidak puasan)
  • Pekerjaan beresiko tinggi
  • Konflik peran, misalnya pada pekerja wanita mengenai peran yang tidak jelas
  • Pengembangan karir tidak jelas, tidak berbasis kinerja
  • Struktur organisasi

Dampak Stress Kerja

Menurut Cox (dalam Gibson, 1996), dampak dari stress kerja dibagi menjadi empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan, yaitu:

  • Pengaruh Psikologis --> kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, hingga harga diri yang rendah.
  • Pengaruh Perilaku --> penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit. Pada saat stress, juga terjadi peningkatan intensitas kecelakaan baik di rumah, tempat kerja atau jalan.
  • Pengaruh Kognitif --> ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman.
  • Pengaruh Fisiologis --> menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun